Pencaplokan Empat Wilayah Ukraina Tidak Memiliki Nilai Hukum
NEW YORK, DAKTA.COM -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengutuk langkah Rusia untuk mencaplok wilayah pendudukan Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit yang mengakui kemerdekaan wilayah Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina yang direbut oleh tentara Rusia pada Jumat (30/9/2022) pagi.
"Setiap keputusan untuk melanjutkan pencaplokan wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina tidak akan memiliki nilai hukum dan pantas untuk dikutuk," kata Guterres dikutip dari Anadolu Agency.
Referendum telah dikutuk secara luas oleh komunitas internasional, dengan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa pencaplokan wilayah tersebut tidak akan diakui. "Itu bertentangan dengan segala sesuatu yang dimaksudkan untuk diperjuangkan oleh komunitas internasional. Ini adalah eskalasi yang berbahaya. Itu tidak memiliki tempat di dunia modern. Itu tidak harus diterima," ujar Guterres.
Guterres mengatakan, setiap pencaplokan wilayah suatu negara oleh negara lain yang diakibatkan oleh ancaman atau penggunaan kekuatan merupakan pelanggaran terhadap Piagam PBB dan hukum internasional. Dia mendesak salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB ini untuk menghormati piagam itu dan mundur dari jurang.
"Setiap keputusan Rusia untuk maju akan semakin membahayakan prospek perdamaian," kata Guterres.
Menurut Guterres, tindakan Putin justru akan memperpanjang dampak dramatis pada ekonomi global, terutama negara berkembang. Upaya itu pun menghambat kemampuan PBB untuk memberikan bantuan penyelamatan jiwa di seluruh Ukraina dan sekitarnya.
Referendum terbaru untuk bergabung dengan Rusia diadakan antara 23-27 September di Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk yang berada di bawah kendali separatis pro-Rusia dan di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia. Juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, upacara pengesahan akan diadakan di Istana Grand Kremlin pada 30 September untuk penggabungan daerah ke Rusia.
Sumber | : | REPUBLIKA |
- Gelar Seminar Internasional Fiqh Ta’ayush, WADAH Malaysia Promosikan Hidup Berdampingan di Komuniti ASEAN
- Kondisi Terkini Gaza Utara, MER-C: Bangunan Sekolah Dibakar
- Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARIBP) Mendesak Bantuan Militer untuk Palestina
- Bayi Palestina Lahir Selamat dari Rahim Ibu yang Tewas Dibunuh Israel
- Ekonomi Israel Makin Babak Belur
- Rusia Mengingatkan Turki Agar tak Berilusi Jadi Anggota Uni Eropa
- Filipina Evakuasi Ribuan Warga Saat Topan Mawar Semakin Mendekat
- Korsel Berhasil Luncurkan Satelit Komersial Pertama Kali
- China Minta Bantuan Selamatkan 39 Awak Kapal Tenggelam, 17-nya WNI
- China Ingatkan Jepang Terkait Tanggung Jawab Limbah Nuklir Fukushima
- Madinah Siapkan Diri Sambut Jamaah Haji 2023
- Yordania Tuan Rumah Pembahasan Nasib Suriah di Liga Arab
- WHO Masih Mengidentifikasi Asal-Usul Covid-19
- Jepang Cari Dukungan G7 Untuk Pembuangan Air Olahan PLTN Fukushima
- Turki Desak AS Cabut Sanksi di Bidang Industri Pertahanan
0 Comments