Erdogan: Turki Siap jadi Negara Penjamin Keamanan Ukraina
DAKTA.COM - Presiden Recep Tayyip Erdogan menyebut Turki siap menjadi negara penjamin keamanan bagi Ukraina.
Direktorat Komunikasi Turki melaporkan kesiapan itu Erdogan sampaikan saat berbicara lewat telepon dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenksy, pada Minggu (24/4).
Dalam percakapan itu, Erdogan turut menggarisbawahi kesiapan Turki memberikan semua sarana dukungan bagi perundingan damai Ukraina-Rusia, termasuk upaya mediasi.
Erdogan juga mengatakan kepada Zelenskyy bahwa pada prinsipnya, Turkiye akan bersedia menjadi penjamin keamanan Ukraina.
"Presiden Erdogan mengatakan siap memberikan semua bantuan yang dia bisa selama proses negosiasi dan menawarkan dukungan yang diperlukan, termasuk mediasi," bunyi pernyataan Kepresidenan Turki.
Sementara itu, dalam kicauannya di Twitter, Zelensky menyebut teleponnya dengan Erdogan merupakan "momen penting".
"[Kami] membahas jalannya proses negosiasi, koordinasi dengan Turki dan negara lain soal penjamin keamanan bagi negara kami. Masalah yang dibicarakan kemampuan pertahanan Ukraina, ketahanan pangan global, yang terancam karena pemblokiran navigasi di Laut Hitam," kata Zelensky di Twitter.
Selain itu, kedua pemimpin negara ini juga menekankan evakuasi segera warga sipil yang berada di Mariupol, kota pelabuhan di tenggara Ukraina yang menjadi salah satu titik panas perang saat ini.
"Pada malam pembicaraan [Erdogan] dengan [Presiden Rusia Vladimir] Putin, saya menekankan perlunya evakuasi segera warga sipil dari Mariupol, termasuk Azovstal, dan pertukaran segera pasukan yang ditahan," lanjut Zelensky seperti dikutip kantor berita Anadolu.
Ukraina masih berada dalam gempuran Rusia usai Putin melancarkan invasi pada 24 Februari lalu.
Hari-hari setelah itu, ledakan dan pertempuran terus terjadi. Belakangan, serangan semakin intensif di Ukraina timur, termasuk Mariupol.
Rusia dan Ukraina tercatat sudah berulang kali menggelar negosiasi namun tak menuai hasil signifikan.
Negosiasi terakhir akhir Maret lalu di Istanbul, Ukraina mengusulkan negaranya akan berstatus netral dengan catat imbalan jaminan keamanan dari sejumlah negara besar, mulai dari Amerika Serikat, Inggris, Israel hingga Turki.
Turki merupakan negara yang berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam. Negara ini juga memiliki hubungan yang baik dengan kedua negara yang sedang berperang itu.
Sebagaimana negara lain, pemerintahan Erdogan juga mengecam agresi Rusia di Ukraina. Namun, Ankara sejauh ini ogah menjatuhkan sanksi terhadap pemerintahan Presiden Vladimir Putin.
Sumber | : | CNN INDONESIA |
- Gelar Seminar Internasional Fiqh Ta’ayush, WADAH Malaysia Promosikan Hidup Berdampingan di Komuniti ASEAN
- Kondisi Terkini Gaza Utara, MER-C: Bangunan Sekolah Dibakar
- Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARIBP) Mendesak Bantuan Militer untuk Palestina
- Bayi Palestina Lahir Selamat dari Rahim Ibu yang Tewas Dibunuh Israel
- Ekonomi Israel Makin Babak Belur
- Rusia Mengingatkan Turki Agar tak Berilusi Jadi Anggota Uni Eropa
- Filipina Evakuasi Ribuan Warga Saat Topan Mawar Semakin Mendekat
- Korsel Berhasil Luncurkan Satelit Komersial Pertama Kali
- China Minta Bantuan Selamatkan 39 Awak Kapal Tenggelam, 17-nya WNI
- China Ingatkan Jepang Terkait Tanggung Jawab Limbah Nuklir Fukushima
- Madinah Siapkan Diri Sambut Jamaah Haji 2023
- Yordania Tuan Rumah Pembahasan Nasib Suriah di Liga Arab
- WHO Masih Mengidentifikasi Asal-Usul Covid-19
- Jepang Cari Dukungan G7 Untuk Pembuangan Air Olahan PLTN Fukushima
- Turki Desak AS Cabut Sanksi di Bidang Industri Pertahanan
0 Comments