Nasional / Hukum dan Kriminal /
Follow daktacom Like Like
Rabu, 05/01/2022 17:35 WIB

Sikap verbal FH itu "kotoran" Yg Menjadi Ujian Banyak Pihak

FERDINAND HUTAHAHEAN
FERDINAND HUTAHAHEAN

JAKARTA, DAKTA.COM : Cuitan FH di akun twitternya itu sebagai satu fakta, dan klarifikasi yang dilakukan FH atas cuitannya justru sebagai konfirmasi dan menguatkan bahwa cuitan itu memang dilakukan secara sengaja tidak dalam keadaan tidur ngigau dan itu adalah sikap verbalnya.

Cuitan FH tidak muncul di "ruang kosong", tapi muncul dalam sebuah konteks tertentu, sikon tertentu bahkan dorongan dari motif tertentu. Karena itu bukan ocehan dari orang yang di anggap gila. Kalau monitor dari waktu ke waktu atas konten cuitan FH di akun sosmednya maka akan paham dan menemukan substansinya kerap mengagitasi perdebatan diruang sosmed karena masuk diranah SARA.

Dan kali ini cuitan FH kembali memantik polemik diruang publik, karena secara eksplisit maupun implisit makna yang dikehendaki dari cuitan itu sudah menyinggung keyakinan agama lain khususnya umat Islam.

Saya menilai cuitan FH layaknya kotoran busuk yang diumbar diruang publik. Dan akhirnya menjadi ujian terhadap semua pihak;

Pertama; kehidupan berbangsa dan bernegara yang selalu diharapkan semua anak bangsa adalah damai, harmoni dan indah dalam keberagaman serta sikap saling menghormati menjadi terkoyak dengan sikap verbal yang tidak beradab dari seorang FH.

Kedua; ujian khususnya terhadap umat beragama, sikap toleransi dan saling menghormati antar pemeluk beragama yang terus menerus di gaungkan menjadi ternoda dengan cuitan seorang FH. Entah ini berangkat dari kebodohan atau phobi nya FH terhadap umat beragama diluar dirinya atau bahkan kesengajaan FH untuk memprovokasi gejolak sosial.

Dan secara khusus ini ujian bagi umat Islam yang merasa tersinggung dengan cuitan FH. Bisa saja umat Islam menyikapi secara proporsional atau terstimulasi untuk melakukan pengadilan jalanan terhadap FH.

Ketiga; ujian untuk aparat penegak hukum. Polri di bawah komandan Pak Sigit kali ini betul-betul di uji untuk membuktikan visi PRESISI nya.


Umat Islam menuntut prinsip Equity dihadapan hukum. Umat Islam terlalu banyak fakta yang bisa dijadikan sebagai basis komparasi untuk menakar apakah Polri betul-betul penegak hukum yang bisa diharapkan untuk menciptakan keadilan bagi semua pihak.

Terkait cuitan FH, sudah jelas ada bukti;  1.pengakuan dari FH , 2. Screenshot, 3. Saksi, 4. Keterangan ahli hukum dan ahli analisa bahasa. Bahkan sudah ada beberapa pihak yang melaporkan FH ke pihak Polisi.

Umat Islam menunggu sikap profesionalnya Polisi, dan jika Polisi tidak proporsional pada kasus FH kalu ini akan memicu sikap distrush publik terhadap polisi. Menambah deretan panjang faktor-faktor pemicu sikap kepercayaan publik menjadi rendah terhadap institusi Polri.

Sangat mungkin saban hari polisi akan di sodori narasi di ruang sosmed tagar #percuma lapor polisi #polisi menjijikkan #keadilan mati diNKRI.

Dan tagar yang viral #tangkap FH betul-betul ujian bagi Polisi. Jika seorang FH mengaku khilaf, meminta maaf maka kita memaafkan tapi proses hukum tetap harus berjalan agar menjadi pembelajaran kepada siapapun soal pentingnya keadaban diruang sosmed. Sikap verbal yang basianya adalah ilmu dan wisdom bukan emosi, kebencian yang memantik permusuhan sesama anak bangsa. []

Harits Abu Ulya-Dir CIIA (The Community Of Ideological Islamic Analyst)

Reporter : Warso Sunaryo
- Dilihat 1614 Kali
Berita Terkait

0 Comments