Wisatawan Indonesia Hilang di Turki Diduga Bergabung Dengan ISIS
JAKARTA_DAKTACOM: Sebanyak 16 WNI memisahkan diri secara misterius dari rombongan wisata di Turki. Dua di antara ke-16 WNI itu adalah kakak beradik dari Solo. Kuat dugaan rombongan yang memisahkan diri itu akan bergabung dengan kelompok ISIS.
Dijelaskan, Kakak beradik itu bernama Fauzi Umar, 36, dan Hafid Umar Babher, 31. Dalam Formulir Isian Data Penduduk untuk WNI yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pemkot Solo, Fauzi dan Hafid terdaftar di Kelurahan Gajahan, Pasar Kliwon.
Lurah Gajahan, Susanto, membenarkan bahwa kedua saudara kandung tersebut merupakan warganya
"Memang dua WNI tersebut merupakan dua warga saya," kata Lurah Gajahan, Susanto.
Pada daftar isian biodata penduduk, kakak beradik itu tercatat dalam dua kartu keluarga yang berbeda dengan alamat yang sama.
Seperti dilansir dari BBC Indonesia, Fauzi Umar masih ikut dalam kartu keluarga ayahnya. Sedangkan Hafid Umar, istrinya, Soraiyah, 27, dan anak mereka, Hamzah, 5, terdaftar dalam kartu keluarga berbeda. Soraiyah dan Hamzah juga masuk dalam daftar WNI yang hilang di Turki.
Susanto mengaku tidak mengenal akrab kedua orang itu. Dia hanya mengenal ayah mereka, yaitu Umar Salim.
Menurutnya, Fauzi dan Hafid terakhir kali berurusan dengan pihak kelurahan pada Februari dan Maret 2014 lalu. Saat itu Fauzi dan Hafid mengurus surat pengantar untuk pengajuan kredit di sebuah bank milik pemerintah.
"Hafid Umar Babher mengurus surat ke kelurahan tanggal 12 Februari 2014. Sementara kakaknya tanggal 3 Maret 2014. Mereka meminta surat pengantar untuk mengajukan kredit, " kata Susanto.
Keluarga Hafid dikenal sebagai pengusaha gordin.
Sementara itu, Ketua RT 004, RW 001 Gajahan, Pasar Kliwon, Solo, Priyono, menjelaskan kakak beradik tersebut membuka usaha gorden.
“Mereka sudah tidak tinggal di wilayah ini sejak lima tahun yang lalu. Mereka sudah pindah. Namun, kartu keluarganya masih tercatat di sini. Saya tidak tahu mereka pindah ke mana, " ungkapnya.
Jaringan terorisme
Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mba mengatakan beberapa WNI yang hilang di Turki berkaitan dengan jaringan terorisme. Namun, belum jelas apakah Fauzi dan Hafid juga turut terlibat.
Keterangan resmi pemerintah Indonesia menyebutkan, 10 orang di antara 16 WNI berasal dari Surabaya, dan enam orang lainnya berasal dari Solo, Jawa Tengah.
Mereka -terdiri dari tiga keluarga dan dua orang lain yang bukan bagian keluarga itu- berangkat ke Turki bersama rombongan tur wisata pada 25 Februari lalu, namun mereka memilih memisahkan diri dari rombongan.
Pemerintah Indonesia mengatakan mereka diduga kuat bertujuan menyeberang ke Suriah melalui perbatasan Turki untuk bergabung dengan ISIS.***
Editor : Imran Nasution
Editor | : |
- Jerman Tolak Usulan Larangan Visa Turis untuk Warga Rusia
- Balas Zelensky, Suriah Putus Hubungan Diplomatik dengan Ukraina
- Erdogan Ambil Sikap atas Penyerangan Masjid Al Aqsa Oleh Israel
- Uni Eropa: Militer Rusia Bertanggung Jawab Atas Kelangkaan Pangan Global
- Qatar Alokasikan Dana Bantuan Kemanusiaan untuk Pengungsi Ukraina
- Sekjen NATO: Pembunuhan Sipil di Bucha, Ukraina adalah Kebrutalan
- AS Resmi Nyatakan Rusia Lakukan Kejahatan Perang di Ukraina
- WHO Konfirmasi Adanya Deltacron, Rekombinasi Delta dan Omicron yang Telah Menyebar di Eropa
- Pengungsi Ukraina Diperingatkan Bahaya Perdagangan Manusia
- Rusia Minta Bantuan Makanan dari China Kala Perang di Ukraina
- Hamas Kecam Keras Pertemuan Erdogan dengan Presiden Israel Herzog
- Kanada akan Sanksi 10 Orang Dekat Putin
- Zelensky Minta AS Kirim Jet: Mungkin Terakhir Anda Lihat Saya Hidup
- Alasan NATO Tak Tutup Zona Terbang Ukraina
- UNCHR: 1 Juta Orang Tinggalkan Ukraina dalam Sepekan
0 Comments