Bekasi / Kota /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 16/09/2021 17:00 WIB

Menciptakan Hubungan Keluarga Harmonis di tengah Pandemi Covid-19

Ketahanan keluarga di tengah pandemi bersama FAI Unisma
Ketahanan keluarga di tengah pandemi bersama FAI Unisma

BEKASI, DAKTACOM - Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap berbagai sektor kehidupan. Pandemi yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini telah banyak menambah keluarga miskin baru. 

Dampak ekonomi akibat pandemi ini sangat terasa, kepala keluarga dituntut untuk tetap memenuhi kebutuhan ekonomi, mempertahankan kualitas keluarga, dan juga menjaga kesehatan dan pendidikan anak-anaknya. Untuk itu dibutuhkan pemahaman ketahanan keluarga ditengah pandemi Covid-19. 

Dosen sekaligus Dekan Fakultas Agama Islam Unisma Bekasi Dr. Yoyo Hambali, MA saat berbincang dalam program Serambi Dakta, Kamis (16/9) mengatakan dalam aspek perkawinan, pandemi Covid-19 membawa dampak negatif salah satunya tingginya angka perceraian. Hal ini menunjukkan bahwa kerentanan keluarga diusia perkawinan muda masih tinggi. Penyebab tingginya angka perceraian sebagian besar adalah pertengkaran yang terus menerus dan ekonomi. 

"Masalah keluarga, jika tidak dibicarakan secara kekeluargaan oleh suami dan istri, akan terjadi pertengkaran, potensi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) hingga berakhir pada perceraian. Dampak dari perceraian, tidak hanya memberikan dampak negatif pada keluarga, namun juga pada tumbuh kembang anak," jelasnya. 

Menurutnya, keluarga menjadi pertahanan utama yang dapat menangkal berbagai pengaruh negatif dari dinamika social yang ada. Ketahanan keluarga atau family resilience merupakan kemampuan keluarga untuk mengembangkan dirinya untuk hidup secara harmonis, sejahtera dan bahagia lahir dan batin. 

"Keluarga terlebih dahulu harus mempunyai pondasi dasar dalam membentuk keluarga yaitu perasaan yang penuh cinta (mawaddah), dan kasih sayang (rahmah)," ucapnya. 

Sementara itu, dosen sekaligus Kepala Program Studi Ahwal Al Syakhshiyyah/Hukum Keluarga Islam Fakultas Agama Islam Unisma Bekasi Musyaffa Amin Ash Shabah, M.H menjelaskan setidaknya ada 5 indikator yang mengambarkan tingkat ketahanan suatu keluarga diantaranya sikap saling melayani sebagai tanda kemuliaan, adanya keakraban antara suami dan istri menuju kualitas perkawinan yang baik dan adanya orang tua yang mengajar, dan melatih anak anaknya dengan berbagai tantangan kreatif, pelatihan yang konsisten dan mengembangkan keterampilan. 

"Kemudian adanya suami istri yang memimpin seluruh anggota keluarganya dengan penuh kasih sayang serta adanya anak anak yang menaati dan menghormati orangtuanya," ucapnya. 

Selain itu juga perlu upaya untuk membangun resiliensi sakinah dalam keluarga diantaranya membangun ketahanan spiritual keluarga dengan sungguh-sungguh untuk menerapkan nilai agama, dan menjadikan agama sebagai muara dalam menghadapi berbagai persoalan. 

"Pandemic covid-19 yang menganjurkan semua anggota di rumah memberikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas berjamaah dan ibadah bersama keluarga sepanjang waktu. Anggota keluarga dapat diarahkan untuk memahami nilai dan ajaran dasar agama. Dan perlu mengarahkan segala sikap dan perilaku agar sesuai dengan syariat agama," tutupnya.

 

Reporter : Ardi Mahardika
- Dilihat 2036 Kali
Berita Terkait

0 Comments