Komisi IV DPR Duga RI Kebobolan PMK Karena Harga Sapi Murah India
DAKTA.COM - Anggota Komisi IV DPR RI fraksi PKS Slamet menduga Indonesia kebobolan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak karena alasan ekonomi. Khususnya, sapi dengan harga murah.
Menurutnya, pemerintah lebih memilih mengimpor hewan ternak khususnya sapi dengan harga yang murah. Naasnya, hewan ternak yang lebih murah itu berasal dari negara yang daerahnya terjangkit PMK.
"Pemerintah lebih mengedepankan pada ekonomi. Artinya, kalau pelaku usaha sudah menolak impor dari negara-negara yang tidak bebas PMK," ujarnya dalam TwitterSpace Fraksi PKS DPR RI, Senin (13/6).
Slamet mengatakan Indonesia terindikasi bobol PMK karena membeli sapi yang lebih murah dari India.
"Sehingga berbicara tentang ekonomi tadi, dari India murah, walaupun saya belum berani mengatakan bahwa ini pasti dari situ karena pemerintah belum declare (deklarasi)," imbuh Slamet.
Ia juga mengingatkan pemerintah untuk mengatasi permasalahan PMK dengan serius. Sebab, wabah yang menyerang hewan ternak itu bisa berdampak pada kualitas daging dan susu.
Jika itu terus berlanjut, maka masyarakat dan petani yang akan dirugikan. "Ini perlu mendapat keseriusan dari pemerintah. Makanya, tadi saya sampaikan bahwa kita harus serius," tutur dia.
Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat wabah (PMK sudah menyebar ke 180 kabupaten di 18 Provinsi hingga hari ini.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri menjelaskan dari penyebaran wabah PMK ini sudah ada ratusan ekor sapi yang mati. "Jumlah hewan mati 695 ekor," terang dia.
Sementara itu, jumlah hewan yang sakit atau terinfeksi PMK terdata sebanyak 150.630 ekor. Lalu, hewan ternak yang sudah sembuh dari PMK sebanyak 39.887 ekor, serta yang masuk dalam kategori potong bersyarat sebanyak 893 ekor.
"Ini berdasarkan aplikasi siagapmk.idyang bersumber dari sistem informasi kesehatan hewan nasional atau Isikhnas yang dilengkapi laporan dari pemerintah daerah terkait dengan perkembangan PMK di Indonesia," jelas Kuntoro.
Lihat Juga :
Kementan Pastikan Pasokan Hewan Kurban Aman Jelang Iduladha
Terkait dengan penyebaran PMK yang makin meluas ini disebutkan Kementan telah melakukan berbagai kebijakan dan aturan untuk mengendalikannya. Pertama, Kementan membentuk gugus tugas penanganan PMK di level pusat dan daerah.
Kedua, kementan juga mengatur lalu lintas hewan terutama yang masuk dari daerah sudah terinfeksi PMK. Ketiga, Kementan juga melibatkan pemerintah daerah serta pihak kepolisian dan TNI untuk penanganan wabah PMK ini.
Keempat, pemerintah juga telah mengeluarkan prosedur pelaksanaan kurban dan pemotongan hewan dalam situasi wabah PMK. "Kami juga memberikan peringatan kewaspadaan," tegas dia.
Setidaknya, Kementan sudah menetapkan tiga rencana aksi penanganan PMK baik untuk jangka pendek maupun panjang. Ketiganya adalah SOS (darurat), temporary (sementara) dan permanen.
"Sementara langkah konkret yang sedang dan akan dilakukan meliputi pembentukan posko gugus tugas dan krisis center nasional hingga level provinsi dan kabupaten serta kota," tandasnya.
Sumber | : | CNN INDONESIA |
- Pangan Sehat dan Terjangkau, Memang Bisa?
- Serangan Iran ke Israel Bisa Akibatkan Inflasi di Indonesia
- Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri
- Lebih Hemat, Water Kingdom Mekarsari Tawarkan Tiket Presale bagi Pengunjung
- 15 Tahun Berkiprah di Bidang Jasa Konstruksi, ASLI IPO di Awal 2024
- Gas Terus, Penerimaan PAD Kota Bekasi Tembus 87 Persen
- Hapimart Buka Cabang Baru di Grand Mal Bekasi
- Lippo Cikarang Cosmopolis Tawarkan Diskon Besar, Rumah Tapak Hanya Rp289 Juta
- Pentingnya Strategi Pelonggaran Ekspor Nikel Mentah Secara Bertahap
- Pentingnya Wujudkan Sistem Pertanian Pangan Berkelanjutan di Indonesia
- Summarecon Expo 2023 Hadirkan Produk Properti Unggulan
- Viola Residence Jadi Senjata Andalan Summarecon Crown Gading
- Launching Crystal Boulevard Signature Commercial Summarecon Bekasi Berjalan Sukses
- Crystal Boulevard Signature Commercial, Kawasan Terdepan di Summarecon Bekasi
- Komitmen Gelar Program SIAP SEHAT, KB Bukopin Bekasi Peduli Kesehatan Nasabah Pensiunan
0 Comments