Kamis, 02/02/2017 14:57 WIB
Antara Kampung Persaudaraan dan Arisan Sesepuh Kranggan
BEKASI_DAKTACOM: Berbicara perkembangan Kota Patriot (Kota Bekasi, red) tidak akan habis jika hanya melihat dari sudut pembangunannya saja. Kota Bekasi dengan segala bentuk kemajuannya, tentunya tidak menghilangkan sisi budaya lokal dan toleransi antar umat beragama.
Bagi warga khususnya di Kecamatan Pondok Melati, tentunya sangat kental hubungan toleransi antar warganya. Memiliki empat kelurahan yakni Kelurahan Jatirahayu, Kelurahan Jatiwarna, Kelurahan Jatimelati dan Kelurahan Jatimurni hubungan antar warga cukup masih erat dengan antar umat bergama.
Yah, sebagian orang mungkin sudah mengenal Kampung Persaudaraan diwilayah Pondok Melati. Namun bagi orang yang belum tahu, ini dapat menjadi pembelajaran bagaimana sesungguhnya seseorang hidup rukun tanpa bermusuhan dengan agama lain.
"Kita kesini, selain studi banding terkait pola kerja namun ada hal lain yang kita ingin ketahui yakni kampung Persaudaraan," kata Ketua Tim PKK, Kec. Wuarlabobar Kab. Maluku Tenggara Barat (MTB) Joice Sainuka saat ditemui di Kelurahan Jatimurni, Kamis (2/2).
Kampung Persaudaraan atau yang dikenal dengan nama kampung sawah menjadi ikon dari sebuah nilai toleransi bagi warga Kota Bekasi. "Disini gereja ada 13 gereja dan 18 masjid. Nah salah satu point unggul kita dalam lomba ditingkat nasional yaitu keberadaan kampung persaudaraan," jelas Sekretaris Kelurahan Jatimurni Arief Fadhilah. Sebagaimana diketahui, Kota Bekasi pada 2016 lalu berhasil meraih juara harapan 1 tingkat nasional dalam lomba kinerja kelurahan.
Kampung Sawah memang rasanya cukup kental bagi warga Kota Patriot dengan nilai kuat persaudaraannya. Disana sesorang dapat belajar arti hidup rukun dan bertoleransi antar umat beragama.
Walikota Bekasi Rahmat Effendi dalam suatu kegiatan di Kelurahan Jatimutni mengatakan, dirinya ingin menobatkan nama sebagai Kampung Pancasila disebabkan adanya kerukunan umat beragama warga setempat. "Warga satu sama lain saling memberikan dukungan dalam toleransi beragama. Yakni, permasalahan keagamaan tidak pernah terjadi diwilayah kerjanya," jelas Walikota.
Berada di Rw 2 Kel. Jatimurni keberadaan Sekretariat Kampung Persaudaraan menjadi nilai tambah, bagi warga setempat. Ini juga berpengaruh kepada kunjungan dari tamu berbagai daerah untuk belajar arti persaudaraan di Kota Bekasi.
"Memang keberadaan Kampung Persaudaraan magnet daerah lain, untuk berkunjung kesini. Pernah tamu dari Aceh studi banding ke sini," lanjut Arief.
Budaya Tak Dimakan Zaman
Tidak berbeda jauh dengan wilayah Pondok Melati, di Kecamatan Jatisampurna warga disana juga masih memiliki 'ritual' tersendiri yang tidak pernah hilang dimakan zaman. Menengok budaya warga Jatirangga misalnya, masih cukup kental dengan nilai kebersamaan dan gotong royong.
Dakta sempat melihat aktivitas warga setempat jika pada bulan - bulan besar Islam, berkumpul bersama tetangga sekitar masih mudah ditemukan diwilayah Jatirangga.
Masyarakat disana menyebutnya dengan 'sedekah bumi.' Setiap warga membawa makanan atau kue, untuk dibawa dalam pengajian.
