Bekasi / Kota /
Follow daktacom Like Like
Senin, 30/11/2015 15:23 WIB

70 Warga di Bekasi Kena Tipu Penempatan Kerja Bodong

Korban Penipuan dengan Modus Penyalur Pekerjaan Membuat SUrat SPKT
Korban Penipuan dengan Modus Penyalur Pekerjaan Membuat SUrat SPKT

BEKASI_DAKTACOM: Niat hati ingin mendapat pekerjaan, namun nahas puluhan warga di Bekasi malah menjadi korban penipuan atas penempatan kerja di kawasan industri MM 2100 Cibitung.

Faridasa Eka Saputri (22) satu dari 69 korban lainnya yang menjadi korban penipuan atas nama pelaku Iwan, Firman dan Lukman. Eka dan puluhan temannya sebelumnya dijanjikan akan mendapatkan pekerjaan.

"Sampai waktu yang dijanjikan yakni tanggal 4 November kemarin saya dan teman - teman belum ditempatkan diperusahaan," kata Eka kepada Dakta di Mapolresta Bekasi Kota seusai melaporkan ke Unit SPKT, Jumat (27/11) malam.

Eka bersama teman - temannya akhirnya melapor kejadian tersebut, ke Polresta Bekasi Kota dan membuat pengaduan dengan nomor surat; SPKT No. LP/2274/K/XI/2015/SPKT/Resta Bekasi Kota.

Eka menceritakan, kejadian tersebut berawal pada sekitar pertengahan Oktober lalu saat dirinya bertemu Iwan di Kampus Gunadarmana, Kalimalang - Kota Bekasi dan menawarkan lowongan pekerjaan.

Merasa percaya, Iwan kemudian memperkenalkan Eka dengan Firman yang disebut-sebut sebagai orang dalam perusahaan.

"Firman ini menawarkan pekerjaan ke saya yakni diperusahaan di PT Honda Lock dan PT. Sugity Kreatif semuanya berada dikawasan industri MM 2100 Cibitung," papar Eka.

Firman pun meminta Eka untuk mencari teman lainnya yang juga ingin bekerja untuk mendaftar melalui Eka dan menyetor uang `pelicin` berkisar Rp. 1 juta sampai Rp. 3,5 juta.

"Akhirnya saya mencari teman yang juga mau kerja di PT. Dapatlah 69 orang. Bayarnya variasi bergantung posisi di perusahaan," jelas Eka yang pernah menjadi SPG.

Eka dan para temannya merasa percaya dengan janji manis Firman, lantaran dari Firman dan rekannya termasuk respon kalau disms atau ditelepon dan juga memberikan kartu untuk mengikuti pelatihan diperusahaan dimaksud.

"Awalnya kita percaya, tapi lama-kelamaan kita mulai ragu. Di sms balesnya sudah mulai `ngaco` dan juga kartu untuk pelatihan ternyata palsu," pungkas Eka.

Reporter :
Editor :
- Dilihat 7354 Kali
Berita Terkait

0 Comments