#Apa Kata Netizen Eps 32
Toleransi atau Menggadaikan Aqidah?
BEKASI, DAKTA.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengimbau umat Islam dan para pejabat untuk tidak mengucapkan salam pembuka agama lain dalam forum resmi. Kebiasaan itu dianggap perbuatan bid'ah yang dapat merusak kemurnian agama Islam. Imbauan MUI Jawa Timur yang ditandatangani Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur, KH. Abdusshomad Buchori ini memuat delapan butir tausiyah atau pokok pikiran MUI Jawa Timur.
Salah satunya menyerukan umat Islam dan para pejabat muslim cukup mengucapkan salam pembuka khas dalam Islam yakni kalimat "Assalaamu'alaikum. Wr. Wb." tanpa mengucapkan salam pembuka dalam agama lain.
Lalu bagaimana tanggapan masyarakat mengenai imbauan MUI Jawa Timur ini? pendengar Dakta Zaki mengatakan, pejabat muslim alangkah baiknya toleransi tidak perlu menggadaikan aqidahnya. Sementara itu Lina, mengatakan boleh saja mengucapkan beragam salam jika acara tersebut untuk umum yang banyak yang bukan non muslim.
Netizen, Kontroversi pengucapan salam ini ternyata mengundang banyak komentar Netizen. Ada yang mendukung, ada yang mengatakan terlalu berlebihan, cari sensasi dan sebagainya. Akun Fan page facebook @siaran radio dakta dipenuhi opini dari netizen. Pemilik akun facebook @Nur Baiti mengatakan, Alhamdulillah ada yang sadar dari pihak MUI jawa Timur, mudah-mudahan semua MUI sepakat dan untuk Para Pejabat semoga bisa melaksanakannya dan tetap istiqomah. Komentar lainnya dari @Rolando Gideon Soleyman Kalo kata saya ini telalu dramatisir, wong dari dulu sampai sekarang salam kesatuan ya seperti itu. Larangan ini dan itu hanya membatasi cara berpikir utk MAJU.
Komentar Netizen Facebook Eps 33
Melalui instagram @radiodakta ramai memberikan komentar diantaranya pemilik akun @Ratna Nurul Aina yang mengatakan, Bagiku agamaku, bagimu agamamu. Saya lebih setuju mengucapkan salam sesuai dengan waktu saja seperti (slmt pagi, slmt siang ato slmt malam). Pendapat lainnya dari @m.ilyas0528 Betul banget itu..Pak Suharto almarhum saja tidak pernah mengucapkan salam yang bermacam-macam. Cukup Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh..Dimana pun kepada siapapun..dia menyadari bahwa dia adalah seorang muslim
Komentar Netizen IG @radio dakta Eps 33
Warga harapan Indah bekasi Yusi mengaku setuju dengan imbauan yang disampaikan MUI Jawa timur. Menurutnya cukup satu salam saja “Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh” karena mayoritas penduduk Indonesia mayoritas umat muslim.
Sedangkan farid mengatakan, tidak perlu dilarang salam dengan beragam agama karena merupakan hak asasi manusia. “Ya kalau gak mau repot, ucapkan saja salam dengan selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan sebagainya” ujarnya.
Netizen, dalam imbauan tersebut, MUI Jatim juga menyatakan meski Islam memiliki tradisi yang menjunjung tinggi prinsip toleransi, namun penerapannya perlu dibatasi untuk menjaga kemurnian ajaran agama Islam.
Sementara itu, Sekjen MUI Pusat, KH Anwar Abbas menyangkal tudingan imbauan ini berpotensi mencederai praktek toleransi antar umat beragama di tanah air selama ini. Menurutnya sikap ini sesuai dengan Alquran dan Sunnah serta UUD 45 pasal 29 ayat dimana negara menjamin setiap warganya untuk menjalankan ibadah sesuai agama dan keyakinannya masing-masing.
Sebagai jalan tengah, KH Anwar Abbas menyarankan pejabat menggunakan salam pembuka yang lebih netral. Anwar abbas mengatakan, Lebih baik ucapkan Salam sejahtera untuk kita semua, itu salam yang lebih netral tidak memasuki wilayah teologi.
Apa pesan masyarakat kepada para pejabat pemerintah terkait kontroversi pengucapan salam ini, edy mengatakan imbauan ini sudah tepat, karena MUI adalah garda terdepan umat dalam menjaga aqidah, menjaga keyakinan umat muslim. Menurutnya MUI jawa Timur sudah menjalankan tugasnya dengan benar. Agar umat yakin dengan apa yang sudah dilakukannya saat ini, dengan memegang teguh prinsip untuk tidak mengikuti kegiatan yang melanggar Aqidah.
Bagaimana menurut anda?Setujukah dengan imbauan Majelis Ulama Indonesia Jawa Timur?
Nantikan episode Apa kata Netizen berikutnya...
Editor | : | |
Sumber | : | Radio Dakta |
- Selamatkan WNI di Wuhan China
- Natuna Jadi Rebutan
- Banjir DKI Jakarta : Naturalisasi VS Normalisasi
- Ramai Ular Kobra, Warga Panik
- Lanjutkan Kartu Sehat Pak Wali
- Rezim Islamophobia (PAUD dicurigai)
- Penista Agama Penjarakan Segera
- Netizen Tolak Mentah-mentah Penerapan ERP di Kalimalang
- Radikalisme Bukan soal Pakaian, Tapi Cara Pikir
- Tahun 2020, Bahagia atau kecewa?
- Netizen: Bekasi-ku Kok Makin Ngeri?!
- Kisah Pilihan Rakyat, Kamu Wakilnya Siapa?
- Kisruh Si Pasal Karet (Pelindung Presiden) di RKUHP
- Daging Impor Diperkenankan Tak Halal di Negeri Mayoritas Muslim?
- Sekelumit Kisah KPAI vs PB Djarum
0 Comments