BEKASI_DAKTACOM: Permasalahan ketidakseimbangan pembangunan fisik dengan ruang fasilitas sosial dan umum di Kota Bekasi menurut Abdul Khoir selaku tokoh masyarakat adalah karena pesatnya arus urbanisasi.

Sebagai daerah penyangga Ibukota, Kota Bekasi mendapat kelimpahan pendatang yang membutuhkan tempat tinggal beserta sarana penunjang kehidupan lainnya.

"Kalau kita merujuk pada rencana tata ruang kota yang ada, sebenarnya kondisinya sudah proporsional, masalahnya karena urbanisasi tinggi, warga sulit menghindari rayuan investor yang berani membayar tanah dengan harga mahal," ujar Dosen UNISMA ini kepada Radio Dakta, Senin (28/12).

Untuk menyikapi hal ini, ia menghimbau kepada Pemerintah Kota untuk mengantisipasi arus urbanisasi yang tidak mungkin dielakkan.

"Masalah Kota Bekasi seperti macet dan kumuh sudah lama terjadi, tinggal sekarang bagaimana keberanian pemerintah yang menjabat untuk melakukan perubahan," jelasnya.

Selain itu, dirinya juga melihat program Smart City yang diusung Pemkot untuk mengatasi berbagai masalah di Kota Bekasi belum memberi efek karena kurang jelas konsep dasarnya.

"Kita kan mengenal dalam ilmu pertanian untuk memanfaatkan lahan kecil dengan efisiensi tinggi, itu bisa digunakan sebagai konsep dasar smart City mengingat lahan kita memang terbatas," jelasnya.

Ia berharap di sisa waktu masa jabatan yang ada, Pemkot Bekasi dapat terus memperbaiki berbagai permasalahan dengan strategi dan perencanaan yang matang.