Nasional /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 30/10/2018 10:53 WIB

Jenazah Teridentifikasi Langsung Diserahkan kepada Keluarga

Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto
Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto

JAKARTA, DAKTA.COM - Kepala Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto yang juga bagian tim Investigasi Korban Bencana (DVI) Polri Kombes (Pol) Dr. Musyafak mengatakan, jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 akan langsung diserahkan kepada keluarga jika sudah dikenali.

"Apabila data postmortem dan antemortem cocok, akan ada penyerahan jenazah kepada keluarga. Kami akan mengatur semuanya, termasuk ambulans," ujar Musyafak di Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto, Jakarta, Senin (29/10) malam.

Dia melanjutkan, baik pemeriksaan data korban sebelum meninggal (antemortem) dan setelahnya (postmortem) dilakukan oleh para ahli dengan bantuan keterangan dari pihak keluarga korban.


Sementara terkait kondisi jenazah sampai Senin malam, Kepala Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto, Kombes Pol. Edi Purnomo menyebut semua jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 tiba di RS Polri dalam kondisi tidak utuh.

Sebagai informasi, sampai Senin (30/10), pukul 23.30 WIB, ada 24 kantong jenazah berisi korban jatuhnya Lion Air sampai di RS Polri.

"Sementara tidak ada yang utuh," ujar Edi.

Menurut dia, kondisi fisik korban pun tidak memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan sidik jari oleh tim Sistem Identifikasi Sidik Jari Otomatis Indonesia (Inafis).

"Kalau memang kondisinya sulit diidentifikasi, nantinya dilakukan pemeriksaan DNA," tutur EdI.

Namun, untuk semakin mengenali korban, pemeriksaan rinci akan dilakukan mulai Selasa (30/10) pagi. Polri pun berharap ciri-ciri melekat korban seperti jenis kelamin, apakah dewasa atau anak-anak, jenis rambut, dan tanda-tanda khusus seperti tato atau bekas luka dapat ditemukan.

Hal itu agar pencocokan data korban sebelum meninggal (antemortem) dan sesudah (postmortem) lebih mudah dilakukan.

"Mudah-mudahan ada temuan yang bisa digunakan untuk identifikasi. Nanti ada 14 tim yang memeriksa korban, dengan satu timnya terdiri dari lima hingga enam dokter," kata Edi. **

Editor :
Sumber : Antara
- Dilihat 744 Kali
Berita Terkait

0 Comments