Internasional / Amerika /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 05/05/2015 07:34 WIB

Bsch Fawstin: Hina Umat Islam Dengan Gambar Kartun Nabi Muhammad

FBI mengidentifikasi lokasi penyerangan pameran kartoon Nabi Muhammad di Texas
FBI mengidentifikasi lokasi penyerangan pameran kartoon Nabi Muhammad di Texas

TEXAS_DAKTACOM: Bosch Fawstin, seorang kartunis meenghina nabi Muhammad dan Islam lewat gambar Nabi Muhammad. Ia memenangkan kontes menggambar sosok Nabi Muhammad di Texas. Dua orang yang menyerang pameran "Muhammad Art Exhibit and Catroon Contest" tewas ditembak polisi.

Dalam pernyataanya Fawst   bahwa tindakan kepolisian Garland menembak mati dua pelaku penyerangan di Pameran “Muhammad Art Exhibit and Cartoon Contest” merupakan tindakan yang adil.

"Mereka datang untuk membunuh kami dan akhirnya mati. Itulah keadilan," cuit Fawstin dalam akun Twitter miliknya, Senin (4/5).

Karya Fawstin yang memenangkan kontes merupakan gambar seorang pria bersorban yang tengah menghunus pedang. Karya tersebut bertuliskan, "Kalian tak bisa menggambar saya".

Dalam gambar tersebut terdapat gelembung kartun yang menggambarkan tangan sang kartunis tengah menggenggam pensil dan menuliskan, "Itulah sebabnya saya menggambar Anda".

Penyelenggara pameran tersebut, American Freedom Defense Initiative (AFDI) memberikan hadiah berupa uang tunai senilai US$12.500 kepada Fawstin, pria asal Bronx, kelahiran New York yang mantan penganut Islam ini.

AFDI, yang disebut beberapa pihak sebagai ‘kelompok kebencian’, menyebut Fwastin sebagai pria yang benar dan pemberani.

Pernyataan Fawstin tersebut membuat Southern Poverty Law Center berencana memasukkan Fawstin ke dalam daftar kelompok penebar kebencian tahun 2016.

Heidi Beirich, direktur Southern Poverty Law Center mengungkapkan pihaknya tengah mengupayakan pelacakan bagi Fawstin.

Beirich mengungkapkan bahwa Fawstin termasuk dalam daftar penebar kebencian, dilihat dari isi situs resminya yang berbasis di New York. Namun, pihaknya belum dapat memastikan lokasinya.

"Dia seperti artis dalam pergerakan dengan pandangan yang menebarkan kebencian," kata Beirich, sembari menyatakan situs tersebut menyebarkan pandangan anti-Muslim.

Sementara, Fawstin menolak berkomentar terkait hal ini.

"Ini tentang menolak soal apa yang dapat kita lakukakan dan yang tidak, sebagai warga Amerika, warga yang bebas, warga Barat," katanya dalam sebuah video yang diunggah ke website pameran tersebut.

"Kami diberitahu oleh musuh yang berperang dengan kami bahwa kami tidak bisa menggambar nabi mereka," kata Fawstin melanjutkan.

"Ini adalah pikiran yang sakit dan terbalik, dan hanya dapat diperjuangkan dengan menggambar," kata Fawstin.

Fawstin menemukan karakter "Pigman," alter ego-dari mantan Muslim bernama Frank Warner, yang tanpa ampun meledakkan jihadis di mana pun ia menemukan mereka.

Dalam wawancara dengan Majalah FrontPage konservatif pada tahun 2011, Fawstin mengungkapkan bahwa dia menggambar karakter "Pigman" yang merupakan alter ego-dari mantan Muslim bernama Frank Warner. Karakter ini memberangus setiap jihadis yang dia temui.

Terlahir dari kaum imigran Muslim Albania, Fawstin mengungkapkan dalam sejumlah wawancara sebelumnya bahwa dia mulai menjauh dari agama dan mengembangkan minatnya untuk menggambar komik.

Fawstin mulai menggambar komik dengan serius di usia menjelang akhir 20-an setelah mengambil kelas seni. Fawstin mengaku, titik balik hidupnya terjadi setelah serangan 11 September tahun 2001.

Namun menurut Beirich, banyak hal yang masih menjadi misteri tentang Fawstin, termasuk keberadaannya dan apakah itu nama aslinya.

Dalam sebuah wawancara pada Minggu (3/5), Fawstin dinyatakan tengah melakukan perjalanan dari luar negeri.

"Saya dari suatu tempat, dan sekarang aku di sini," kata Fawstin.

Pada Minggu (3/5), dua pria bersenjata yang melepaskan tembakan di luar gedung pameran bertajuk "Muhammad Art Exhibit and Contest" di Garland, Texas, berhasil ditembak hingga tewas oleh petugas keamanan. Salah satu pelaku diidentifikasi bernama Elton Simpson, yang telah lama menjadi target penyidikan terorisme oleh FBI.

Editor :
Sumber : CNN Indonesia
- Dilihat 3497 Kali
Berita Terkait

0 Comments