Jum'at, 10/06/2016 11:37 WIB
Plastik Berbayar Belum Mengurangi Sampah di Kota Bekasi
BEKASI_DAKTACOM: Adanya penerapan kantong plastic berbayar dari Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia (Kemen LH RI), dengan tujuan pengurangan bagi masyarakat dalam penggunaan kantong plastic nampaknya belum berdampak sinignifikan.
Pasalnya meskipun di Kota Bekasi sejak tiga bulan belakangan sudah ada penerapan kantong berbayar sebesar Rp200,-. Namun hal tersebut belum membuat masyarakat yang berbelanja di ritel (toko modern) sadar untuk membawa kantong yang ramah lingkungan.
Salah satu masyarakat yang sering berbelanja di toko Tuloti (23) mengatakan dampak dari kantong berbayar, menurut pengetahuannya, sebagai konsumen masih banyak masyarakat yang memilih membayar Rp200,- untuk kantong plastic.
”Tujuannya memang untuk menerapkan pengurangan dalam penggunaan kantong plastic, karena berbayarnya dengan harga Rp200,-. Kemungkinan masih dianggap murah, sehingga masyarakat lebih baik bayar dari pada membawa kantong untuk membawa barang belnajaan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Likungan Hidup (BPLH) Supandi Budiman mengungkapkan, pihaknya belum melakukan survy terkait efektifitas dengan penerapan kantong berbayar di pasar ritel.
”Sebelumnya kita sudah mengumpulkan para pengusaha ritel seminggu yang lalu. Untuk pembicaraan dari musyawarah dalam rapat memang belum maksimal terkait pengurangan plastic oleh masyarakat,”Ungkapnya.
Namun demikian, sambung Supandi, untuk masalah pendataan penggunaan bahan plastic dari pengusaha ritel pihaknya masih menunggu data dari pengusaha.
”Saat ini pengusaha ritel sedang melakukan pendataan berapa banyak penggunaan bahan plastic sebelum diterapkannya dan sesudah peraturan pengurangan kantong plastic,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Herbert Panjaitan mengatakan, terkait permasalahan belum berjalan maksimalnya kesadaran masyarakat dalam pengurangan penggunaan kantong plastic, kata dia, harus ada kebijakan harga berbayarnya lebih ditinggikan. Sehingga ada rasa keberatan dalam membayar.
”Jadi kalau harga plastiknya ditinggikan bisa membuat masyarakat berat untuk membeli plastic, sebab dalam hal ini kementrian menyerahkan kota atau kabupaten dalam kebijakan menetapkan harga berbayar. Karena di kota lain ada yang seribu sampai Rp5 ribu,” katanya.
Reporter | : | Warso Sunaryo |
Editor | : |
- KH. Syaifuddin Siroj Resmi Menjadi Ketua Umum Kota Bekasi 2024-2029
- Karang Taruna Kota Bekasi Siap Bersatu, Pasca Pilkada 2024
- MES dan Perguruan Tinggi Berkolaborasi Sosialisasikan Ekonomi Syariah
- PNM Bekasi Gelar Program Budidaya Maggot dan Pengolahan Sampah di Medan Satria
- DPD KNPI Kota Bekasi Bantah, Memasang Spanduk dengan Nada Tendensius Terhadap Lembaga Kejaksaan
- Pengamat Berharap Komunikasi Intens antara PJ Walikota dengan Walikota - Wakil Walikota Terpilih Demi Keberlangsungan Kota Bekasi Kedepan
- Tri Adhianto dan Haris Bobihoe Menangkan Pilkada Kota Bekasi 2024 Hasil Rekapitulasi 12 Kecamatan
- Memasuki Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Bersama Forkopimda Kota Bekasi Tertibkan APK
- Ketua DDII Kota Bekasi Ustd Salimin Dhani,Ajak Warga Doakan dan Pilih Paslon no 3,Ridho.
- Mimpi Besar TOD Kota Bekasi, Dishub : Ini Tugas Bersama Seluruh Elemen
- Logistik Pilkada Sudah Sampai Gudang KPU Kota Bekasi
- Masyarakat Kota Bekasi, Padati Kampanye Rapat Umum Paslon Pilgub ASIH
- Ridho Semakin Diminati Masyarakat Jelang Pilkada
- #SemuaBisaUmroh Akan Berangkatkan 361 Jamaah ke Tanah Suci
- BAZNAS Kota Bekasi Salurkan Sembako Santri dan Beasiswa S2 Pesantren pada HSN 2024
0 Comments