Bekasi / Kabupaten /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 11/07/2017 08:15 WIB

SMAN 3 Tambun Selatan Dituding Lakukan Kecurangan dalam PPDB

Orangtua murid yang sedang minta penjelasan ke SMA 3 Tambun Selatan
Orangtua murid yang sedang minta penjelasan ke SMA 3 Tambun Selatan
CIKARANG_DAKTACOM: Puluhan orang tua murid calon SMAN 3 Tambun Selatan kesal dengan pihak sekolah karena diduga ada kecurangan dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online.
 
Pasalnya, puluhan murid yang hari sebelumnya namanya sudah lolos dan terdaftar lulus seleksi, Senin (10/7) pagi kemarin namanya hilang.
 
“Nama anak saya ada kemarin, sekarang (Pagi) sudah ngga ada. Dan banyak nama anak-anak baru yang masuk,” kata Salmi, satu orangtua murid.
 
Hilangnya puluhan nama murid yang lolos seleksi bukan karena kecilnya nilai pada peserta, melainkan diduga ada kecurangan pada pihak sekolah sendiri. Karena puluhan murid yang namanya hilang memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada murid yang namanya masih tercantum lolos.
 
“Anak saya nilai nya 284,50, dan sudah lolos kemaren sama yang lainnya ini, sekarang tiba-tiba saya lihat sudah ngga ada. Sedangkan anak yang nilai nya cuma 250 saja masih ada. Masa nama anak saya malah ilang, malah banyak
yang nilainya dibawah anak saya tapi masih masuk,” kesalnya.
 
Lalu, puluhan orang tua murid mendatangi Binmaspol untuk meminta pendampingan agar bisa bertemu pihak panitia dan kepala  SMAN 3 sendiri untuk meminta penjelasan. “Ayo kita bareng-bareng ke sekolah,” kata Larno, anggota Binmaspol Desa Mangunjaya.
 
Sementara itu, setelah para orang tua murid dan juga Binmaspol mendatangi SMAN 3 Tambun, ternyata pihak panitia dan juga kepala sekolah tak ada yang memberikan penjelasan pasti. Beberapa guru hanya mengatakan bahwa itu keputusan provinsi yang mengatur lolos atau tidak. “Kepala sekolah lagi ngga ada,”  kata satu penjaga sekolah.
 
Para orang tua murid pun mengancam akan melakukan aksi jika dalam waktu dekat anak-anak mereka tetap tidak bisa masuk di SMAN 3 Tambun, karena mereka (orangtua) sadar bahwa nilai anak-anak mereka lebih tinggi dari pada murid yang masih bertahan.
 
“Kalau memang dalam waktu dekat anak-anak kita nggak bisa masuk tetep, kita akan buat laporan kepolisian terkait dugaan kecurangan pihak panitia sekolah. Karena kalau sistem gugur itu karena nilai anak nya mungkin lebih kecil dan digantikan oleh nilai besar, loh kan ini yang tinggi malah hilang, yang kecil malah masih bertahan,” ancam Salmi dan warga lainnya.
Editor :
Sumber : Poskota
- Dilihat 4922 Kali
Berita Terkait

0 Comments