Rabu, 03/11/2021 16:52 WIB
Bikin Kisruh, Mantan Plt Jelaskan Kehadiran ke dua Musda Golkar
BEKASI, DAKTA.COM : Sosok mantan Plt Ketua DPD Golkar Kota Bekasi, Aria Girinaya sosok yang dianggap menjadi dalang terciptanya kegaduhan atas munculnya dualisme Musda ke-V apartai Golkar di Kota Bekasi, Jumat (29/10) lalu. Pasalnya, karena hadir di dalam dua acara dengan tajuk agenda serupa, yakni di Graha Bintang Mustika Jaya dan di Hotel Horison
Terkait hal itu dalam keterangan tertulisnya, Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Jawa Barat Aria Girinaya, sekaligus mantan Plt Ketua Partai Golkar Kota Bekasi mengatakan, terjadinya dualisme Musda ke-V Partai Golkar di Kota Bekasi, karena kedua kubu di lapangan tak memungkinkan untuk dipertemukan.
Dia pun menceritakan alasannya hadir di dua acara tersebut. Menurutnya, saat berangkat dari Bandung ke Bekasi untuk menghadiri Musda V DPD Golkar Kota Bekasi di Graha Bintang Mustika Jaya, kondisinya itu masih baik-baik saja. Kedua belah pihak pun sudah mau menghadiri acara di lokasi tersebut.
"Saya hadir di pembukaan Musda di Graha Bintang, kemudian saya sempat ke Jakarta ada keperluan. Dan ternyata kan ada eskalasi baru setelah itu, dimana kubu dari Nofel yang ingin masuk ke acara Musda dengan pengawalan. Dan beliau hubungi saya, saya
bilang ga bisa kalau mau masuk saja tanpa pengawalan. Namun, kubu Nofel menolak dengan alasan kubu sebelah kok bisa dapat pengawalan," tuturnya.
Adapun setelah itu, lanjut Aria, sore harinya itu dirinya dihubungi kubu Nofel untuk hadir di acara Musda. Dan kalau itu, dia menyebut, bahwa Musda sudah mau selesai, dan saat itu juga ada bahasa kalau dirinya tak datang Musda tidak akan ditutup.
"Saya sempat kaget kok sudah selesai. Dan mereka bilang, kalau saya tak datang Musda nya ga bakal ditutup. Makanya, saya datang dan awalnya untuk melihat saja tapi diminta untuk menutup Musda tersebut. Jadi supaya cepat bubar akhirnya saya tutup agar cepat bubar," ungkapnya.
Aria Girinaya mengaku sadar sikapnya hadir di dua Musda tersebut pasti menimbulkan kontroversi. Namun dirinya akhirnya memilih biarkan disalahkan yang penting tidak ada korban.
"Iya saya tahu, pasti saya disalahkan pihak Ade. Saya cuma tidak mau ada korban. Bagi saya lebih baik membiarkan nanti keputusan Mahkamah Partai yang menentukan. Kalau pihak Ade yang diputuskan ya harus rangkul pihak Nofel. Begitupun sebaliknya jika Nofel yang diputuskan," jelasnya
Dia menambahkan, adalah persoalan ini pun Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga memberikan amanat masing-masing kubu yang mencalonkan diri bisa menyatu kembali dan selesaikan perpecahan agar bisa meraih kejayaan di Kota Bekasi. "Ya saya sampaikan bahwa Ketum (Airlangga Hartarto) meminta menjaga kondusivitas, tak boleh sampai ada benturan, sebab Golkar sudah bagus di Kota Bekasi," tambahnya.
Reporter | : | Warso Sunaryo |
- KH. Syaifuddin Siroj Resmi Menjadi Ketua Umum Kota Bekasi 2024-2029
- Karang Taruna Kota Bekasi Siap Bersatu, Pasca Pilkada 2024
- MES dan Perguruan Tinggi Berkolaborasi Sosialisasikan Ekonomi Syariah
- PNM Bekasi Gelar Program Budidaya Maggot dan Pengolahan Sampah di Medan Satria
- DPD KNPI Kota Bekasi Bantah, Memasang Spanduk dengan Nada Tendensius Terhadap Lembaga Kejaksaan
- Pengamat Berharap Komunikasi Intens antara PJ Walikota dengan Walikota - Wakil Walikota Terpilih Demi Keberlangsungan Kota Bekasi Kedepan
- Tri Adhianto dan Haris Bobihoe Menangkan Pilkada Kota Bekasi 2024 Hasil Rekapitulasi 12 Kecamatan
- Memasuki Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Bersama Forkopimda Kota Bekasi Tertibkan APK
- Ketua DDII Kota Bekasi Ustd Salimin Dhani,Ajak Warga Doakan dan Pilih Paslon no 3,Ridho.
- Mimpi Besar TOD Kota Bekasi, Dishub : Ini Tugas Bersama Seluruh Elemen
- Logistik Pilkada Sudah Sampai Gudang KPU Kota Bekasi
- Masyarakat Kota Bekasi, Padati Kampanye Rapat Umum Paslon Pilgub ASIH
- Ridho Semakin Diminati Masyarakat Jelang Pilkada
- #SemuaBisaUmroh Akan Berangkatkan 361 Jamaah ke Tanah Suci
- BAZNAS Kota Bekasi Salurkan Sembako Santri dan Beasiswa S2 Pesantren pada HSN 2024
0 Comments