Bekasi / Kabupaten /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 11/07/2017 07:30 WIB

Inilah Inspirasi Mochtar Riyadi Dirikan Proyek Meikarta

Meikarta
Meikarta
CIKARANG_DAKTACOM: Proyek yang dinilai sebagai ambisi perusahaan properti yang sudah berdiri sejak 1950 ini, langsung mencetak capaian gemilang pada awal peluncurannya. Sebanyak 16.800 unit terserap pasar dari 225.000 unit yang akan dibangun pada tahap pertama.
 
Dibalik dana besar Rp278 triliun nilai investasi, banyak mimpi-mimpi besar lain yang akan dituangkan oleh pendiri Lippo Group Mochtar Riady. Ternyata, Meikarta merupakan ambisi dan mimpi lama yang baru bisa diwujudkan saat ini.
 
"Idenya diawali dari perjalanan saya 30 tahun lalu ke Samarinda untuk meninjau proyek Batu Bara milik seorang nasabah saya. Saya lewat satu kampung hasil transmigrasi yang isinya pendatang dari Bali dan Jawa," katanya saat Halal Bi Halal di Aula Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN) di Lippo Village Karawaci, pekan lalu.
 
Di sana, Mochtar mengaku sempat melihat perumahan penduduk yang dibangun oleh pemerintah dengan ukuran sekitar 5×10 m. Sayangnya, penyediaan rumah tersebut tidak dibarengi dengan sejumlah fasilitas pendidikan maupun sosial seperti sekolah dan klinik.
 
Lebih parah, infrastruktur kawasan pemukiman transmigrasi menuju ke Samarinda masih buruk. Jalanan rusak dan licin sehingga membahayakan penggunanya.
 
Mochtar berpendapat program transmigrasi yang dilakukan pemerintah saat itu tidak berperikemanusiaan. Memindahkan sekelompok manusia ke daerah baru, bukan hanya memindahkan fisik. Perpindahan kehidupan itu juga harus diiringi penyediaan berbagai fasilitas pendukung. Perpindahan penduduk dan sekolompok manusia bukan hanya pergerakan fisik, tetapi juga pergeseran kehidupan, budaya, dan mata pencaharian.
 
Minimnya fasilitas penunjang dalam proyek hunian skala besar masih kerap terjadi pada periode saat ini. Pembangunan kawasan pemukiman tidak dibarengi dengan fasilitas sekitarnya sehingga penghuni banyak yang tidak bisa menikmati kenyamanan.
 
"Pembangunan perumahan tetapi tidak dipikirkan fasilitas lainnya itu tidak tepat. Kita semua menyadari tanah memang langka sehingga tidak bisa lagi memaksakan pembangunan ke samping harus vertikal," ujarnya.
 
Untuk itu, lanjut dia, Meikarta ini hadir untuk mewujudkan pemukiman yang ideal. "Semoga kalau Tuhan izinkan. Saya ingin jadikan proyek ini seperti CBD di Jakarta."
 
Mochtar mengimbau sebagai pengembang hendaknya selalu memposisikan diri sebagai pembangunan kota bukan sekadar rumah. Sebab, dua prinsip tersebut akan sangat berbeda jika diterapkan. Salah satu proyek skala kota yang hingga kini terus berkembang yakni di kawasan Karawaci.
 
Menurut Mochtar, 20 tahun lalu perusahaan telah berhasil memulai dengan pembangunan sekolah, rumah sakit, hingga mal seluas 210.000 meter persegi, yang kala itu menjadi terbesar di Asia. Strategi tersebut dirasa mampu menjadikan kawasan Karawaci terus tumbuh hingga saat ini.
 
Strategi-strategi yang sudah dilakukan kelompok usaha Lippo itu juga akan dijadikan konsep dalam pengembangan Meikarta.
 
"Meikarta juga diluncurkan dalam kondisi ketidakstabilan banyak pengusaha saat ini. Dulu saya juga berfikir Meikarta sebaiknya diluncurkan dalam dua atau tiga bulan ke depan, tetapi saya melihat pasar butuh faktor penenang untuk kembali membangkitkan pembangunan ekonomi Bangsa, untuk itu Lippo berani memulai dengan Meikarta,” katanya.
 
Bagi Mochtar, dalam berusaha prinsip yang paling penting untuk dipegang adalah proyek yang mengakomodir kepentingan masyarakat. Selanjutnya, jika masyarakat cinta akan produk yang dihadirkan maka sudah pasti akan terus berkembang.
 
Terakhir, Mochtar menilai kondisi industri properti tidak lama lagi akan menuju posisi yang stabil. Apalagi, ditambah dengan selesainya program amnesti pajak Maret lalu.
 
"Jadi, satu hambatan sudah selesai, kita tinggal tunggu saja dalam waktu dekat ini industri akan lebih baik."
 
CEO Meikarta Ketut Budi Wijaya mengatakan saat ini progres pembangunan di lapangan sudah mulai dilakukan pemancangan tiang perdana untuk pembangunan tahap I yang meliputi 225.000 unit apartemen, mal, sekolah, rumah sakit, dan ruang perkantoran.
 
Angka penjualan saat ini masih berkisar 16.800 unit sejak diluncurkan Mei lalu dan rencananya akan mulai dilakukan serah terima kunci pada akhir 2018.
 
“Saat ini rerata per unit masih sekitar Rp200 jutaan dengan harga tertinggi per m2 sekitar Rp12,5 juta. Kami akan selesaikan pembangunan tahap pertama bebarengan dengan infrastruktur yang direncanakan pemerintah di sana,” katanya.
 
Tak hanya itu, dalam kawasan Meikarta nantinya juga direncanakan pembangunan stasiun kereta cepat dan ringan hingga pintu keluar tol Meikarta untuk kemudahan akses baik moda transportasi umum dan infrastruktur prnghuninya.
 
Sementara itu, proyek ambisius yang diluncurkan dalam kondisi industri properti belum stabil ini nyatanya mampu dinilai sebagai gagasan positif guna mendorong percepatan pertumbuhan pasar.
 
Dani Indra Bharata, VP Coldwell Banker Commercial bahkan mengapresiasi Meikarta sebagai proyek yang mampu membawa atsmosfir peningkatan penjualan properti secara umum. Pasalnya, industri saat ini banyak membutuhkan inovasi-inovasi baru guna menarik minat tinggi konsumen.
 
Saat ini masyarakat juga semakin cerdas memilih instrumen produk investasi yang beragam. Bahkan, tak jarang memilih produk yang memiliki imbal hasil lebih cepat daripada properti yang tak jarang harus menunggu penyelesaiannya pembangunannya.
 
“Konsep proyek yang terintegrasi langsung dengan moda transportasi umum juga diyakini memiliki banyak peminat dari masyarakat saat ini. Meikarta juga tidak hanya memberikan dorongan positif bagi kinerja penjualan tetapi juga peluncuran produk-produk baru pengembang selain Lippo,” katanya.
 
Pihaknya optimistis hingga akhir tahun ini pengembang akan lebih banyak termotivasi dengan meluncurkan produk baru. Kondisi ini diharapkan, dapat mendorong peningkatan penjualan.
Editor :
Sumber : Bisnis.com
- Dilihat 3924 Kali
Berita Terkait

0 Comments