Kamis, 27/04/2023 09:00 WIB
Dua Potensi Ekonomi Strategis Saat Musim Mudik Lebaran
DAKTA.COM - Guru besar dari Universitas Andalas (Unand) Sumatra Barat (Sumbar) Prof Rika Ampuh Hadiguna menyebut terdapat dua potensi ekonomi strategis lokal saat musim mudik Lebaran.
"Ada dua potensi ekonomi strategis di daerah yang sering dilupakan pemerintah daerah yaitu objek wisata baru, dan makanan atau komoditas unggulan daerah," kata pakar ekonomi sekaligus guru besar Unand Rika Ampuh Hadiguna di Padang, Rabu.
Masyarakat lokal sering menemukan objek wisata baru saat musim mudik Lebaran. Di satu sisi, pemudik sangat tertarik dengan spot-spot baru dengan berswafoto untuk diunggah ke media sosial.
"Tentunya postingan para pemudik tersebut menjadi media promosi," ujarnya.
Demikian juga dengan kuliner daerah. Baik makanan sajian maupun komoditas pertanian lainnya. Para pemudik biasanya juga akan mengunggah makanan tersebut ke media sosial. Baik itu karena kelezatan atau faktor lainnya.
Menurutnya, baik objek wisata baru atau kuliner daerah yang diunggah masyarakat terutama pemudik secara tidak langsung sudah menjadi promosi tersendiri.
Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu mencermati peluang tersebut agar momentum sesaat objek ekonomi baru tersebut dapat dilanjutkan sebagai produk ekonomi baru bagi daerah.
Pemerintah daerah dapat menganalisis media sosial untuk mendapatkan informasi berharga tentang dua potensi strategis lokal ini, kata dia.
Secara umum, ia mengatakan jebakan konsumtivisme adalah tantangan sosial di musim mudik Lebaran dari tahun ke tahun. Jebakan ini harus ditransformasi menjadi "investasi".
Potensi konsumtivisme dapat dilihat atau diperkirakan dari nilai uang tunai yang disiapkan Bank Indonesia sebesar Rp195 triliun periode 27 Maret 2023 hingga 20 April 2023.
Sementara, Kementerian Perhubungan memprediksi jumlah pemudik Lebaran 2023 mencapai 123,8 juta jiwa.
"Jumlah pemudik dan nilai uang beredar yang sangat besar adalah potensi ekonomi yang bagi daerah," kata dia menjelaskan.
Tiga jenis pengeluaran pemudik adalah biaya transportasi yang meliputi bahan bakar minyak (BBM) bagi pengendara motor/mobil, belanja makanan ataupun oleh-oleh, serta jalan-jalan ke objek wisata.
Terakhir, ujar dia, besarnya nilai uang yang beredar dan jumlah pemudik perlu dilihat dalam perspektif ekonomi sebagai sebuah potensi pasar baru.
Sumber | : | REPUBLIKA |
- Elemen Masyarakat Tegaskan Penolakan terhadap Aksi 20 Mei
- MUI : Jangan Sebar Berita Bohong, Fitnah dan Tidak Objektif Pada Walikota, terkait Kasus Pengadaan Alat Olahraga.
- Wamenaker Dukung Perlindungan untuk Pengemudi Ojol Jelang Aksi Unjuk Rasa Besar-besaran
- KORMI Tegaskan Komitmen Pembinaan Inorga dan Luncurkan Logo dan Maskot FORKOT IV 2025
- Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Usulkan Jalur Prioritas Tol untuk Transportasi Publik dalam Peresmian Rute Baru TransJabodetabek Vida–Cawang
- Kejari Kota Bekasi Tetapkan 3 Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Alat Olahraga
- Cegah Dimanfaatkan untuk Pragmatisme Politik, UU Zakat Kembali Digugat
- Prestasi Bulu Tangkis tak Bisa Diraih Instan
- 11 Tuntutan Buruh di May Day 2025
- Dahnil Anzar Simanjuntak Soroti Urgensi Petugas Haji Perempuan dalam Raker Komisi VIII DPR RI
- Gubernur 'Konten' Dedi Mulyadi dan Jebakan Komunikasi Artifisial
- JPO Hantu Depan UIN Jakarta Kapan Digeser?
- Purnawirawan Ditantang Tempuh Jalur Konstitusi untuk Copot Gibran
- Jelang Keberangkatan Jemaah Haji Indonesia, Dahnil Anzar Simanjuntak Tinjau Kualitas dan Kesiapan Akomodasi, Serta berbagai Layanan bagi jemaah di Arab Saudi
- Survei KedaiKOPI: 91,2% Masyarakat Puas dengan Rekayasa Lalu Lintas Mudik 2025
0 Comments