Galeri Dakta /
Follow daktacom Like Like
Senin, 30/03/2015 07:54 WIB
Taklim Kolosal 23Th Dakta

Abdullah Hehamahua: Tiga Kemungkinan Indonesia di Masa Depan

Abdullah Hehamahua saat memberitakan narasi pada taklim bulanan Radio Dakta
Abdullah Hehamahua saat memberitakan narasi pada taklim bulanan Radio Dakta

BEKASI_DAKTACOM:  Radio Dakta menggelar taklim kolosal dalam rangka tasyakur milad Radio Dakta Ke-23 di Aula Radio Dakta, Jl. Agus Salim 77 Bekasi Timur, Ahad (229/3/15) dengan menghadirkan narasumber mantan penasehat  KPK, Abdullah Hehamahua.

Pada kesempatan itu ia mengatakan, di tahun 2050, Indonesia kemungkinan akan mengahadapi  tiga hal, yaitu bisa pecah menjadi 12 negara, hancur seperti negeri Saba’ dan menjadi negara baldatun toyyibatun, negeri yang makmur dan sejahtera.

Jika  korupsi terus menggrogoti uang negara, asing merampok kekayaan alam, ujung-ujungnya rakyat akan menderita. Penderitaan akan mudah memicu pembrontakan.  Akan sangat mungkin 2030, Indonesi pecah menjadi 12 negara. Mungkin akan berdiri negara Papua, Maluku, Kalimantan, Sulawesi,  dan negara di Pulau  Jawa dan Sumatera. “Ini tergantung bagaimana kita mengelola negara ini.

Yang paling mengerikan adalah akan terjadi benaca yang maha dahsyat dengan tenggelamnya beberapa pulau . Diperkirakan tahun 2030  akan ada 30 pulau yang hilang bahkan tak menutup kemungkinan Jakarta akan tenggelam.

 Abdullah Hehamahua mengemukakan alasan kemungkinan Indonesia ini akan tenggelam baik dari pemahaman ilmiah seperti pergerakan bumi, juga dengan dalilil-dalil Al-Qur’an.

Menurut mantan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), ini, sudah banyak negeri yang ditenggelamkan Allah karena penduduknya zalim, kufur, dan munafik.

“Negeri Saba’ adalah salah satu contoh. Negeri Saba adalah negeri yang makmur subur, hasil buminya melimpah ruah, rakyatnya sejahtera, tapi zalim. Maka  hanya dalam satu malam Allah menghancurkan  negeri Saba’ yang makmur sejahtera itu”  cerita Abdullah Hehamahua.

Indonesia ini juga tak jauh beda dengan negeri saba’  yanag memiliki kekayaan alam yang melimpah ruang, tapi penduduknya zalim.  Dalam sebuah survei menyebutkan 30 persen siswa SMA sudah melakukan hubungan sek di luar nikah. Bahkan ada  anak kelas VI memperkosa anak kelas 1. Ini menunjukan kerusakan moral yang sangat luar biasa.

Belum lagi kita soal kejahatan orang yang nelakukan aborsi. Mereka melakukan aborsi kehamilan dengan membuang janin dalam perutnya karena anak yang ada dalam perut tidak disukai. Rata-rata  mereka hamil karena perzinaan. Yang paling menyedihkan perzinaan itu , dilakukan  di rumahnya sendiri, karena orang tuanya semua kerja dan sibuk. Sehingga yang paling aman untuk melakukan perzinaan  ya di dalam rumah. Maka apa jadinya,  jadilah negeri ini menjadi negeri penzina. Ini akan berpontensi mengundang murka Allah.

Jika Allah sudah murka maka Allah dengan mudah menghancurkan sebuah negeri. Ingat firman Allah

“Dan jika Kami hendak menghacurkan sebuah negeri Kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah di dalam negeri itu supaya mentaati Allah, akan tetapi mereka melakukan kedurhakaan  di dalam negeri itu, maka sudah sepatutnya  berlaku terhadap mereka  (ketentuan Kami) kemudian kami hancurkan negeri itu dengan sehancur-hancurnya. (Al Isra’: 16).

Kemungkinan ke tiga, negeri ini menjadi negeri yang makmur sejahtera. Ini bisa terjadi jika penduduk Indonesia bertobat. Tobat dari segala dosa, tak ada perzinaan, tak ada maksiat, tak ada korupsi. Penduduknya menjadi penduduk yang shaleh, dengan begitu Indonesia menjadi negeri yang makmur sejahtera, pungkasnya. ***

 

Editor :
Sumber : Ulil Albab
- Dilihat 4009 Kali
Berita Terkait

0 Comments