Senin, 02/12/2019 15:40 WIB
Keuangan Keluarga Stabil Berkat Program JKN-KIS
BEKASI, DAKTA.COM - Akbar Saputra (21), adalah seorang mahasiswa yang beberapa tahun belakangan ini memiliki jadwal mengantarkan ibunya untuk cuci darah di rumah sakit setiap dua minggu sekali. Hampir 3 tahun pula ia menggunakan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) untuk pengobatan ibunya.
Dalam menjalankan pengobatan Ibunya, Fariz mengakui bahwa Program JKN-KIS yang diluncurkan pemerintah pada tahun 2014 lalu sangat membantu dalam meringankan beban finansial keluarganya.
Sebelum menggunakan JKN-KIS, ibunya sebagai pasien umum dan biaya pengobatan sangat mahal. Fariz menyampaikan bahwa dalam satu kali cuci darah bisa menghabiskan 900 ribu hingga Rp1,2 juta. Sedangkan obat Ibunya juga sangat mahal mencapai lebih dari 1 juta untuk satu minggu pemakaian.
“Kalau ditotal saat menjadi pasien umum, seminggu itu bapak saya bisa ngeluarin uang lebih dari Rp3 juta buat biaya berobat Ibu. Makanya bersyukur banget ada JKN-KIS ini sehingga keuangan keluarga tidak terganggu, Ibu tetap mendapatkan pelayanan yang maksimal pula,” tuturnya.
Menurut Fariz Program JKN-KIS memang sudah sangat baik namun untuk program yang melayani seluruh masyarakat Indonesia tentu masih ada bagian-bagian yang perlu diperbaiki. Misalnya, waktu tunggu dokter untuk pelayanan pasien JKN-KIS masih terbilang cukup lama.
“Kalau ngeluarin uang ya paling untuk biaya periksa ke dokter umum saja, soalnya kan Ibu udah pakai kursi roda ke mana-mana. Makanya sudah enggak kuat kalau harus nunggu, tapi di luar itu semua program ini sangat luar biasa manfaatnya,” tambahnya.
Kendati demikian, menurut Fariz tidak ada perbedaan perlakuan yang diberikan oleh faskes kepada pasien JKN-KIS dengan pasien umum. Fariz merasa perlakuan petugas kepada Ibunya sangat baik dan mengayomi. Ia juga melihat bahwa petugas sangat informatif dalam memberikan informasi kepada pasien-pasien yang kebingungan.
Fariz dan keluarganya terdaftar sebagai peserta PBPU JKN-KIS Kelas 1. Ia sangat berharap program ini dapat terus berlanjut. Namun ia menyayangkan masyarakat yang kini cenderung memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam kondisi yang kurang dibutuhkan.
“Saat di fasilitas kesehatan saya melihat ada beberapa peserta BPJS Kesehatan yang sebenarnya sakitnya bisa ditangani di klinik namun tetap meminta rujukan, padahal menurut saya klinik atau puskesmas saat ini sudah cukup baik. Lagipula apabila semua ke rumah sakit, antrean di rumah sakit bisa lebih panjang lagi,” tutupnya. (Adv)
Reporter | : |
- Semarak Ramadhan 1445 H, Radio Dakta Bagikan 300 Bingkisan
- IPB UNIVERSITY DORONG ARM HA-IPB BERKONTRIBUSI UNTUK PROGRAM MBKM
- Promo JSM Alfamidi 8 - 11 Februari 2024
- Promo JSM Alfamidi 25 - 28 Januari 2024
- Promo JSM Alfamidi 12 -14 Januari 2024
- RILIS AILA INDONESIA TERKAIT PERILAKU LGBT DI LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
- PROMO ALFAMIDI
- PPP Gelar Pelatihan Saksi
- Timezone SMB Hadirkan Social Bowling Pertama di Bekasi
- Pasar Senggol SMB, Jelajahi Cita Rasa Kuliner Asia
- PROMO ALFAMIDI SEPTEMBER 2023
- PROMO ALFAMIDI AGUSTUS 2023
- Kiat Membentuk Tim Sukses Menyusui Untuk Ibu Bekerja
- Asasta, Hunian Konsep Courtyard Rp 900 Juta Podomoro Park Bandung
- PROMO ALFAMIDI JULI 2023
0 Comments