Nasional / Politik dan Pemerintahan /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 28/04/2017 10:00 WIB

Mendagri Minta Maaf Karena Anggaran Pilkada Serentak Membengkak

Mendagri Tjahjo Kumolo 3jpeg
Mendagri Tjahjo Kumolo 3jpeg
YOGYAKARTA_DAKTACOM: Prediksi pemerintah mengenai anggaran pilkada akan lebih efisien bila berlangsung serentak, nampaknya meleset. Ternyata, dengan konsep tersebut malah terjadi kenaikan anggaran yang besar-besaran.
 
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, awalnya pelaksanaan pilkada secara serentak ini diperkirakan akan menekan 'budget'. Namun nyatanya malah membengkan sampai kira-kira di atas 150 persen.
 
“Waktu awal-awal saya jadi menteri tahun 2015, di bayangan saya Pilkada serentak akan hemat, tapi mohon maaf ternyata lebih membengkak, lebih dari 150 persen,” katanya setelah menjadi pembicara dalam Seminar Nasional XXVI Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Kamis (27/4)
 
Menurut Tjahjo, berdasarkan laporan yang ia terima dari KPU, anggaran ini membengkak karena meningkatnya harga logistik selama lima tahun terakhir. Namun Tjahjo juga mengatakan anggaran ini membengkak karena dimanfaatkan pihak lain. 
 
“Alasan KPU harga pembelian logistik selama lima tahun meningkat, tapi juga dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain. Misalnya, kalau dulu kendaraan bisa pinjam Pemda, sekarang beli mobil, jadi efisiensinya tidak ada. Nah 2015 juga sama, masih membengkak dibandingkan dengan kalau kita tiap hari Pilkada,” tambah Tjahjo. 
 
Namun Tjahjo menilai ukuran suksesnya suatu kegiatan politik memang tidak bisa dinilai dengan uang. Biaya politik diakuinya memang besar sekali, bisa sampai triliun, untuk jadi anggota DPR saja bisa miliaran. Ada hal-hal yang menurut Tjahjo juga penting dari Pilkada serentak, misalnya membangun hubungan tata kelola pemerintah pusat dan daerah. 
 
“Yang penting partisipasi masyarakat, tidak ada politik uang, ada jaminan kebebasan untuk menyampaikan pendapat. Bagi kami pemerintah, kalau bisa serentak itu akan membangun hubungan tata kelola pemerintah pusat dan daerah,” kata Tjahjo. 
 
Seperti diberitakan sebelumnya, hingga 28 Maret 2017 total usulan anggaran yang diajukan KPUD ke Pemda dari 171 daerah di Indonesia untuk pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 mencapai Rp 11,3 triliun.
 
Menurut Ketua KPU RI Arief Budiman anggaran yang relatif besar itu disebabkan oleh pada 2018 mendatang daerah yang menyelenggarakan Pilkada memiliki jumlah pemilih relatif banyak seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Papua, Sulawesi Selatan dan Bali. 
 
Dana sebesar itu, menurut Arif salah satunya digunakan untuk rekrutmen Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS). 
Editor :
Sumber : Kemendagri.go.id
- Dilihat 1495 Kali
Berita Terkait

0 Comments