Nasional /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 30/03/2023 06:00 WIB

Evita Nursanty 'Dirujak' karena Sebut KRL Chaos Saat Lebaran dan Tahun Baru

anggota komisi vi dewan perwakilan rakyat dpr evita 230329082227 995
anggota komisi vi dewan perwakilan rakyat dpr evita 230329082227 995

DAKTA.COM - Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Evita Nursanty menjadi sorotan warganet di media sosial karena pendapatnya saat berbicara di rapat dengar pendapat gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/3/2023). Dia mempertanyakan urgensi impor rangkaian KRL Commuter Line dari Jepang.

 

 

Namun Evita justru menyebut impor rangkaian tidak diperlukan karena tidak akan mempengaruhi kemungkinan terjadinya kekacauan moda transportasi tersebut. Oleh karena itu, ia mempertanyakan urgensi kebutuhan impor gerbang tersebut.

 

"Sekarang apakah kita chaos? Kalau kita tidak impor ini barang apakah kita chaos? kata Evita saat rapat dengar pendapat dengan PT KAI seperti dilansir dari saluran YouTube Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu (29/3/2023).

 

  Menurut Evita, rusuhnya penumpang KRL Commuter Line biasanya hanya terjadi saat momen-momen tertentu, seperti waktu Hari Raya Idul Fitri atau ketika tahun baru. Kondisi KRL Commuter Line saat ini, kata dia, tidak dalam keadaan kacau sehingga impor rangkaian bukanlah sesuatu hal yang mendesak.
 

Padahal, faktanya KRL Commuter Line selalu penuh dan penumpang berjubel setiap hari. Adapun kaosnya saat Lebaran dan akibat libur tahun baru hanya terjadi di kereta api jarak jauh (KAJJ). Sehingga, warganet mempertanyakan pengetahuan Evita yang tak bisa membedakan KRL dan KAJJ.

 

"Kita kan biasanya chaos itu di tahun baru, kita biasanya chaos itu kan di Lebaran, ini kan sudah lewat semua ke-chaos-an kita. Apakah ini suatu urgensi kalau kita tidak impor chaos? Nah, itu juga menjadi pertanyaan bagi saya," ujar politikus PDIP tersebut.

 

Video Evita kemudian dikomentari warganet dengan cetus, menyindir, dan terheran. Ribuan akun Twitter berusaha 'merujak' dan mempertanyakan mengapa ada perwakilan rakyat di DPR yang dengan tidak pahamnya kondisi asli di lapangan.

Sumber : REPUBLIKA
- Dilihat 1098 Kali
Berita Terkait

0 Comments