Densus Grebek Pesantren, Anak-Anak Menangis Ketakutan
JAKARTA_DAKTACOM: Aksi Detasemen Khusus 88 (Densus 88) mendobrak pintu Pesantren Tahfizhul Qur’an Al-Mukmin di Jl. Mega Mendung, Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang, dan menodongkan senjata kepada anak-anak santri yang sedang menghafal menuai kecaman keras dari ulama Indonesia. Bahkan, Densus 88 sudah saatnya harus dibubarkan.
“Tindakan Densus 88 sudah di luar batas prikemanusiaan. Apalagi sampai menodongkan senjata kepada anak-anak usia muda seperti itu,” papar Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain, seperti dinukil dari republika.co.id, Senin (30/03).
Alasan penyerbuan karena pesantren tersebut milik Helmi Alamudi, salah satu terduga anggota ISIS, menurutnya, tak bisa dijadikan pembenaran bertindak arogan.
Menurut Tengku, ada cara-cara yang lebih elegan dan sesuai prosedur penyidikan ketimbang melakukan aksi sensasional.
“Oknum-oknum di tubuh Densus 88 sudah lama disinyalir sangat anti pada Islam dan umat Islam. Sudah waktunya Densus 88 dibubarkan,” tegasnya.
Pada Februari 2013 silam, Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang saat itu dijabat Din Syamsuddin, mengusulkan agar dilakukan peninjauan kembali terhadap reposisi dan reformasi lembaga Densus.
Din mengatakan, yang paling menjadi fokus MUI yakni adanya pemberantasan terorisme yang dikaitkan dengan agama. Menurutnya, ada stigmatisasi terhadap Islam.
“Ketika terjadi stigmatisasi Islam, bangunan dakwah yang kami bangun roboh. Ini kerugian besar bagi umat Islam yang tak bisa kami bayar,” tuturnya.
Sebagaimana diberitakan media nasional, Densus 88 mendobrak pesantren Yayasan Rumah Tarbiyah dan Tahfidz Al-Qur’an Al Mukmin, Kota Malang, yang saat itu tengah menjalankan aktivitas belajar mengajar. Penggerebekan itu dilakukan karena pemiliknya, Helmi Alamudi, ditangkap terkait ISIS.
Para siswa yang berusia di bawah 10 tahun menangis histeris akibat aksi arogan anggota Densus itu. Bahkan, menurut penuturan Umu Bariroh, salah satu staf pengajar, Densus menodongkan senjata kepada anak-anak supaya diam.
“Saya bilang ke polisi, bisa sopan apa tidak. Tetapi, mereka langsung menerobos masuk ke Yayasan. Polisi yang masuk bawa senjata api. Anak-anak yang mengetahui itu langsung teriak histeris dan yang lainnya menangis. Mendengar teriakan, polisi malah menodongkan senjata ke anak-anak,” kata Umu saat ditemui di pesantren Al-Mukmin, seperti dilansir dari dakwatuna.com.***
Editor | : | |
Sumber | : | Kiblat.net |
- Puasa Meningkatkan Iman dan Imun
- Bergerak Bersama dalam Pergerakan Membela Palestina
- Apa yang Dilakukan Makmum Ketika Imam Lupa Saat Shalat?
- Mengucap Salam, Amalan Mulia yang Kian Memudar
- Peliharalah Uban Sebagai Cahaya di Hari Kiamat
- Dahsyatnya Mengucap Laa Haula Wa Laa Quwwata Illa Billah
- Jadilah Hamba Allah yang Bersaudara
- Pahala Membaca Surah Al Ikhlas
- Lamakanlah Ketika Rukuk dan Sujud
- Telat Shalat Subuh Karena Ketiduran, Harus Bagaimana?
- Doa Agar Dijamin Aman Keluar Rumah
- 5 Amalan Berbakti kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal
- Doa Terbaik di Hari Arafah dan Keutamaannya
- Keistimewaan dan Keutamaan Puasa Arafah
- Pahala Shalat Istikharah
0 Comments