Kecewa Pengelolaan Sampah, Warga Ancam Gugat Pemkab
DAKTA.COM - - Warga Burangkeng berencana menggugat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH), karena dinilai tidak mampu menyelesaikan persoalan sampah yang sudah menggunung (overload), di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Burangkeng.
Hal itu disampaikan oleh puluhan warga yang melakukan aksi damai, saat Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanahan meninjau TPSA Burangkeng.
Aksi tersebut juga dilakukan sebagai buntut kekecewaan mereka terkait pengelolaan sampah yang tak kunjung dibenahi.
Selama bertahun tahun warga sekitar merasakan dampak dari keberadaan TPSA yang kian merusak lingkungan. Kondisi ini, diperburuk dengan tidak adanya sampah yang dikelola terlebih dulu, sehingga langsung dibuang dengan cara ditumpuk ke TPSA.
Alhasil, sampah makin menggunung dan tak jarang tumpukkan sampah itu longsor hingga pencemaraan tambah meluas. Dalam aksi tersebut, warga mendesak Pemkab Bekasi segera memperbaiki pola pengelolaan sampah. Jika tidak dilakukan, mereka mengancam bakal menggugat pemerintah daerah, karena dinilai telah merugikan warga.
“Kami butuh lingkungan hidup bersih, aman, nyaman, sehat jauh dari bising dan baunya sampah dari TPSA. Kami merasa keluhan kami dengan berbagai upaya, dari dulu hingga sekarag tidak ada tanggapan,” ucap salah seorang warga peserta aksi, Muhammad Hatta.
Menurut dia, sejak 2006 lalu, warga sudah menyatakan TPSA sudah melebihi kapasitas. Pihaknya pun telah menyampaikan ke pemerintah, baik dari tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten. Namun tidak ada tanggapan. Bahkan hingga kini, kondisi TPSA satu-satunya di Kabupaten Bekasi itu makin parah, lantaran sampah yang makin menumpuk di area seluas sembilan hektar tersebut.
“Kami sudah bilang, jika kondisi TPSA Burangkeng ini sudah overload dari tahun 2006. Coba dikaji ulang, jangan sampai merugikan kesehatan masyarakat. Seluruh warga sekitar ini terdampak. Tolong minta diperhatikan lingkungan,” beber Hatta.
Ia menilai, karena lingkungan sekitar makin rusak, kesehatan warga pun terganggu. Bau sampah yang dihembuskan angin menyengat hingga beberapa kilometer. Selain itu, aliran sungai pun turut tercemar dan bau.
“Apabila TPSA ini tetap dipertahankan, tolong diperhatikan kebersihan lingkungan, warga harus dibina dengan dokter buat kesehatan. Selama ini ada puskesmas, tapi nggak pernah ada dokter dan obatnya,” sesal Hatta.
Sedangkan Ketua Persatuan Karang Taruna Burangkeng, Carsa Hamdani menyampaikan, TPSA Burangkeng harus direvitalisasi. Lahannya harus diperluas dan metode pembuangan juga diperbaiki.
Sumber | : | RADAR BEKASI |
- Lippo Cikarang Catat Marketing Sales Rp323 Miliar di Kuartal I 2025, Capai 19,6 Persen dari Target Tahunan
- Komitmen Dukung Kebijakan Bupati, PT BBWM Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Babelan
- LPCK Prioritaskan Keberlanjutan untuk Ciptakan Nilai Jangka Panjang bagi Pemangku Kepentingan
- PT BBWM Berbagi Kebahagiaan Ramadhan, Santuni Anak Yatim di Babelan
- FajarPaper Terima Kunjungan KLH, Kemenperin, dan APKI Bahas Pengelolaan Limbah dan Bank Sampah
- Global Insan Mulia Gelar Gebyar Ramadan 1446 H, Santuni 100 Yatim dan Dhuafa
- Lippo Cikarang Mall Rayakan Tiga Dekade dengan Identitas Baru dan Konsep Lebih Modern
- Lippo Cikarang Cosmopolis Resmikan Taman Anabul, Fasilitas Baru untuk Hewan Peliharaan
- Forkammi Dorong Peningkatan Kompetensi Khotib melalui Dauroh Khutoba
- FajarPaper Dukung Perekonomian Berkelanjutan dengan Budidaya Lele dan Pengelolaan Sampah
- BBWM Rayakan 22 Tahun, Komitmen pada Pembangunan dan Tanggung Jawab Sosial untuk Masyarakat
- Pagar Laut di Bekasi untuk Pembangunan Alur Pelabuhan
- Gadang Barubah Hadir di Cikarang: Restoran Padang dengan Konsep Unik
- Bekasi Premier Pencak Silat Tournament 2nd Edition 2025: Membangkitkan Cinta pada Pencak Silat
- FajarPaper Sukseskan Panen Lele, Dukung Kemandirian Ekonomi Warga Binaan
0 Comments