Bekasi / Kota /
Follow daktacom Like Like
Selasa, 09/11/2021 08:00 WIB

Membangun Karakter Pahlawan di Kota Patriot

Talkshow Swara Bekasi DPRD Kota Bekasi
Talkshow Swara Bekasi DPRD Kota Bekasi
BEKASI, DAKTACOM - Hari Pahlawan selalu diperingati tanggal 10 November. Peringatan yang dilakukan setiap tahunnya diharapkan mampu menjadi contoh dan teladan bagi generasi penerus dalam membangun bangsa. 
 
Keteladanan ada dalam diri almagfurllah Kiai Haji (KH) Noer Ali. Pahlawan nasional yang dianugerahi Bintang Mahaputra Adipradana ini layak dijadikan panutan bagi kalangan anak muda Bekasi. 
 
Penulis biografi KH Noer Ali sekaligus sejarawan Bekasi, Ali Anwar dalam Dialog Swara Bekasi DPRD Kota Bekasi, Senin (8/11) mengatakan sosok KH Noer Ali dahulu belum banyak tercatat dalam literatur sejarah, sehingga mendorongnya untuk membuat biografi. Dalam perjalanannya diketahui beliau memiliki nilai perjuangan yang melebihi kapasitas wilayah dan dirinya. 
 
"AH Nasution, yang menjadi komandannya pak kiai waktu itu menyebutnya sebagai pejuang yang selalu bersama rakyat. Dakwahnya bukan cuma sekedar untuk rakyat kecil tapi juga kalangan tinggi, ia bisa berdakwah di mushola, bahkan di lembaga pemerintahan dengan jamaah tokoh politik di DPRD bahkan DPR. Kiai bisa luwes menyampaikan ceramahnya bahkan sebagai politikus mampu berdialog dengan para tokoh bangsa," ucapnya.
 
Masyarakat selalu menantikan bahasan ceramah dari KH Noer Ali, mulai dari isu sosial hingga politik, saat disahkan undang-undang Ormas di tahun 1985 yang sempat menuai penolakan tapi beliau kemudian mendukung karena sudah disahkan sehingga tidak ada perlawanan dari rakyat
 
"Dulu di tahun 90an sosok KH Noer Ali tidak dikenal, hanya kalangan tertentu saja, sejak diberikannya gelar pahlawan nasional di tahun 2006 muncul pemberitaan dari media koran televisi dan radio serta audio visual yang dibuat oleh siswa dalam rangka tugas sekolah," tuturnya. 
 
Ia menjelaskan setelah hadi pahlawan nasional, ratingnya naik lagi, sekolah juga sering menugaskan murid untuk wawancara tentang KH Noer Ali dan kemudian dikemas dalam bentuk audio visual. Saat ini literasinya sudah banyak, keluarga dan pemerintah Kabupaten Bekasi menyerahkan arsip ke Arsip Nasional sehingga kajiannya lebih luas. 
 
Jurnalis senior Bekasi ini menyarankan agar pesantren At-Taqwa menggelar cipta karya puisi bagi siswa sekolah, ataupun film pendek tentang perjuangan KH Noer Ali. Napak tilas perjalanan beliau dari Bekasi ke Karawang juga perlu dihidupkan. 
 
"Sekarang kan lagi jamannya gowes, bisa gowes dari pesantren At-Taqwa ke markas KH Noer Ali di Kampung Bugis Karawang, selain itu peran ibu-ibu juga dibutuhkan untuk menceritakan sosok kepahlawanan beliau kepada anaknya, mendogengkan saat sebelum tidur," tuturnya. 
 
Ketua Yayasan At-Taqwa sekaligus cucu KH Noer Ali, KH Irfan Mas'ud mengatakan kota patriot julukan Bekasi karena tapal batas perjuangan dalam merebut kemerdekaan, untuk itu perlu mengembangkan nilai kepahlawanan agar semakin maju dan ihsan sesuai moto kota Bekasi. 
 
"Apa yang dilakukan Kiai Noer Ali merupakan perjuangan sepanjang hayat yang berinsiatif membangun masyarakatnya dengan perjuangan fisik, pendidikan dan kemasyarakatan melalui pesantren. Dan mengajarkan nilai-nilai kepedulian terhadap masyarakat serta kepentingan umum yang ditanamkan pada santri," ungkapnya. 
 
Putra dari mantan Ketua MUI Kabupaten Bekasi almarhum KH Amin Noer ini menjelaskan pesantren At-Taqwa didirikan sejak 1962 tujuannya untuk membantu mencerdaskan bangsa, karena selepas merdeka, Kiai menyadari bahwasanya bangsa bisa maju dilakukan lewat pendidikan. Nilai yang diajarkan juga mengenai mendahulukan kepentingan umum daripada pribadi dan berinsiatif memerdekakan bangsa dalam kondisi apapun. 
 
"Satu hal yang juga patut dijadikan contoh adalah belajar tentang keiklasan, karena dulu sebelum ada buku biografi yang ditulis bang Ali Anwar, rekam jejaknya tentang perjuangannya susah diketahui, karena beliau tidak mau ada yang tau, itu yang perlu diajarkan kepada anak muda," kata Irfan. 
 
Dalam setiap kesempatan, sosok KH Noer Ali juga bisa bergaul dengan mudah dari kalangan Ormas islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis dan lainnya, bahkan agama lain untuk berkolaborasi dalam menbangun bangsa. Uniknya saat ingin beribadah haji ke Makkah, beliau meminjam uang ke tuan tanah keturunan Tionghoa, itu membuktikan Kiai bisa bergaul dengan siapapun. 
 
"Sebagai keluarga, kami membuka pintu bagi pemerintah daerah kota dan kabupaten Bekasi agar memberikan pencerahan bagi generasi milenial sehingga dapat dijadikan teladan. Serta mendorong pembuatan film pendek tentang KH Noer Ali untuk menampilkan sosok yang mudah dipahami bagi anak muda," sebutnya. 
 
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bekasi Chairuman Juwono Putro mengatakan setiap peringatan hari pahlawan ada pertanyaan muncul sudahkah meneladani perjuangan pahlawan khususnya asal Bekasi KH Noer Ali. Bekasi hari ini ada karena tidak lepas dari jasa pejuang di masa lalu, oleh karenanya jika rasa patriotisme digali dari sosok beliau maka akan memberikan rasa cinta tanah air bagi anak muda
 
"Di tengah kemajuan zaman, muncul tokoh-tokoh dari di berbagai bidang ini yang menjadi kegelisahan apakah tokoh yang muncul bisa membimbing anak muda untuk memperkuat jatidiri dan karakternya yang semestinya ada di diri sosok pahlawan," katanya. 
 
Pria yang akrab disapa bang Choi ini mengatakan nilai perjuangan yang patut dijadikan contoh dalam diri KH Noer Ali adalah kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi, ini yang harus dibangkitkan di jiwa anak muda dengan menggelorakan rasa nasionalisme. 
 
"Pentingnya rasa cinta tanah air dan pantang menyerah mesti diwujudkan oleh anak muda. Para orang tua mesti menjaga keterwarisan sosok kepahlawan KH Noer Ali sehingga bisa menyebarkan pada generasi mendatang yang unggul dan modern dengan jiwa patriotisme tinggi," tutupnya***
Reporter : Ardi Mahardika
- Dilihat 2165 Kali
Berita Terkait

0 Comments