Akupuntur Bisa Jadi Terapi Pasien Ginjal Kronik Anak
JAKARTA, DAKTA.COM -- Dokter spesialis akupuntur dr. Irma Nareswari, Sp.Ak mengatakan metode akupuntur bisa menjadi pilihan terapi pada pasien Sindrom Nefrotik (SN) atau penyebab penyakit ginjal kronik pada anak tanpa interaksi obat.
"Jadi kami tidak menggunakan pengobatan atau nonfarmakologis sehingga tidak ada interaksi obat tertentu pada pasien-pasien SN, jadi dapat menggunakan jarum atau dengan menggunakan laser tergantung dari usia anak itu," kata Irma dalam webinar HUT RSCM ke-103 tahun mengenai akupuntur untuk pasien kanker yang diikuti di Jakarta, Senin (31/10/2022).
Sindrom nefrotik merupakan penyakit ginjal yang menyebabkan pembengkakan wajah, kaki ataupun tubuh pada anak. Penyakit ini terjadi karena adanya proses imunologis yang menyebabkan pengeluaran protein melalui air kemih.
Pada pasien anak, akupuntur dengan penggunaan jarum bisa dilihat dari usianya. Mulai dari usia enam tahun sudah bisa menggunakan akupuntur model jarum yang ukurannya lebih kecil dari jarum akupuntur untuk dewasa. Sedangkan untuk usia enam tahun ke bawah biasanya akan menggunakan laser akupuntur.
"Mulai dari 6 tahun sebenarnya bisa dengan jarum akupuntur. Jarum akupuntur untuk dewasa itu empat kali lebih kecil dari peniti jadi halus banget, ukuran jarum akupuntur untuk anak-anak itu enam kali lebih kecil daripada peniti jadi sangat halus dan tidak terasa," ucap Irma.
Irma menjelaskan akupuntur sudah bisa dilakukan pada saat pasien terdiagnosa kanker di awal. Biasanya pasein kanker yang telah terdiagnosa kanker akan mengalami rasa cemas, dan pola tidur terganggu. Jika kondisi tersebut tidak membaik biasanya akan dikonsultasikan ke psikiataer atau psikolog.
Dengan akupuntur dapat membantu mengurangi rasa cemas dan memperbaiki pola tidur tersebut sehingga sangat baik untuk pencegahan sebelum terjadi efek samping dari terapi kemo seperti mual dan muntah.
"Jadi tidak hanya semata-mata bisa akupuntur, tapi kita akan melihat lagi kondisi pasiennya. Terkadang mungkin ada keluhan nyeri tapi tidak tahu itu kanker jadi tidak perlu menunggu kemonya atau radiasinya tapi bisa mulai pada saat diagnosa kanker itu," ucap Irma.
Dalam terapi akupuntur dengan jarum, efek samping yang paling sering terlihat adalah lebam seperti terbentur, namun hal ini wajar dan tidak menyebabkan kecacatan atau keparahan penyakit.
"Tapi jangan khawatir dalam waktu satu pekan itu akan hilang, kalau masih agak linu itu dapat dikompres es batu. Jadi efek sampingnya itu sangat minimal tidak menyebabkan kecacatan atau keparahan penyakit," katanya.
Sumber | : | REPUBLIKA |
- Netty Prasetiyani : Cegah Stunting dan Bangun Keluarga Berkualitas agar Indonesia Kuat
- Kolaborasi Apik BPJS Kesehatan, Wujudkan Transformasi Mutu Layanan JKN
- SGM Eksplor Hadirkan Festival Anak Generasi Maju di Kota Bekasi
- BPJS Kesehatan Luncurkan Loket Pelayanan Informasi dan Portal Quick Response
- PT. Andalan Furnindo Gelar Penyuluhan Stunting di Desa Segara Makmur, Tarumajaya
- Akselerasi Percepatan Viral Load dalam Penanganan HIV
- Peduli Diabetes, RS Siloam Sentosa Bekasi Timur Gelar Senam Hingga Seminar Kesehatan
- Kenali Bahaya Penyakit DBD dan Penanganannya
- Kelola Dana Amanat, BPJS Kesehatan Gelontorkan Klaim 113,47 Triliun
- Bantu Stimulus Belajar Berjalan Si Kecil, Keunggulan SAP Diapers dengan Promo Menarik di Bulan Juni
- Wakil Presiden RI Berikan Penghargaan Pemda Berstatus Universal Health Coverage
- Klaim Jus Jambu Dapat Obati Demam Berdarah Dengue, Ini Penjelasan dari Ahli
- Industri Farmasi Indonesia Perlu Beralih ke Industri Berbasis Inovasi
- Gizi Seimbang dan Keragaman Pangan Kunci Turunkan Angka Stunting
- Ahli Gizi Ingatkan Pencegahan Stunting Dilakukan Sejak 1.000 HPK
0 Comments