Booster 89 Persen Ampuh Cegah Rawat Inap akibat Omicron, Ini Penjelasan Ahli
JAKARTA, DAKTA.COM : Meningkatnya kasus Covid-19 akibat varian Omicron membuat banyak negara di dunia, termasuk Indonesia, mulai melakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster.
Pasalnya, efektivitas dua dosis vaksin Covid-19 mulai menurun seiring berjalannya waktu. Kepala Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wien Kusharyoto menjelaskan, pemberian vaksin booster dapat menurunkan risiko rawat inap akibat infeksi varian Omicron hingga 89 persen di berbagai negara, seperti Inggris, Israel, dan Amerika Serikat.
"Booster sangat diperlukan untuk mencegah membebani pelayanan kesehatan di Indonesia terutama yang terkait dengan perawatan di rumah sakit," papar Wien dalam webinar, Rabu (26/1/2022).
Lebih lanjut, dia berkata bahwa dua dosis vaksin Pfizer-BioNtech setelah enam bulan juga dilaporkan mengalami penurunan dari segi perlindungan hingga tersisa dua persen saja. Namun, setelah seseorang diberikan vaksin dosis ketiga, efektivitas vaksin naik kembali mencapai 63 persen.
"Ketika di-booster, peningkatannya cukup signifikan. Artinya, efektivitas booster kemudian mampu memberikan perlindungan sekitar 63 persen. Efektivitasnya sekarang kira-kira sebesar 63 persen," papar Wien sambil menjelaskan efektivitas vaksin booster.
"Efektivitas vaksin Pfizer dan Moderna dosis kedua menurun terhadap Omicron, tetapi setelah diberikan booster efikasinya naik 60 sampai 70 persen," sambungnya.
Vaksin booster, katanya, akan kehilangan kemampuan untuk melindungi terhadap virus corona setelah dua bulan, tetapi penurunnya lebih lambat dibandingkan setelah pemberian vaksin dosis kedua.
Kendati demikian, dia menyampaikan bahwa vaksin booster masih mampu mencegah pasien Omicron dirawat di rumah sakit atau terdampak parah
"Studi menyebut varian Omicron lebih mudah menular, tapi keparahan infeksinya lebih rendah," kata Wien.
Di sisi lain, dia juga menyebutkan bahwa varian Omicron sangat berisiko menyebabkan penyakit yang parah pada orang yang belum divaksinasi.
"Ketika seseorang sudah divaksinasi maka kemungkinan harus dirawat di rumah jauh lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang belum divaksinasi," ujarnya.
Wien mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada di tengah lonjakan Omicron, terlebih bagi mereka yang belum divaksinasi atau belum pernah terinfeksi sebelumnya. Oleh karena itu, menurutnya, dibutuhkan tindakan pencegahan dengan disiplin protokol kesehatan.
"Kita sekarang lebih siap karena kita memiliki cukup imunitas, saat ini kita juga memiliki obat yang cukup efektif, terapi antibodi monoklonal, tes PCR yang lebih cepat untuk mendeteksi kasus baru, serta memiliki informasi yang dapat diandalkan tentang cara penularan virus," pungkas Wien.
Sumber | : | KOMPAS |
- Bekasi Bebas Nyeri, Simak Tips Unggulan dari Pain Clinic Siloam Hospitals Bekasi Timur
- Mitra Keluarga Bekasi Timur, Tingkatkan Pusat Layanan Onkologi Terlengkap
- JIP: 13,4 Persen ODHA Mendapat Stigma Dari Orang Lain
- Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran
- Tak Banyak yang Tahu, Puasa Ternyata Juga Bawa Manfaat Untuk Penderita Stroke
- Peringati Hari Ginjal Sedunia, Eka Hospital Bekasi Kenalkan Layanan Hemodialisa
- Solusi Komprehensif Perkembangan Anak, Eka Hospital Bekasi Hadirkan Klinik Child Development Center
- Mengenal Pengobatan Melalui ECIRS, Pada Kasus Batu Ginjal Kompleks
- Netty Prasetiyani : Cegah Stunting dan Bangun Keluarga Berkualitas agar Indonesia Kuat
- Kolaborasi Apik BPJS Kesehatan, Wujudkan Transformasi Mutu Layanan JKN
- SGM Eksplor Hadirkan Festival Anak Generasi Maju di Kota Bekasi
- BPJS Kesehatan Luncurkan Loket Pelayanan Informasi dan Portal Quick Response
- PT. Andalan Furnindo Gelar Penyuluhan Stunting di Desa Segara Makmur, Tarumajaya
- Akselerasi Percepatan Viral Load dalam Penanganan HIV
- Peduli Diabetes, RS Siloam Sentosa Bekasi Timur Gelar Senam Hingga Seminar Kesehatan
0 Comments