Senin, 30/08/2021 09:16 WIB
Pemkot Bekasi Harus Membuat Regulasi Agar Mempertahankan Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi
BEKASI, DAKTA.COM - Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Heri Koswara meminta Pemerintah Kota Bekasi membuat ruang kreativitas budaya sehingga bisa mempertahakan kearifan lokal.
Hal itu dikatakannya saat berbincang dalam Dialog Dakta Pagi bertajuk "Sejarah dan Budaya Kota Bekasi", Senin (30/8).
Herkos sapaan akrabnya, menyebut Bekasi yang merupakan bagian dari kota metropolitan perkembangannya sangat cepat, akulturasi budaya terjadi, untuk itu masyarakat harus melihat perubahan ini dengan diimbangi dengan mempertahankan budaya lokal.
"Perubahan sangat dahsyat contohnya infrastruktur, kita lihat kampung yang dulu tempat bermain suasananya nyaman nyaris kini tidak ada lagi, makanan lokal hari ini sulit ditemui, maka perlu ada kebijakan yang diambil pemerintah kota Bekasi untuk mempertahankan budaya", ujar ketua DPD PKS Kota Bekasi ini.
Saat menjadi anggota DPRD Kota Bekasi, pihaknya telah menyusun Perda nomor 7 tahun 2014 tentang pelestarian cagar budaya, dan ada Perwal tentang prototype budaya lokal bagi gedung milik pemerintah. Maka perannya itu harus ada, agar akulturasi budaya yang dapat mengikis kebiasaan, seperti masalah tata cara berpakaian, kuliner dan lainnya tidak terjadi.
"Mau tidak mau harus ada peran Pemkot. Kita lihat kota lain, mereka bangga punya kekhasan daerah seperti makanan dan budaya, setiap kunjungan pasti diajak untuk melihat kekhasan daerahnya. Kedepan Bekasi harus buat ruang, ini bukan cuma untuk melestarikan budaya tapi untuk penguatan pertumbuhan ekonomi, seperti pakaian khas Bekasi, dan tempat berkesenian sehingga mensosialisasikan bagi mereka yang datang", jelasnya.
Politisi kawakan PKS dari daerah pemilihan (Dapil) VIII Kota Bekasi dan Depok ini menambahkan, DPRD Jawa Barat melalui Komisi V juga mendorong agar pemerintah di tingkat kota dan kabupaten membangun kearifan lokal dalam menyambut gelombang arus modernisasi, karena akulturasi dan gempuran budaya luar menjadi persoalan di tengah masyarakat khususnya generasi muda.
"Kedepan harus diberikan ruang bagi anak muda untuk berekspresi, tidak usah malu berdialek Bekasi dalam bergaul di tengah masyarakat, justru itu mempertahkan jati diri sebagai orang Bekasi, dan bagian dari kekayaan budaya, bukan menolak yang baru tapi budaya lokal jangan ditinggalkan", ucapnya.
Ia juga melihat peran anak muda yang bisa menjawab tantangan ke depan dalam mempertahankan budaya, sehingga dengan tuntutan perkembangan zaman, Pemkot Bekasi harus melibatkan budayawan, anak muda dan akademisi.
Sementara itu, dosen UNISMA sekaligus budayawan Bekasi Abdul Khoir mengatakan yang memiliki kewenangan dan regulasi untuk mempertahankan budaya lokal ada di pemerintah, sehingga wajar jika tanggung jawab dibebankan ke pemerintah untuk melestarikan dan mengembangkan nilai orisinalitas dan aset budaya lokal.
"Saya kira budaya dapat dipertahankan dan dikembangkan, konten budaya yang memang harus dipertahankan maka biarkan seperti itu tetapi ada juga budaya yang perlu dikembangkan dengan sentuhan inovatif, yang masuk kedalam dunia teknologi seperti literasi digital agar dikemas dengan kemauan pasar, dan Pemkot punya kewenangan disana", katanya.
Abdul Khoir juga melihat banyak anak muda yang sudah memanfaatkan media sosial seperti YouTube dan Instagram untuk membuat konten sejarah dan budaya Bekasi.
"Geliatnya banyak tumbuh dan berkembang di channel YouTube, pemanfaatan dan mempublikasikan sejarah dan budaya, tetapi memang masih banyak yang terjebak pada konten kulitnya saja, untuk itu diperlukan kontrol juga dari budayawan", ucapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan komunitas pemuda yang tergabung dalam Garuda Keadilan, Machmuda Rizaldi.
Ia mengatakan di Bekasi sejak 2017 banyak komunitas anak muda yang peduli sejarah dan budaya, berbekal atas keprihatinannya karena kotanya dibully.
"Kemarin contohnya kan sempat rame Bekasi yang katanya di luar planet, justru itu yang memunculkan kreativitas anak muda dengan membuat kantor kedutaan besar Bekasi yang disana isinya segala macam edukasi dan kesenian yang dapat dipelajari millenial", jelasnya.
Ia menyebut sebenarnya anak muda Bekasi banyak yang bangga atas identitas budayanya sendiri, jika dilihat saat berdialek di komunitasnya menggunakan bahasa Bekasi walapun itu ditertawakan, namun itu salah satu bukti bahwasanya budaya Bekasi masih ada dalam dirinya.
"Harus ada regulasi dari pemerintah Kota Bekasi yang dapat memperhatikan kreativitas anak muda tanpa meninggalkan identitas, semestinya dibangun ruang, tempat atau berbentuk media yang bisa mengekspresikan diri mereka", tutupnya***
Reporter | : | Ardi Mahardika |
Editor | : | Dakta Administrator |
- KH. Syaifuddin Siroj Resmi Menjadi Ketua Umum Kota Bekasi 2024-2029
- Karang Taruna Kota Bekasi Siap Bersatu, Pasca Pilkada 2024
- MES dan Perguruan Tinggi Berkolaborasi Sosialisasikan Ekonomi Syariah
- PNM Bekasi Gelar Program Budidaya Maggot dan Pengolahan Sampah di Medan Satria
- DPD KNPI Kota Bekasi Bantah, Memasang Spanduk dengan Nada Tendensius Terhadap Lembaga Kejaksaan
- Pengamat Berharap Komunikasi Intens antara PJ Walikota dengan Walikota - Wakil Walikota Terpilih Demi Keberlangsungan Kota Bekasi Kedepan
- Tri Adhianto dan Haris Bobihoe Menangkan Pilkada Kota Bekasi 2024 Hasil Rekapitulasi 12 Kecamatan
- Memasuki Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Bersama Forkopimda Kota Bekasi Tertibkan APK
- Ketua DDII Kota Bekasi Ustd Salimin Dhani,Ajak Warga Doakan dan Pilih Paslon no 3,Ridho.
- Mimpi Besar TOD Kota Bekasi, Dishub : Ini Tugas Bersama Seluruh Elemen
- Logistik Pilkada Sudah Sampai Gudang KPU Kota Bekasi
- Masyarakat Kota Bekasi, Padati Kampanye Rapat Umum Paslon Pilgub ASIH
- Ridho Semakin Diminati Masyarakat Jelang Pilkada
- #SemuaBisaUmroh Akan Berangkatkan 361 Jamaah ke Tanah Suci
- BAZNAS Kota Bekasi Salurkan Sembako Santri dan Beasiswa S2 Pesantren pada HSN 2024
0 Comments