Kamis, 11/01/2018 06:00 WIB
Kondisi SDN Sinarjaya 02 Memprihatinkan
CIKARANG_DAKTACOM: Kondisi Sekolah Dasar Negeri Sinarjaya 02 Kecamatan Serangbaru Kabupaten Bekasi, jauh dari kata layak. Untuk menampung siswa dari enam kelas, sekolah hanya memiliki tiga ruangan. Alhasil, satu ruangan dibagi dua dengan menggunakan gordin sebagai pemisah.
Ironisnya, kondisi tersebut sudah berlangsung hingga delapan tahun. Berbagai pengajuan permohonan pembangunan telah diajukan, namun tidak pernah ada jawaban.
“Sejak 2009, pas tiga ruang kelas diambil oleh ahli waris, ruangan terpaksa dipisah sampai sekarang. Pengajuan agar dirombak terus diajukan tapi tetap saja seperti ini,” kata Sri Murniasih, Rabu (10/1/).
Dia merupakan salah seorang guru senior di SDN Sinarjaya 02. Sejak 2001, dia telah mengajar di sekolah tersebut.
SDN Sinarjaya 02 berdiri di atas lahan yang luasnya sekitar 400 meter persegi. Bangunan sekolah berbentuk huruf L dengan empat ruangan, ditambah toilet sempit yang berdampingan dengan gudang.
Dari empat ruangan tersebut, satu ruangan digunakan para guru yang digabung dengan ruang kepala sekolah, sekaligus tata usaha. Sedangkan, tiga ruangan sisanya dipakai belajar siswa dari enam kelas. Satu ruangan digunakan oleh dua kelas secara bersamaan.
Dikatakan Sri, SDN Sinarjaya 02 dipugar pada 2001. Ketika itu, ruang kelas terbilang mencukupi. Satu kelas mengisi satu ruangan. Namun, pada 2009 tiga ruangan terpaksa tidak lagi bisa digunakan karena digugat ahli waris.
“Jadi awalnya tiga ruangan itu, yang berada sedikit ke belakang, dulunya tanah wakaf buat sekolah. Kemudian ada yang gugat dari ahli waris tanah. Sejak itu ruangan yang tersisa cuma yang ada sekarang,” kata guru yang mengajar kelas VI ini.
Guru yang juga alumnus SDN Sinarjaya 02, Ekawati mengaku kondisi sekolah sebenarnya tidak memungkinkan. Namun, demi memenuhi kebutuhan pendidikan siswa, kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan. Berbagai trik dilakukan agar pelajaran bisa terserap oleh siswa meski belajarnya bersamaan dengan kakak atau adik kelasnya.
“Cara kami guru bergantian. Jadi yang satu menerangkan, guru yang satu lagi menulis dulu di bor. Tapi memang kadang sulit juga. Misalnya saya mengkondisikan anak-anak biar tidak ribut, kelas sebelah yang ribut. Saya, guru-guru yang lain sama anak-anak jelas ingin ada perbaikan. Minimal, satu ruangan satu kelas, begitu saja dulu,” kata guru kelas IV ini.
Reporter | : | Ardi Mahardika |
Editor | : |
- Sukses Penyelenggaraan Sebagai Tuan Rumah, Kabupaten Bekasi Raih Juara Umum MTQ Jabar
- Kuartal I/2024, PT Lippo Cikarang Tbk Capai Target 23 Persen
- Anak Yatim dan Warga Sekitar Telah Mendapat Zakat Idul Fitri dari FajarPaper
- Bey Triadi Puji Kesiapan Kabupaten Bekasi Menjadi Tuan Rumah MTQ Tingkat Jabar
- Pj Bupati Bekasi: MTQ Jabar Bisa Berdampak pada Ekonomi Daerah
- Dukung Program Kampung Iklim, FajarPaper Bagikan Tempat Sampah di 10 Desa
- Daftar Penjaringan Bacabup Bekasi, Ade Kunang: Warga Pribumi Harus Diberikan Hak-haknya
- DPC PKB Kabupaten Bekasi Tiru Slepet Imin Untuk Jaring Aspirasi Pemilih di Pilkada
- PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) Laporkan Pra Penjualan Rp1.301 Miliar di Tahun 2023
- Ketum ASPHRI Tekankan Pentingnya Pembayaran THR oleh Perusahaan
- Tiga Partai Besar Tunggu Keputusan, Kinerja Gakkumdu Kabupaten Bekasi Dipertaruhkan
- Bawaslu Putuskan PPK Cikarang Barat Bersalah Saat Lakukan Pleno
- Pemkab Bekasi Rotasi-Mutasi Sebanyak 153 ASN Eselon III dan IV
- FajarPaper Gelar Donor Darah Untuk Jaga Ketersediaan Stok Darah Selama Ramadhan
- Merek Produk Alat Rumah Tangga Inovatif BOLDe, Buka Store di AEON Deltamas
0 Comments