Bekasi / Kota /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 08/10/2021 11:00 WIB

Peran Perempuan di Pusaran Politik

Program Coffee Morning DPRD bertajuk The Power of Emak emak
Program Coffee Morning DPRD bertajuk The Power of Emak emak
BEKASI, DAKTACOM - Persoalan ketimpangan gender tercermin jelas dalam rendahnya keterwakilan perempuan di struktur lembaga legislatif. Padahal sudah ada Undang-undang agar dapat menjamin peningkatan keterwakilan perempuan. 
 
Ketua Umum DPP Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Dwi Septiawati Djafar saat berbincang dengan Radio Dakta dalam Program Coffee Morning DPRD bertajuk The Power of Emak-emak, Jumat (8/10) menyadari masih minimnya jumlah keterwakilan perempuan dibawah 30 persen. Padahal semangat the power of emak-emak, bisa dibawa ke ranah politik guna mendorong kebijakan pemerintah yang ramah terhadap kelangsungan ketahanan keluarga. 
 
"Ada 4 agenda yang kami perjuangkan di KPPI, diantaranya mengedukasi politik terhadap perempuan agar tidak menjadi subjek saja melainkan harus menjadi objek, kemudian mendidik agar pemilih jangan pragmatis dan transaksional," katanya. 
 
Ditambahkannya, keterwakilan perempuan 30 persen juga menjadi agenda kedepan serta memberikan edukasi agar produk hukum yang dibuat legislatif berupa undang-undang dan Perdagangan harus ramah terhadap perempuan dan keluarga. 
 
"Perempuan yang hadir di politik harus menjadi beyond election yang memiliki peran luar biasa di politik tapi juga jangan sampai melupakan keluarga. Jangan sampai keterlibatan perempuan di politik justru berdampak pada perempuan lain karena hanya menjadi subjek semata," jelasnya. 
 
Untuk meningkatkan peran perempuan dalam berpolitik, ia mengusulkan agar dibentuk perempuan pelopor di semua lini baik sosial, agama, dan kesehatan. Perempuan pelopor membuat program di basis perempuan yang didukung anggaran Pemkot, basis inilah yang bisa dijadikan sebagai basis politik menjelang pemilu. 
 
"Keterwakilan perempuan harus menjadi komitmen diantara seluruh partai politik, dengan menempatkan Caleg perempuan di nomer urut 1. Kami juga terus membangun kompetensi, kapasitas dan keilmuan, terutama mindsetnya agar perempuan yang terjun ke politik memahami perannya," ucapnya. 
 
Sementara itu Ketua DPRD Kota Bekasi Choiruman Juwono Putro sepakat jika perempuan dapat menghadirkan warna dan cita rasa berbeda di bidang perpolitikan, karena dengan kelembutannya politik lebih santun dan menciptakan politik solidaritas. 
 
"Di situasi saat ini perempuan mampu menghadirkan ekonomi kreatif. Sehingga perannya bukan hanya tataran domestik saja tapi perlu dikembangkan sehingga muncul ide-ide mengenai kebijakan kota, seperti kota layak anak, perempuan dan disabilitas sehingga Bekasi lebih humanis," ujar politisi PKS ini. 
 
Pria berkacamata yang akrab disapa bang Choi ini menyadari keterwakilan perempuan di legislatif masih dibawah 30 persen, ada 8 orang dewan perempuan yang artinya hanya 16 persen. Untuk itu kolaborasi bersama stakeholder perlu dilakukan supaya gerakan politik perempuan perannya lebih besar lagi karena esensi hadirnya perempuan bukan hanya elektoral saja, tapi mendorong agar memperkuat fundamental di ranah keluarga dan sosial. 
 
"Kami berharap Parpol menjadi wadah politisi perempuan yang paham terhadap isu-isu sosial dan keluarga. Selain itu juga muncul politisi perempuan di kalangan milenial agar dapat menjembatani suara anak muda khususnya perempuan," tutupnya***

 

Reporter : Ardi Mahardika
- Dilihat 1413 Kali
Berita Terkait

0 Comments