CIKARANG, DAKTACOM - Serikat Pekerja Panasonic Gobel Energy Indonesia (SPPECGI) yang tergabung pada Federasi Serikat Pekerja Panasonic Gobel (FSPPG) menggelar Vaksinasi Massal untuk Keluarga Pekerja, Sabtu (11/9). Sebanyak 500 dosis vaksin AstraZeneca diberikan kepada keluarga pekerja.

Ketua DPRD Kabupaten Bekasi BN Holik Qodratullah yang ikut hadir dalam vaksinasi tersebut mengapresiasi perusahaan yang memerhatikan keluarga pekerjanya.

"Tepat sekali apa yang dilakukan perusahaan ini membantu program pemerintah," katanya.

Politisi Partai Gerindra itu berharap dengan bantuan penyelenggaraan vaksinsasi pads tingkat swastsa dapat meringankan tugas pemerintah dalam mencapai herd immunity.

"Harapan ke depan kita bisa capai target vaksinasi dan kasus covid bisa mencapai zero. Makanya kita gelontorkan APBD, kita ingin Kabupaten Bekasi yang sarat zona merah dapat minim," sambungnya.

Sementara itu Sekretaris SPPECGI-FSPPG Adhi Fikry menjelaskan latar belakang penyelenggaraan kegiatan tersebut karena pekerja sudah divaksin tetapi saat pulang berkumpul dengan keluarga.

"50 persen waktu pekerja bersama keluarga. Oleh karena itu kita inisiatif buka pendaftaran bagi keluarga yang belum divaksin. Pendataan lewat Google Form, kita share semua ke karyawan Panasonic. Data terinput kita verifikasi, dari 500 pun banyak yang kita tolak karena kendala kesehatan," ujarnya.

SPPECGI-FSPPG juga berencana menggelar vaksinasi untuk anak di bawah 12 tahun karena banyak permintaan dari keluarga pekerja.

Ketua Gugus Tugas Covid-19 PT PECGI Noor Utomo menjelaskan sangat mendukung inisiatif SPPECGI-FSPPG yang menggelar vaksinasi bagi keluarga pekerja.

"Artinya kita tidak hanya memastikan pekerja sehat, tapi juga keluarganya. Ada 500 dosis vasin AstraZeneca. Kami dan serikat pastikan vaksinasi kedua kita akan lakukan di sini. Apabila antusiasme masih tinggi, kita laksanakan program lagi," katanya.

Di PT PECGI, sudah 95 persen karyawan sudah divaksin lewat program vaksinasi gotong-royong. Sehingga, karyawan tidak perlu membayar sepeser pun. 

"Yang 5 persen bukan karena tak divaksin, tapi karena ada kendala kesehatan jadi tidak divaksin," tutupnya***