Nasional / Kesehatan /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 08/02/2022 12:00 WIB

Yang Perlu Diperhatikan Agar Covid-19 Tak Memburuk Saat Isoman

ISOLASI MANDIRI
ISOLASI MANDIRI

JAKARTA, DAKTA.COM :  Pemerintah memperbolehkan pasien positif Covid-19 varian Omicron melakukan isolasi mandiri dengan sejumlah syarat. Di antaranya mereka yang berusia kurang dari 45 tahun, positif Covid-19 tanpa gejala, dan tak memiliki riwayat penyakit penyerta.

Namun yang utama, pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri perlu memperhatikan sejumlah hal agar tak berujung perburukan kondisi yang bisa mengancam nyawa. Berikut sejumlah hal yang perlu diperhatikan saat isoman agar kondisi tak memburuk.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan, saat isolasi mandiri pasien tetap harus dipantau agar tak terjadi perburukan terkait Covid-19 yang tengah ia derita.

Pasien juga perlu melakukan konsultasi telemedicine, yakni menghubungi dokter melalui aplikasi yang terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan agar segera mendapatkan obat dan pemantauan keadaan.

"Pasien juga harus tahu bagaimana keadaan tubuhnya, sebaiknya tetap terhubung dengan dunia luar melalui telemedicine dan dengan keluarga harus selalu dilakukan," kata Nadia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (7/2).

Pasien juga perlu melakukan konsultasi telemedicine, yakni menghubungi dokter melalui aplikasi yang terafiliasi dengan Kementerian Kesehatan agar segera mendapatkan obat dan pemantauan keadaan.

"Pasien juga harus tahu bagaimana keadaan tubuhnya, sebaiknya tetap terhubung dengan dunia luar melalui telemedicine dan dengan keluarga harus selalu dilakukan," kata Nadia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (7/2).

Berikut beberapa hal lain yang bisa dilakukan pasien Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri agar tak terjadi perburukan kondisi.


1. Fasilitas yang baik

Pasien sebaiknya berada di ruangan sendiri dengan ventilasi baik di rumah. Rekomendasi ini untuk memungkinkan udara segar dan bersih masuk sebanyak mungkin dan ini bisa dilakukan dengan membuka jendela.

"Keadaan kamar jangan tak mendapat pencahayaan, jangan lembap, sirkulasi udara di ruangan isolasi juga harus baik," kata Nadia.

Selain itu, Nadia menyarankan agar pasien juga tetap aktif bergerak dan memastikan diri terkena sinar matahari terutama di pagi hari.


2. Asupan makanan bernutrisi

Selama melakukan isolasi mandiri, pasien juga perlu mendapatkan asupan makanan bernutrisi dan obat-obatan sesuai gejala untuk membantu pemulihannya.

Nadia menuturkan, pasien bergejala ringan biasanya diresepkan dokter sejumlah obat antara lain antivirus dan sesuai gejala mereka. Bila ada demam, maka pasien dibolehkan meminum paracetamol untuk menurunkan demam.

"Prinsipnya isolasi mandiri itu memberi kesempatan pada tubuh untuk membangun sistem kekebalan optimal demi melawan virus. Selain fokus melawan virus, ditambah booster dengan asupan bernutrisi dan obat-obatan penunjang [yang direkomendasikan dokter]," tutur Nadia.

Dia juga mengingatkan untuk perbanyak konsumsi buah dan sayur, air putih, serta vitamin.

3. Taat protokol kesehatan

Mematuhi protokol kesehatan seperti pemakaian masker, mencuci tangan, serta berjaga jarak dengan anggota keluarga juga perlu dilakukan. Tidak hanya pada pasien, penerapan prokes ini juga perlu dipatuhi oleh anggota keluarga yang menjaga dan merawat pasien.

Selain itu, pasien juga sebaiknya menggunakan kamar mandi dan toilet terpisah dari anggota keluarga lain yang sehat, bila memungkinkan.

Kalaupun ini tak tersedia, segeralah bersihkan ruangan menggunakan disinfektan dan pastikan pasien serta anggota yang tinggal serumah dengannya mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan kegiatan.


4. Konsumsi obat

Semua obat yang diresepkan dokter sebaiknya rutin dikonsumsi sesuai anjuran agar segera pulih dan bisa beraktivitas kembali.

Pastikan dosis dan cara minum obat yang tepat agar tidak memunculkan penyakit lainnya.

 


 

Sumber : CNN INDONESIA
- Dilihat 1154 Kali
Berita Terkait

0 Comments