Bekasi / Kabupaten /
Follow daktacom Like Like
Ahad, 06/03/2022 06:00 WIB

Warga Sekitar Kawasan MM 2100 Pertanyakan Manfaat Keberadaan SMK Mitra Industri

SMK Mitra Industri MM2100 Bekasi
SMK Mitra Industri MM2100 Bekasi
CIKARANG, DAKTACOM - Keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kawasan industri belum memberikan dampak positif untuk masyarakat.
 
Seperti SMK Mitra Industri di Kawasan Industri MM 2100. Masyarakat setempat masih kesulitan untuk mendapatkan fasilitas pendidikan di sekolah itu.
 
"Keberadaan SMK Mitra Industri tidak dirasakan manfaatnya untuk masyarakat sekitar kawasan. Tingginya biaya pendidikan di sekolah itu menjadi salah satu alasan masyarakat tidak bisa mengakses fasilitas pendidikan di SMK Mitra Industri," kata Pengurus Harian Masyarakat Peduli Investor (MPI) Morio Nuryadi, Ahad (6/3) 
 
Padahal awal pembangunan SMK oleh pengelola kawasan itu bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia sekitar kawasan industri MM 2100 agar siap bersaing di dunia industri.
 
"Bisa dicek, sangat minim warga di tujuh desa sekitar masuk mengenyam pendidikan di SMK Mitra Industri. Seharusnya warga setempat harus ada prioritas dan subsidi untuk biaya pendidikan," jelasnya. 
 
Tujuh desa itu yakni, Desa Gandasari, Gandamekar, Mekarwangi, Telajung, Jatiwangi, Cikedokan dan Danau Indah. Informasi yang dihimpun murid dikenakan biaya hingga jutaan rupiah untuk masuk ke sekolah itu.
 
"Informasi yang kami dapat, setiap bulannya biaya itu sekitar 600 ribu. Disitu ada sekitar 2.500 murid. Kita lihat sangat minim warga sekitar tujuh desa yang bersekolah di kawasan," tuturnya. 
 
Hadirnya Bursa Kerja Khusus (BKK) Mitra Industri MM 2100 juga diduga tidak sesuai peruntukan. Pasalnya BKK tidak hanya dikhususkan bagi alumni SMK Mitra Industri.
 
"Sangat sulit warga sekitar kawasan industri untuk masuk kerja melalui BKK. BKK  itu juga ternyata bukan hanya untuk alumni saja dalam rekrutmennya," ujarnya. 
 
Selain itu juga beredar kabar, setiap peserta yang melakukan test di BKK Mitra Industri MM 2100 diduga dikenakan pungutan hingga Rp30.000.
 
"Iya, waktu tahun 2019 saya ngelamar di perusahaan di MM, ditarikin duit 20 ribu. Kalau sekarang infonya sudah 30 ribu," kata salah satu peserta BKK bernama Nurul***
Reporter : Ardi Mahardika
- Dilihat 6811 Kali
Berita Terkait

0 Comments