Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober: Ini Pesan Ketum PP Muhammadiyah
BEKASI, DAKTA.COM : Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan beberapa pesan terkait peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93 pada 28 Oktober 2021
Menurutnya, Hari Sumpah Pemuda memiliki makna sebagai janji yang menjadi tonggak awal kesadaran nasional dan memperkokoh persatuan Indonesia.
“Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan selamat Sumpah Pemuda ke-93 dengan tema Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (28/10/2021).
Dia menuturkan Sumpah Pemuda merupakan tonggak sejarah dalam perjuangan bangsa Indonesia ketika kaum muda Indoensia dengan semangat progesif dan integritas hadir menjadi kekuatan perekat yang mendeklarasikan satu Indonesia.
Dengan semangat untuk satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air, lanjutnya, Sumpah Pemuda memiliki dampak yang luarbiasa besar sehingga mampu merekatkan persatuan nasional. Rasa kesatuan rakyat Indonesia ini berpengaruh terhadap perebutan Kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah.
Haedar berharap Sumpah Pemuda yang merupakan bagian dari sejarah harus tetap dijaga, terutama bagi generasi milenial.
“Setelah 97 tahun, maka tentu kaum muda Indonesia perlu melakukan refleksi diri agar tetap menjadi kekuatan yang mampu memaksimalkan potensi bangsa baik potensi sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Tujuannya agar kita mampu mengejar ketertinggalan dari bangsa yang sudah maju,” tutur Haedar.
Dengan semangat bersatu dan persatuan, Haedar yakin pemuda Indonesia akan menjadi pelopor yang merekatkan persatuan nasional di tengah keberagaman. Pasalnya, ongkos mempersatukan bangsa Indonesia tidaklah murah, melainkan harus dibayar dengan darah dan nyawa para pejuang kemerdekaan. Haedar tidak ingin para pemuda menyianyiakan perjuangan para pahlawan.
“Saat ini kita menghadapi benih-benih perpecahan yang niscaya harus kita hadapi bersama. Persatuan adalah harga termahal dari sebuah masa depan dan eksistensi bangsa. Bangsa-bangsa besar akan hancur ketika pecah, sebaliknya bangsa akan menjadi maju karena bersatu,” ungkapnya.
Dia mengingatkan pemuda Indonesia dari berbagai latarbelakang yang beragam harus menjadi kekuatan yang mempersatukan. Benih-benih perpecahan jangan sampai tumbuh meluas yang membuat rakyat semakin terpolarisasi dan pecah.
Haedar yakin kunci kejayaan Indonesia ada di tangan anak-anak muda tanah air. Kebangkitan dan bertumbuh menjadi bangsa yang maju dan jaya kuncinya ada di pemuda, maka pemuda Indonsia harus menjadi kekuatan yang prodyuktif, cerdas, menguasa iptek.
"Pemuda harus menjadi kekuatan yang membangun hubungan sesama bahkan melintas batas,” tegas Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Reporter | : | Warso Sunaryo |
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
- KONSEP GURU MENURUT MOHAMMAD NATSIR
- Baitul Maqdis Institute Sampaikan 11 Resolusi Palestina dan Dunia Islam kepada Wakil Menlu RI, Anis Matta
- Empat Alasan Mengapa UU Pengelolaan Zakat Rugikan LAZ
- IDEAS: Dana BOS Tak Cukup Angkat Kesejahteraan Guru Honorer
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
- UMKM Pertanian-Perikanan yang Utangnya Dihapus
- Kebijakan Dan “Potensi Keuntungan”, Sepatutnya Tidak Digunakan Dalam Tindak Pidana Kerugian Keuangan Negara
0 Comments