JAKARTA_DAKTACOM: Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris dalam acara peluncuran buku "Islam dan Terorisme, antara Imajinasi dan Kenyataan" di gedung Paskasarjana UI Salemba, Selasa (29/9), menyatakan bahwa Islam tidak pernah mengajarkan terorisme.

"Perlu dipahami bahwa jihad itu bukan aksi terorisme," ujarnya kepada Dakta sebelum acara dimulai.

Ketika ditanya mengenai stigma terorisme yang melekat pada kaum muslim Indonesia, Irfan menganggap media massa yang membuat stigma tersebut.

"Agama Islam tidak ada hubungannya dengan teror, hanya pelaku teror di Indonesia kebetulan orang Islam, padahal sejatinya setiap agama dan pemahaman apapun bisa memunculkan unsur-unsur ekstrim yang berunjung pada aksi teror, walau tidak ada agama apapun yang mengajarkan terorisme" paparnya.

Menurut Irfan, banyak aksi teror yang dilakukan kaum radikal disebabkan banyak faktor, seperti ketidakadilan hingga faktor ekonomi, namun seringkali agama dijadikan kemasan untuk menutup motif asli aksi teror tersebut.

Saat ditanya apakah kelompok yang hendak mendirikan khilafah dan menegakkan syari'at akan menjadi target deradikalisasi BNPT, dirinya berpendapat bahwa konsep satu pemerintahan yang menaungi seluruh dunia adalah mustahil.

"Kita jangan memaksakan sebuah kondisi masa lalu kedalam keadaan saat ini," ujarnya diplomatis.