Nasional / Hukum dan Kriminal /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 30/03/2017 09:00 WIB

Bareskrim & Imigrasi Awasi Wisatawan Asal Negara Konflik

Imigran Rohingya
Imigran Rohingya
JAKARTA_DAKTACOM: Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim Polri) mencatat penyelundupan manusia menggunakan Indonesia sebagai titik kumpul dengan memanfaatkan kebijakan visa kunjungan. Indonesia mengalami kerugian besar karena menjadi tempat transit penyelundupan manusia.
 
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak mengatakan laporan dari badan PBB untuk pengungsi (UNHCR) mencatat 14.191 orang pengungsi gelap yang masuk ke Indonesia. Mereka, kata Herry, membayar US$2.500-US$12.000 perorang untuk diseberangkan ke Malaysia atau Australia setelah terlebih dahulu berada di Indonesia.
 
"Mereka [manusia yang ingin diselundupkan] datang dengan resmi memanfaatkan visa turis," kata Herry di Jakarta, Rabu (29/3).
 
Dia mengatakan pihaknya tidak dapat melarang kunjungan secara legal ini. Akan tetapi, kata dia, Bareskrim bekerjasama dengan imigrasi serta intelejen melakukan peningkatan pengawasan terutama para wisatawan yang di negaranya tengah terjadi konflik.
 
Herry mengatakan saat ini berdasarkan laporan yang ia pegang, lebih dari 50% imigran gelap di Indonesia yang ingin diselundupkan ke Malaysia atau Australia berasal dari Afganistan. Sedangkan sisanya berasal dari Somalia, Srilanka, Myanmar, Irak, Iran, Nigeria, Palestina, serta sejumlah negara berkonflik.
 
Pola penyelundupan ini, kata dia, dilakukan melalui jalur darat, laut maupun udara. Untuk jalur udara, kata dia, para pencari perlindungan ini menggunakan bandara Soekarno Hatta sebagai pintu masuk sebelum transit lebih jauh.
Editor :
Sumber : Bisnis.com
- Dilihat 1385 Kali
Berita Terkait

0 Comments