Nasional / Hukum dan Kriminal /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 20/04/2016 14:04 WIB

Kapolri Bersikeras Bantah Hasil Otopsi PP Muhammadiyah

Kapolri Badrodin Haiti   Copy
Kapolri Badrodin Haiti Copy
JAKARTA_DAKTACOM: Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengakui adanya kesalahan prosedur saat operasi penangkapan Siyono.
 
"Memang terdapat beberapa kesalahan prosedur seperti pengawalan yang hanya dilakukan oleh satu orang, sesuai protap kami hal tersebut tidak diperbolehkan. Lalu saat pengawalan, tersangka juga tidak diborgol sehingga terjadi perkelahian antara Siyono dgn petugas yang mengawal," ujarnya pada Rabu (20/4).
 
Namun Badrodin bersikeras menyatakan bahwa kematian Siyono terjadi karena adanya pendarahan di selaput otak bagian belakang akibat perkelahian.
 
"Saat ini kami masih melakukan sidang kode etik terhadap anggota tim Densus 88 yang bertugas saat operasi penangkapan di Klaten itu, kemungkinan hingga sepekan ke depan," jelasnya.
 
Seperti diketahui sebelumnya Komnas HAM bersama PP Muhammadiyah mengeluarkan rilis hasil otopsi jenazah Siyono, terduga teroris yang tewas dalam penangkapan Densus 88 di Klaten beberapa waktu lalu.
 
Dari hasil rilis otopsi tersebut ditemukan fakta bahwa penyebab meninggalnya Siyono akibat patah tulang iga dan dada sehingga merusak jaringan organ jantung.
 
Selain itu juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda perlawanan dari otopsi luka memar di sekitar pergelangan tangan seperti keterangan dari Mabes Polri bahwa Siyono melakukan perlawanan.
Reporter :
Editor :
- Dilihat 1696 Kali
Berita Terkait

0 Comments