Senin, 14/03/2016 16:00 WIB
McJak: Jelang Pilkada DKI, Netizen Harus Selektif Pilih Berita
Oleh: Adnin Armas
Founder Muslim Cinta jakarta
Pilkada di DKI akan berlangsung pada tanggal 15 Februari 2017. Saat ini masing masing bakal calon sudah menyiapkan diri untuk menjadi calon sekaligus menyiapkan diri untuk memenangkan kompetisi.
Khusus Pilgub DKI, suasana sengit sudah terasa. Wacana tentang bakal calon Gubernur DKI menghiasi berbagai berita di media elektronik, media cetak dan media sosial.
Dalam suasana seperti ini berbagai strategi sedang disiapkan pihak kawan dan lawan. Berbagai teknik seperti playing victim, kickback, jebakan batman, teori konspirasi, dan sebagainya sedang dipraktekkan oknum dan tim tertentu.
Media menjadi penting sebagai sarana untuk menyuarakan pesan kepada masyarakat. Media tertentu secara jelas menunjukkan pembelaan kepada Bakal Calon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk maju sebagai Gubernur DKI.
Biarpun ada berita kepada bakal calon lain, tapi porsi yang diberikan kepada bakal calon lain tidak berimbang. Pemihakan kepada Ahok tampak begitu jelas.
Masyarakat perlu menyadari fakta ini agar juga bersikap. Informasi yang disampaikan oleh saluran televisi tertentu cenderung menguntungkan Ahok dan tentu merugikan bakal calon lainnya.
Oleh sebab itu, bagi yang tidak suka kepada Ahok, perlu menguatkan diri agar tidak menjadikan saluran televisi tertentu sebagai sumber informasi yang layak dipercaya terkait dengan Pilgub DKI.
Menghindari menonton TV tertentu terkait dengan Pilgub DKI adalah sikap yang baik untuk tidak terjebak kepada maksud tersurat dan tersirat.
Cyber Army Ahokers juga sedang aktif bergerak. Berbagai tulisan tinggal menunggu saat yang tepat untuk dilemparkan ke media sosial. Mengangkat sosok Ahok dan pasangannya sedang dilakukan. Berbagai prestasi baik Ahok diangkat, dikomentari dan dimaksimalkan.
Berbagai kekurangan Ahok ditutupi, dibungkam dan disiapkan jawabannya. Tulisan yang memecah para lawan Ahok juga disiapkan dengan membuli para penantang.
Kita akan melihat berbagai keburukan para penantang ditampilkan agar masyarakat mengetahui. Tujuannya agar masyarakat hilang dan berkurang kepercayaan kepada para penantang Ahok. Maksimalisasi kesan baik terhadap Ahok dan maksimalisasi kesan buruk kepada penantang Ahok sedang disebarkan.
Dalam situasi seperti ini, hati hati meneruskan pesan kepada orang lain. Selidiki dan verifikasi pesan yang akan diteruskan kepada orang lain. Jangan mudah mudah percaya kepada berbagai tulisan yang sengaja dirancang dengan maksud tertentu.
Umat Islam perlu menjadikan sumber terpercaya sebagai referensi. Umat perlu mulai mengetahui khusus untuk Pilgub DKI, media sosial yang dipercaya adalah media media tertentu saja.
Jangan mudah percaya dengan isu yang sekalipun itu pada awalnya adalah menghujat pihak lawan. Itu dilakukan agar timbul fitnah yang hebat. Kemudian yang difitnah sekadar menunjukkan jika ia telah dizalimi dengan menjadi korban fitnah.
Dampaknya, media yang melakukan fitnah kehilangan reputasinya. Tentu ini yang diinginkan oleh pihak lawan. Jadi, bisa saja, justru fitnah itu sejak awal memang dengan sengaja dibuat. Hal hal seperti ini sering terjadi terutama saat menjelang Pemilihan.
Mulai sekarang, lihat dan bacalah sumber sumber media yang layak dipercaya. Ini salah satu solusi mengatasi penyesatan opini yang memang dilakukan oleh pihak pihak tertentu.
Editor | : | |
Sumber | : | muslimlebihbaik.com |
- Kabupaten Bekasi Tentukan Pemimpinnya Sendiri, Sejarah Baru dan Terulangnya Pilkada 2012
- Budaya Silaturahmi dan Halal Bihalal
- Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Menurut Perspektif Pemikir Ekonomi Islam
- Jauh Dari Pemerintahan Bersih Dalam Sistem Demokrasi
- Persikasi Bekasi, Dulu Penghasil Talenta Sekarang Sulit Naik Kasta
- Quo Vadis UU Ciptaker
- Kaum Pendatang Mudik, Cikarang Sunyi Sepi
- Menanti Penjabat Bupati Yang Mampu Beresin Bekasi
- Empat Pilar Kebangsaan dan Tolak Tiga Periode
- DUDUNG ITU PRAJURIT ATAU POLITISI?
- Ridwan Kamil Berpeluang Besar Maju di Pilpres 2024, Wakil dari Jawa Barat
- QUO VADIS KOMPETENSI, PRODUKTIVITAS & DAYA SAING SDM INDONESIA
- Tahlilan Atas Kematian Massal Nurani Wakil Rakyat
- Nasehat Kematian Di Masa Pandemi Covid-19
- FPI, Negara dan Criminal Society
0 Comments