Zelenskyy Minta Warga Ukraina Bersabar dengan Keterbatasan Listrik
KIEV, DAKTA.COM -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta warga Ukraina untuk bersabar dan kuat dalam menghadapi kerasnya musim dingin. Sementara para pejabat mendesak upaya untuk memulihkan listrik dan layanan lain yang dilumpuhkan oleh serangan udara Rusia.
Rusia telah menggempur infrastruktur listrik Ukraina sejak awal Oktober, menyebabkan pemadaman listrik dan meninggalkan jutaan orang tanpa pemanas karena suhu yang anjlok. "Untuk melewati musim dingin ini, kita harus lebih tangguh dan lebih bersatu dari sebelumnya," kata Zelenskyy dalam pidato malamnya pada Ahad (4/12/2022).
"Kita tidak dapat membiarkan konflik dan pemogokan internal apa pun yang dapat melemahkan kita semua, bahkan jika seseorang di luar sana berpikir bahwa itu akan memperkuat dirinya secara pribadi," ujarnya.
Para pejabat telah melakukan pemadaman listrik terjadwal saat berlomba untuk memulihkan listrik. Walikota Kiev Vitaliy Klitschko mengatakan di Telegram, pemadaman listrik akan dibatasi mulai Senin (5/12/2022) hingga pemadaman listrik stabilisasi yang direncanakan agar jaringan berfungsi kembali, meski diakui kondisi tersebut sulit terpenuhi.
Pemasok listrik terbesar di Ukraina DTEK mengatakan, pemadaman direncanakan untuk tiga wilayah lain, Odesa, Donetsk dan Dnipropetrovsk di selatan dan timur Ukraina. Sedangkan di Kherson, sebagian besar dibiarkan tanpa listrik ketika pasukan Rusia meninggalkan kota selatan bulan lalu, gubernur regional mengatakan 85 persen pelanggan sekarang memiliki listrik.
Negara-negara Barat mengutuk gelombang serangan udara Rusia terhadap infrastruktur sipil dan listrik. Wakil Sekretaris Urusan Politik Amerika Serikat (AS) Victoria Nuland mengatakan pada Sabtu (3/12/2022), bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin membawa perang ke tingkat barbarisme baru dengan mencoba mematikan lampu warga sipil.
Rusia mengatakan, serangan itu tidak menargetkan warga sipil dan dimaksudkan untuk mengurangi kemampuan Ukraina untuk berperang dan mendorongnya untuk bernegosiasi. Meskipun Kiev menilai serangan semacam itu adalah kejahatan perang.
Tekanan Barat terhadap Rusia atas tindakannya di Ukraina memuncak pada penentuan batas harga 60 dolar AS per barel pada minyak mentah lintas laut Rusia yang mulai berlaku pada Senin. Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan, sedang mencari cara untuk melarang penggunaan batas harga.
"Kami akan menjual produk minyak dan minyak hanya ke negara-negara yang akan bekerja dengan kami di bawah kondisi pasar, bahkan jika kami harus sedikit mengurangi produksi," kata Novak.
Sumber | : | REPUBLIKA |
- Gelar Seminar Internasional Fiqh Ta’ayush, WADAH Malaysia Promosikan Hidup Berdampingan di Komuniti ASEAN
- Kondisi Terkini Gaza Utara, MER-C: Bangunan Sekolah Dibakar
- Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARIBP) Mendesak Bantuan Militer untuk Palestina
- Bayi Palestina Lahir Selamat dari Rahim Ibu yang Tewas Dibunuh Israel
- Ekonomi Israel Makin Babak Belur
- Rusia Mengingatkan Turki Agar tak Berilusi Jadi Anggota Uni Eropa
- Filipina Evakuasi Ribuan Warga Saat Topan Mawar Semakin Mendekat
- Korsel Berhasil Luncurkan Satelit Komersial Pertama Kali
- China Minta Bantuan Selamatkan 39 Awak Kapal Tenggelam, 17-nya WNI
- China Ingatkan Jepang Terkait Tanggung Jawab Limbah Nuklir Fukushima
- Madinah Siapkan Diri Sambut Jamaah Haji 2023
- Yordania Tuan Rumah Pembahasan Nasib Suriah di Liga Arab
- WHO Masih Mengidentifikasi Asal-Usul Covid-19
- Jepang Cari Dukungan G7 Untuk Pembuangan Air Olahan PLTN Fukushima
- Turki Desak AS Cabut Sanksi di Bidang Industri Pertahanan
0 Comments