BNPT Perkirakan 500-600 WNI Bergabung Dengan ISIS
JAKARTA_DAKTACOM: Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meperkirakan ada 500 hingga 600 warga negara Indonesia tergabung dalam organisasi teror ISIS. Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Inspektur Jenderal Arief Dharmawan menuturkan, jumlah tersebut belum termasuk WNI yang berada di sana dan tidak terpantau aktivitasnya oleh pemerintah.
"Susah dapat angka pasti. Tapi memang ada yang terpantau, ada yang melakukan pendekatan kepada kami, ada yang menyerah, dan menyesal," kata Arief kepada CNN Indonesia.Menurut Arief, BNPT menghimpun informasi mengenai ratusan WNI yang diperkirakan bergabung dengan ISIS tersebut dari keberangkatan mereka ke negara yang menjadi basis ISIS maupun dari pengungkapan di sejumlah lokasi di Indonesia. Jumlah tersebut kemungkinan bertambah karena beberapa faktor.
"Kami juga mendalami cerita dan pengakuan mereka yang sudah melakukan pendekatan dengan kami, dan sebagain besar alasan mereka adalah ingin mencari penghidupan yang lebih baik," ujar Arief.
Arief menyebut, kondisi dan kebutuhan ekonomi menjadi salah satu faktor yang membuat ratusan WNI tersebut memilih ikut gerakan ISIS. Mereka dijanjikan akan mendapat kehidupan yang lebih layak ketimbang yang pendapatan mereka selama ini, sambil berjuang membela agama. "Mereka dijanjikan dapat gaji US$ 1.500 per minggu sehingga mereka mau berangkat ke Suriah, dan keluarga mereka dijamin di Indonesia. Itu janjinya," cerita Arief.
Iming-iming itu, lanjut Arief, membuat mereka yang kondisi ekonominya memang tidak terlalu baik dengan ditambah pemahaman agama yang juga tidak tuntas, mau bergabung. Namun setibanya di Suriah, banyak dari WNI itu yang terkejut karena diminta ikut berperang sehingga mereka menghubungi BNPT maupun perwakilan pemerintah untuk bisa kembali ke tanah air. "Tapi memang ada yang benar ingin ikut ISIS. Entah bagaimana cara berpikir mereka," katanya.
Diketahui, aksi teror yang dilakukan ISIS telah membuat semua pihak merasa khawatir. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla juga telah melakukan sejumlah pertemuan di level nasional maupun internasional untuk menanggulangi penyebaran gerakan dan paham ISIS di tanah air.
Dalam pidato pembukaan Konferensi Asia Afrika (KAA) hari ini, Rabu (22/4), Jokowi menyatakan perang terhadap aksi terorisme. Dia mengajak seluruh negara di kawasan Asia Afrika untuk menghadap tantangan stabilitas lantaran maraknya aksi teror di seluruh penjuru dunia. "Kita harus menghadapi kekerasan, pertikaian, dan radikalisme, ISIS," ujar Jokowi.
Jusuf Kalla sebelumnya telah mengumpulkan sejumlah menteri dan organisasi massa (ormas) Islam di rumah dinasnya, 14 April lalu, untuk membahas penanggulangan gerakan teror ISIS yang melibatkan warga negara Indonesia (WNI). "Ideologi radikal sama seperti virus," kata JK.
Menteri tersebut di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil; Menteri Agama Lukman Hakim; Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa; Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir; Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin; Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir; Ketua Dewan Penasihat ICMI Jimmly Asshiddiqie; dan Ketua GP Ansor Nusron Wahid.
Editor | : | |
Sumber | : | CNN Indonesia |
- Puasa Meningkatkan Iman dan Imun
- Bergerak Bersama dalam Pergerakan Membela Palestina
- Apa yang Dilakukan Makmum Ketika Imam Lupa Saat Shalat?
- Mengucap Salam, Amalan Mulia yang Kian Memudar
- Peliharalah Uban Sebagai Cahaya di Hari Kiamat
- Dahsyatnya Mengucap Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah
- Jadilah Hamba Allah yang Bersaudara
- Pahala Membaca Surah Al Ikhlas
- Lamakanlah Ketika Rukuk dan Sujud
- Telat Shalat Subuh Karena Ketiduran, Harus Bagaimana?
- Doa Agar Dijamin Aman Keluar Rumah
- 5 Amalan Berbakti kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal
- Doa Terbaik di Hari Arafah dan Keutamaannya
- Keistimewaan dan Keutamaan Puasa Arafah
- Pahala Shalat Istikharah
0 Comments