Kamis, 16/06/2016 12:52 WIB
Ada 14 Hari Waktu untuk Ajukan Keberatan Pembatalan Perda
JAKARTA_DAKTACOM: Atas pembatalan Peraturan Daerah (Perda) yang dilakukan oleh Pemerintah beberapa waktu yang lalu ada langkah hukum yang dapat dilakukan.
Hal tersebut disampaikan oleh Rozaq Asyhari, aktifis hukum dari PAHAM Indonesia, Rabu (15/6). Menurut Rozaq, Pembatalan 143 Perda tersebut seharusnya bukan dilakukan oleh Presiden.
“Dalam UU yang lama, kewenangan pembatalan Perda ada di Presiden. Sedangkan dalam UU Pemerintahan Daerah yang baru No 23 Tahun 2014, kewenangan tersebut telah didelegasikan kepada Menteri Dalam Negeri dan Gubernur. Bisa jadi dalam konteks ini Presiden hanya mengumumkan kebijakan yang sudah diambil oleh Mendagri”, ungkap pengacara publik dari PAHAM Indonesia meralat keterangan pers yang disampaikan sebelumnya.
Lebih lanjut Rozaq menjelaskan mengenai perbedaan dua kewenangan tersebut.
“Mendagri memiliki kewenangan membatalkan Perda Propinsi dan Peraturan Gubernur. Sedangkan Gubernur berwenang membatalkan Perda Kabupaten / Kota dan Peraturan Bupati/Walikota. Tentunya semua kewenangan tersebut harus didasarkan adanya norma yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan/atau kesusilaan”, papar Sekjend PAHAM Indonesia tersebut.
“Bila diperhatikan, kemungkinan besar Perda yang dibatalkan oleh Mendagri ini adalah Perda di tingkat Provinsi. Karena ranah kewenangan Medagri hanya untuk membatalkan Perda di tingkat Provinsi. Memang sangat kita sayangkan pemerintah tidak memberikan rincian daftar perda yang telah dicabut. Seharusnya dalam rangka keterbukaan informasi, daftar perda yang dicabut disampaikan kepada publik”. Terang kandidat Doktor dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia tersebut.
Atas kebijakan yang diambil pemerinta tersebut, Rozaq Asyhari menyampaikan langkah hukum yang dapat diambil oleh penyelenggara pemerintahan di tingkat provinsi.
“Ada kesempatan selama empat belas hari untuk mengajukan keberatan. Karena yang membatalkan adalah Medagri, maka Gubernur dapat mengajukan keberatan kepada Presiden atas pembatalan tersebut. Tentunya hal ini harus didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku” tukasnya.
Editor | : | |
Sumber | : | Rilis PAHAM |
- Pasangan Heri - Sholihin Komitmen Bangun Perubahan Untuk Kota Bekasi
- Setia Prabowo: Bersyukur Jika Romo Syafi’i Terpilih di Kabinet Zaken Prabowo
- Pasangan Heri - Sholihin Deklarasi Maju Pilkada Bekasi, Ini Janjinya
- Din Syamsuddin Rencanakan Aksi Besar dengan Dukungan TNI untuk Bela Palestina
- Peringati HUT Golkar ke 59 DPD Golkar Kota Bekasi Ajak Para Kader dan Simpatisan Bershalawat
- PKS Kota Bekasi Sesalkan Sikap Pemkot Batalkan Penggunaan Stadion Patriot
- Resmi Gabung PPP, Sandiaga Ngaku Ikhlas Jika tak Diusung Jadi Bakal Cawapres
- Buntut Gibran-Prabowo, PDIP Atur Kader Kepala Daerah Terima Tamu
- Dukung Prabowo, Jokowi Pressure Megawati?
- Maksimal Perjuangkan Aspirasi, Anggota Dewan Ushtuchri Tuai Pujian Konstituen
- Jokowi: Menteri Nasdem Bisa Direshuffle
- Jokowi Tidak Akan Dukung Prabowo
- Warga Jabar Puas Pada Kinerja Ridwan Kamil
- Dewan Mahfudz Abdurrahman Berbagi 10 Ribu Bingkisan Lebaran
- Jika Pemilu Ditunda, Aktivis 98 Siapkan Pemerintahan Transisi
0 Comments