Epidemiolog: Ada Potensi Lonjakan Kasus Covid-19 Jika Varian XE Masuk Indonesia
JAKARTA, DAKTA.COM - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan kemunculan Covid-19 varian omicron XE perlu diwaspadai. Diketahui, omicron XE merupakan gabungan atau rekombinan dari dua varian omicron yang sudah ada, yaitu BA.1 dan BA.2.
"Kewaspadaan ini menjadi pesan penting kita semua. Jangan ambil risiko, lebih baik mencegah daripada terinfeksi," kata Dicky dalam diskusi daring, Rabu (6/4/2022).
Dicky berpendapat, pemerintah harus memperkuat 3T, 5M, dan vaksinasi untuk mengantisipasi penularan varian baru Covid-19 tersebut. Istilah 3T yang dimaksud adalah testing, tracing, dan treatment. Sedangkan 5M adalah memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Dicky menjelaskan, berdasarkan data awal penelitian kemampuan penularan omicron XE sekitar 10 persen lebih tinggi dari omicron BA.2. Melihat potensi tersebut, jika varian XE masuk ke Indonesia, Dicky memprediksi adanya potensi lonjakan kasus yang akan terjadi, lantaran masih adanya kelompok rentan di Indonesia yang belum menerima vaksin Covid-19.
"Ada kelompok lansia atau belum divaksin, ada 20 persen penduduk kita masih rawan, kalau dilihat penduduk Indonesia ada lebih dari 300 juta besar sekali, artinya potensi adanya lonjakan kasus akan ada," kata Dicky.
Oleh karenanya, penularan virus yang lebih cepat harus diimbangi dengan jangkauan vaksinasi yang lebih luas serta berbagai kebijakan pengendalian dan pencegahan. "Atas dasar itulah, saya berprinsip lebih baik melakukan upaya mitigasi, dan sikap kehati-hatian," ujarnya.
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan, varian baru hasil mutasi rekombinan omicron yang disebut sebagai varian omicron XE hingga saat ini belum ditemukan di Indonesia. Diketahui, varian omicron XE berasal dari struktur protein omicron dan yang harus diwaspadai, XE menyebar hingga 10 persen lebih cepat dibandingkan subvarian omicron BA.2.
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan berdasarkan data WHO, varian XE mudah menular 10 persen dibandingkan varian BA.2. Namun, belum ada bukti apakah varian tersebut memiliki sifat seperti alpha, delta dan omicron.
"Belum ada alasan untuk khawatir, namun tetap pakai masker," kata Zubairi dalam keterangannya, Selasa (5/4/2022).
Sebelumnya, Badan Kesehatan Inggris (Health Security Agency/HSA) disebut tengah memantau tiga garis keturunan rekombinan, yakni XD, XE, dan XF. XD adalah hibrida dari Delta dan BA.1, subketurunan dari varian omicron dan telah ditemukan sebagian besar di Prancis, Denmark dan Belgia.
XE adalah rekombinan dari dua subketurunan varian omicron, BA.1 dan BA.2 alias 'Son of Omicron'. Sementara, XF adalah rekombinan antara Delta dan BA.1 yang sejauh ini hanya terdeteksi di Inggris.
Sumber | : | REPUBLIKA |
- Bekasi Bebas Nyeri, Simak Tips Unggulan dari Pain Clinic Siloam Hospitals Bekasi Timur
- Mitra Keluarga Bekasi Timur, Tingkatkan Pusat Layanan Onkologi Terlengkap
- JIP: 13,4 Persen ODHA Mendapat Stigma Dari Orang Lain
- Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran
- Tak Banyak yang Tahu, Puasa Ternyata Juga Bawa Manfaat Untuk Penderita Stroke
- Peringati Hari Ginjal Sedunia, Eka Hospital Bekasi Kenalkan Layanan Hemodialisa
- Solusi Komprehensif Perkembangan Anak, Eka Hospital Bekasi Hadirkan Klinik Child Development Center
- Mengenal Pengobatan Melalui ECIRS, Pada Kasus Batu Ginjal Kompleks
- Netty Prasetiyani : Cegah Stunting dan Bangun Keluarga Berkualitas agar Indonesia Kuat
- Kolaborasi Apik BPJS Kesehatan, Wujudkan Transformasi Mutu Layanan JKN
- SGM Eksplor Hadirkan Festival Anak Generasi Maju di Kota Bekasi
- BPJS Kesehatan Luncurkan Loket Pelayanan Informasi dan Portal Quick Response
- PT. Andalan Furnindo Gelar Penyuluhan Stunting di Desa Segara Makmur, Tarumajaya
- Akselerasi Percepatan Viral Load dalam Penanganan HIV
- Peduli Diabetes, RS Siloam Sentosa Bekasi Timur Gelar Senam Hingga Seminar Kesehatan
0 Comments