"Jadi seperti bulan Syuro dan Muharram, warga ngumpul ngaji sambil membawa makanan. Nanti setelah selesai, kita kenduri (makan besar) bareng - bareng," tutur Lurah Jatirangga Namar Naris.
Ternyata lebih dari itu, ada aktivitas lain yang mungkin sebagian masyarakat belum mengetahui. Namun tetap memiliki pesan kuat tentang arti persaudaraan dan budaya (culture) yang kuat.
Arisan Sesepuh Kranggan
Kegiatan baru itu, memang setiap orang lakukan khususnya bagi kaum perempuan atau antar keluraga besar masing - masing. Nah di Jatirangga, arisan ini cukup terbilang unik dan baru. Bagaimana tidak, setiap orang yang datang menggunakan baju dengan lengkap ada ikatan dikepala.
"Ini arisan baru sekitar 3 bulan lalu. Jadi pas ngumpul satu bulan sekali, mereka datang menggunakan baju khas sunda, dengan ikat kain dikepala," tegas Lurah Namar.
"Disinikan masyarakat asli Jatirangga masih bahasa yang digunakan bahasa Sunda," lanjut Namar.
Arisan sesepuh kranggan, lanjut Namar meruapakan upaya untuk tetap menyatukan kebersamaan antar warga setempat tanpa meninggalkan budaya lokal di tengah kemajuan kota.
"Ada sekitar 135 orang yang ikut arisan. Itu setiap bulan kita keliling. Jadi kekeluargaan disini masih sangat kuat," pungkasnya.
Moment HUT Kota Bekasi ke 20 tahun dengan tema; Merajut kebersamaam memperkuat persatuan dan kesatuan dalam membangun kota maju sejahtera dan ihsan', rasanya dua wilayah di atas cukup menjadi pembelajaran tentang arti kebersamaan, kerukunan dan toleransi bagi warga lainnya. Seseorang diajarkan bagaimana arti kebersamaan dibuat dengan satu misi yakni melestarikan budaya lokal tanpa menghilangi jati diri dari perkembangan kota yang cukup pesat ini.
Reporter | : | |
Editor | : |
- KH. Syaifuddin Siroj Resmi Menjadi Ketua Umum Kota Bekasi 2024-2029
- Karang Taruna Kota Bekasi Siap Bersatu, Pasca Pilkada 2024
- MES dan Perguruan Tinggi Berkolaborasi Sosialisasikan Ekonomi Syariah
- PNM Bekasi Gelar Program Budidaya Maggot dan Pengolahan Sampah di Medan Satria
- DPD KNPI Kota Bekasi Bantah, Memasang Spanduk dengan Nada Tendensius Terhadap Lembaga Kejaksaan
- Pengamat Berharap Komunikasi Intens antara PJ Walikota dengan Walikota - Wakil Walikota Terpilih Demi Keberlangsungan Kota Bekasi Kedepan
- Tri Adhianto dan Haris Bobihoe Menangkan Pilkada Kota Bekasi 2024 Hasil Rekapitulasi 12 Kecamatan
- Memasuki Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Bersama Forkopimda Kota Bekasi Tertibkan APK
- Ketua DDII Kota Bekasi Ustd Salimin Dhani,Ajak Warga Doakan dan Pilih Paslon no 3,Ridho.
- Mimpi Besar TOD Kota Bekasi, Dishub : Ini Tugas Bersama Seluruh Elemen
- Logistik Pilkada Sudah Sampai Gudang KPU Kota Bekasi
- Masyarakat Kota Bekasi, Padati Kampanye Rapat Umum Paslon Pilgub ASIH
- Ridho Semakin Diminati Masyarakat Jelang Pilkada
- #SemuaBisaUmroh Akan Berangkatkan 361 Jamaah ke Tanah Suci
- BAZNAS Kota Bekasi Salurkan Sembako Santri dan Beasiswa S2 Pesantren pada HSN 2024
0 Comments