Pemkot Bekasi Gandeng IDAI dan Forkasi Maksimalkan Sosialisasi Bahaya Pernikahan Dini
BEKASI, DAKTACOM - Pernikahan usia muda (pernikahan dini) seringkali menjadi pemicu gangguan kesehatan. Melihat kenyataan tersebut, Dinas Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Bekasi terus melakukan sosialisasi dengan menggandeng stakeholder terkait.
Sosialisasi itu dilakukan melalui siaran Radio Dakta 107 FM, Senin (28/3). Hadir dalam sosialisasi tersebut diantaranya anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kota Bekasi dr Mas Wishnuwardhana Widjanarko SpA M.Si. Med dan pengurus Forum Anak Kota Bekasi (Foraksi) Sava Herman Ramadhani dan Ajeng Feni Fitriyani.
Anggota IDAI Kota Bekasi, dr Mas Wishnuwardhana Widjanarko SpA M.Si. Med mengatakan perkawinan anak memberikan dampak negatif tidak hanya pada kesehatan fisik ibu yang masih remaja tapi juga kesehatan mental seperti baby blues, depresi, ansietas, sulit bonding dengan bayinya, hingga berpikir bunuh diri atau menyakiti bayinya. Selain itu dampak jangka panjang kesehatan bayi yang dilahirkan, seperti berat lahir rendah, prematuritas, malnutrisi, stunting, gangguan perkembangan, pencapaian akademis rendah, serta berisiko mengalami kekerasan dan penelantaran.
“Masalah perkawinan anak bukanlah masalah di satu fase kehidupan tapi dapat berlanjut pada generasi selanjutnya. Hal ini tentunya menjadi tanggung jawab bersama untuk mencegahnya. Diperlukan kerjasama multisektor dan bila perkawinan anak terjadi, maka perlu intervensi dini yang komprehensif pada remaja hamil,” katanya.
Wishnu menjelaskan, banyak faktor yang mendasari terjadinya perkawinan anak antara lain, sudah telanjur hamil. Selain itu juga karena ada kekhawatiran orang tua karena melihat anaknya sudah berpacaran, sehingga segera dinikahkan.
“Seluruh elemen masyarakat harus terlibat untuk mencegah terjadinya perkawinan anak. Mulai dari keluarga, masyarakat ,dan pemerintah,” katanya.
Sementara itu, anggota Foraksi Sava Herman Ramadhani berpendapat guna mencegah pernikahan anak usia dini solusinya perlu dilakukan sosialisasi ke masyarakat melalui PATBM, tokoh agama baik secara langsung atau melalui media.
Harusnya memperkuat peran orang tua dalam pengasuhan anak dengan menerapkan nilai agama, nilai moral kedisiplinan dan keseimbangan pengasuhan orang tua antara ayah dan ibu, melakukan pendekatan kepada korban dan orang tua korban melalui instansi terkait," katanya.
Hal yang sama juga dikatakan Ajeng Feni Fitriyani yang mengatakan diperlukanmemberi pelajaran kepada anak agar dapat menyaring informasi negatif dari gadget dan memperkenalkan sex education kepada anak untuk mencegah masalah yang berkaitan.
"Parenting education kepada orang tua penting sebagai pembentukan dan pendidikan anak. Karena sebagai anak harus mentaati perkataan orang tua, bijak dalam memilih teman dan berusaha berorganisasi dilingkungan sekitar," tutupnya***
Reporter | : | Ardi Mahardika |
- Ulama Siap Jadi Jurkam Tri Adhianto pada Pemilu 27 November 2024
- Faisyal Hermawan Pastikan Tak Maju Cawalkot Bekasi, Tapi Usung Penuh Tri Adhianto
- Pilkada Kota Bekasi, Orange - Kuning Sudah Jalin Komunikasi
- Diajak Tri Adhianto Sahur Bersama, Mak Nisah Nangis Terharu
- RS Paramedika Resmi Beroperasi, Komitmen Melayani Kesehatan Masyarakat
- WOM Finance Resmikan Kantor Cabang Bekasi 5 - Harapan Indah
- Kekurangan Ribuan Surat Suara di Mustikajaya, Heri Koswara: KPU Kota Bekasi Dipertanyakan Profesionalitasnya
- Presiden PKS Serahkan Rekomendasi Calon Wali Kota Bekasi ke Heri Koswara
- WOM Finance Resmikan Kantor Cabang Bekasi 4 Jatiasih
- Berapi-api, Sambutan Herkos Bakar Semangat Peserta Kampanye di Bekasi Timur
- Ratusan Warga Kota Bekasi Akui Terbantu Program Sembako Murah TKRPP, Doakan Ganjar-Mahfud Presiden 2024
- BPBD Kota Bekasi Siap Hadapi Bencana Hidro Metrologi.
- Mantan Kadis LH Kota Bekasi Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Ekskavator dan Buldoser
- Kodim 0507/Bekasi Ajak Ratusan Anak Yatim Bermain Salju di Mall
- Pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK) yang menyalahi aturan
0 Comments