Evaluasi Sektor Pendidikan 2022, Penanganan Pembelajaran Pasca Disrupsi Perlu Jadi Prioritas
JAKARTA, DAKTA.COM Melanjutkan evaluasi sektor pendidikan yang sudah Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) sampaikan sebelumnya, poin penting yang perlu menjadi bahan evaluasi adalah penanganan pembelajaran pasca disrupsi.
“Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah meneruskan upaya-upaya untuk memulihkan pembelajaran pasca pandemi untuk meminimalkan learning loss atau hilangnya pengetahuan dan keterampilan dalam proses belajar,” ujar Peneliti CIPS Nadia Fairuza.
Nadia melanjutkan, urgensi untuk mengatasi learning loss menunjukkan pengenalan kembali pembelajaran tatap muka di awal tahun. Namun proses ini Kembali terganggu akibat kemunculan varian Covid-19 lain yang menyebabkan opsi kembali ke sekolah kembali menjadi pertentangan.
Melanjutkan pandemi Covid-19 sebagai salah satu bentuk disrupsi yang mungkin saja terjadi kembali, pemerintah perlu memberikan ruang terhadap sistem pendidikan yang resilien dan adaptif karena kerentanan posisi geografis Indonesia.
Untuk itu, pemerintah perlu tetap memprioritaskan penanganan pembelajaran pasca pandemi di tahun depan dengan memperhatikan berbagai evaluasi yang didapat dalam dua tahun terakhir. Walaupun kegiatan belajar mengejar sudah kembali dilakukan secara tatap muka hamper di semua wilayah di Indonesia, menciptakan sistem yang lebih tahan dan adaptif terhadap bencana tetap perlu dilakukan mengingat disrupsi, seperti Covid-19 dan bencana alam, sangat mungkin terjadi lagi.
Berkaca pada pandemi Covid-19 serta mempertimbangkan kondisi geografis Indonesia yang rawan bencana alam, pemerintah pusat dan daerah perlu mengembangkan skema-skema untuk mendukung proses pembelajaran pasca bencana/kondisi darurat untuk meningkatkan resiliensi sistem pendidikan, seperti pembangunan infrastruktur sekolah tahan bencana, mengembangkan kurikulum sederhana, hingga memfasilitasi sekolah untuk menjangkau pelajar dan guru yang terkena dampak bencana/kondisi darurat.
“Pentingnya kebijakan dan investasi untuk mendukung kesiapsiagaan sektor pendidikan dalam menyikapi perubahan mendadak,” tegasnya.
Masih merespons pandemi, Nadia juga berpendapat kalau manajemen sekolah perlu diperhatikan untuk mendukung kesuksesan kegiatan belajar mengajar. Selama pandemi, manajemen sekolah berperan besar dalam mengkomunikasikan kebijakan yang terus berubah kepada siswa dan orang tua.
Selain itu, peran Komite Sekolah perlu dimaksimalkan karena orang tua adalah pemangku kepentingan dan pengambil keputusan penting di sektor pendidikan. Mereka dapat memberikan masukan, saran, dan perspektif yang berarti tentang bagaimana anak-anak mereka dapat memperoleh manfaat penuh dari studi mereka.
Sumber | : | CIPS |
- Perguruan Tinggi Asing Buka Akses ke Pendidikan Kelas Dunia
- Ketum ASPHRI Raih Gelar Doktor Ilmu Manajemen dari UNJ
- Rektor Universitas Bani Saleh Resmi Dilantik, LLDIKTI Wilayah IV: Semangat Tingkatkan Mutu Pendidikan
- Urgensi Pembangunan Infrastruktur Pendidikan Tahan Bencana Mendesak
- Evaluasi Sektor Pendidikan Indonesia 2022: Digitalisasi, Revisi UU Sisdiknas dan Otonomi Guru Perlu Diperhatikan
- Digitalisasi Perlu Perhatikan Keragaman Lanskap Pendidikan Nasional
- Gempa Cianjur dan Potensi Bencana Angkat Urgensi Pendidikan Resilien
- Upacara Peringatan HGN 2022, Kemenag sampaikan Apresiasi dan Penghargaan bagi Para Guru
- HGN 2022, GTK Madrasah Fokus Dorong dan Apresiasi Guru Berprestasi
- Resmikan Gedung Kampus 1 di Jakarta Sebagai Kampus Pasca Sarjana, Ubhara Jaya Tegaskan Komitmen Menuju Perguruan Tinggi Unggul
- Kipina Hadir di Kota Bekasi, Berikan Kurikulum Pendidikan Paud Berstandar Finlandia
- Penghapusan Bahasa Inggris Tidak Sejalan dengan Globalisasi
- Gelar Dies Natalis ke-27 dan Wisuda, Ubhara Jaya Luluskan 1080 Sarjana dan Tegaskan Komitmen Hasilkan SDM Unggul serta Berkarakter
- Adaptasi Teknologi: Informatika Ubhara Dampingi Guru SDN 02 Jatireja dalam Workshop Penggunaan Aplikasi AKM Kelas
- Seleksi Masuk PTN Bertransformasi Menuju ke Arah yang Lebih Baik
0 Comments