Sekenario Kudeta Konstitusi
DAKTA.COM - Gak kapok. Wacana tunda pemilu muncul kembali. Sudah berulang kali. Aktornya itu-itu saja. Rakyat tahu mereka adalah para petualang yang terus berupaya cari keberuntungan. Gagasan tunda pemilu buat alat negosiasi.
Gak puas dengan jabatan saat ini. Gak puas dengan posisi sekarang. Lalu, target posisi lain, tentu yang lebih tinggi dan punya pengaruh. Ada yang ingin jadi ketum partai. Ada yang ingin jadi presiden. Ada yang ingin terus dipakai jadi konsultan politik dan lembaga survei jalan. Begitulah cara berpikir petualang. Bertindak sesuai target pribadinya. Gak mikir rakyat. Gak peduli bangsa. Negara dikorbankan. Sungguh, rasa malu sudah ada di lutut.
Mayoritas rakyat menolak. Itu hasil sejumlah survei. Mereka tetap cuek. Peduli apa dengan suara rakyat. Masa bodoh. Yang penting, target tercapai. Begitulah karakter pecundang. Pecundang tetap pecundang.
Diam-diam, sekenario jalan. Test the water. Cek ombak. Imajinasikan tahun depan resesi dan krisis. Alasan uang negara tipis. Tapi, kereta cepat bisa selesai. IKN jalan terus. Kenapa pemilu mau diganjal karena alasan uang negara yang menipis?
Alasan pandemi dibuat. Katannya, kerja dua tahun (2020-2021) gak efektif. Kalau begitu, kenapa 271 kepala daerah yang juga alami pandemi gak diperpanjang? Kenapa diganti PJ? Apakah para kepala daerah itu gak terdampak pandemi? Bukankah mereka dua tahun juga gak efektif bekerja? Begitulah kualitas otak ketika sudah dieksploitasi ambisi. Logikanya ngawur.
Kalau bisa tunda pemilu, tunda. Begitu sekenarionya. Lihat reaksi rakyat. Jika gak ada gejolak, lanjut. Ada gejolak, masuk sekenario kedua: pemilihan presiden oleh MPR. Lebih mudah kendalikan. Jumlah anggota MPR terbatas. Siapkan logistik sekian, semua mau diberesin. Calon boneka dipasangkan. Mirip gubernur jadi-jadian.
Pintunya? Lewat amandemen UUD. Sekali dibuka pintu amandemen, sekenario jalan. Lobi- lobi untuk cari kompromi makin intens. Ada uang, ada juga jabatan. Tinggal dibagi-bagi. Semua pasti kebagian. Buat semuanya merasa menang.
Ini akal-akalan. Tujuannya? Singkirkan lawan dan perpanjang masa kekuasaan. Hanya ganti para figurannya.
Rakyat mesti paham. Rakyat mesti tahu ada orang-orang yang sedang sekenariokan ini. Bahaya! Negara dikorbankan demi ambisi dan nafsu tetap berkuasa. Aturan diotak-atik supaya jadi jalan untuk terus menikmati kekuasaan.
Gak peduli orang mau bilang apa. Gak peduli sejarah akan mencatat apa. Hari ini berkuasa, besok bagaimana caranya agar tetap bisa berkuasa.
Politik untuk politik. Politik semata untuk berkuasa. Halalkan semua cara. Gak ada kepentingan negara yang hadir disana. Sebagian besar rakyat sudah lelap kena hipnotis BLT (Bantuan Langsung Tunai). Rakyat yang lain berhasil ditakut-takuti dengan kelompok yang diimajinasikan radikal dan mengerikan. Lalu muncul iblis-iblis membawa bendera ideologi. Dan rakyat pun asik menikmati drama tipuan ini.
Dalam situasi ini, dibutuhkan kumpulan orang-orang waras. Mahasiswa dan aktifis waras. Mereka harus mencegah sekenario busuk ini. Pertama, suarakan kebenaran. Terus suarakan, sehingga semua telingga anak bangsa mendengar. Kedua, sadarkan rakyat. Sentuh logikanya. Ketiga, lakukan semua langkah untuk melawan segala upaya kudeta terhadap konstitusi.
Tony Rosyid
Pengamat Politik dab Pemerhati Bangsa
Reporter | : | Ardi Mahardika |
- Pasangan Heri - Sholihin Komitmen Bangun Perubahan Untuk Kota Bekasi
- Setia Prabowo: Bersyukur Jika Romo Syafi’i Terpilih di Kabinet Zaken Prabowo
- Pasangan Heri - Sholihin Deklarasi Maju Pilkada Bekasi, Ini Janjinya
- Din Syamsuddin Rencanakan Aksi Besar dengan Dukungan TNI untuk Bela Palestina
- Peringati HUT Golkar ke 59 DPD Golkar Kota Bekasi Ajak Para Kader dan Simpatisan Bershalawat
- PKS Kota Bekasi Sesalkan Sikap Pemkot Batalkan Penggunaan Stadion Patriot
- Resmi Gabung PPP, Sandiaga Ngaku Ikhlas Jika tak Diusung Jadi Bakal Cawapres
- Buntut Gibran-Prabowo, PDIP Atur Kader Kepala Daerah Terima Tamu
- Dukung Prabowo, Jokowi Pressure Megawati?
- Maksimal Perjuangkan Aspirasi, Anggota Dewan Ushtuchri Tuai Pujian Konstituen
- Jokowi: Menteri Nasdem Bisa Direshuffle
- Jokowi Tidak Akan Dukung Prabowo
- Warga Jabar Puas Pada Kinerja Ridwan Kamil
- Dewan Mahfudz Abdurrahman Berbagi 10 Ribu Bingkisan Lebaran
- Jika Pemilu Ditunda, Aktivis 98 Siapkan Pemerintahan Transisi
0 Comments