Nasional / Hukum dan Kriminal /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 15/11/2016 06:30 WIB

Program Deradikalisasi Dinilai Tidak Berkesinambungan

Dahnil Anzar Simanjutak Ketua PP Pemuda Muhammadiyah
Dahnil Anzar Simanjutak Ketua PP Pemuda Muhammadiyah
JAKARTA_DAKTACOM: Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, program deradikalisasi yang selama ini dijalankan di Indonesia dianggap tidak efektif. Bahkan Dahnil menyebut program tersebut gagal, mengingat masih adanya aksi teror di tengah masyarakat.
 
Dahnil mengatakan, ada dua penyebab gagalnya program tersebut. Pertama, program deradikalisasi itu mengalami 'kekaburan konsep'. Menurutnya, model program tersebut tidak komprehensif, karena upaya menangkal radikalisasi mulai dari hulu sampai hilir tidak dilakukan dengan serius.
 
"Konsep programnya selama ini tidak jelas, bahkan mendefenisikan kelompok radikal saja bisa mengalami kekaburan. Modalnya sekedar melakukan stereotype kepada kelompok tertentu dengan ciri-ciri tampilan fisik dan lan-lain. Model program yang tidak komprehensif menangkal radikalisasi mulai dari Hulu sampai hilir tidak dilakukan dengan serius," kata Dahnil, Senin (14/11).
 
Kedua, lanjut Dahnil, program deradikalisasi tersebut masih project oriented. "Ini khas perilaku birokrasi. Program deradikalisasi seringkali sebagian besar tidak memiliki kesinambungan, terkesan jangka pendek, karena terkait dengan anggaran project. Sehingga yang terjadi, ceramah dan diskusi di hotel dan lain-lain sekedar formalitas tanpa makna," jelas pria yang juga menjabat anggota Tim Evaluasi Penanganan Terorisme Komnas HAM ini.
 
Untuk itu, lanjut Dahnil, diperlukan program deradikalisasi yang didesain untuk jangka panjang. Program ini juga harus melibatkan lembaga negara lintas sektoral dan komunitas sosial keagamaan.
 
"Program ini harus dirancang komprehensif mulai mengatasi masalah hulu, misalnya kesenjangan ekonomi, ketidakadilan, ideologi radikal, dan juga potensi state terorism yang bahkan ini sering sulit diakui. Kemudian mengatasi masalah hilir, seperti mereka yang terlibat dengan kelompok teror yang sudah dihukum, diawasi dan dibina, dikembalikan kepada masyarakat dan melibatkan masyarakat agar ikut membina. Sehingga mereka merasa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat itu sendiri," jelas Dahnil.
Editor :
Sumber : Detik.com
- Dilihat 1596 Kali
Berita Terkait

0 Comments