Nasional / Kesehatan /
Follow daktacom Like Like
Senin, 21/06/2021 13:45 WIB

Corona Melonjak, Bali Minta Pintu Wisatawan Asing Tetap Dibuka Juli

Ilustrasi obyek wisata di Bali yang tutup sementara
Ilustrasi obyek wisata di Bali yang tutup sementara
JAKARTA, DAKTA.COM - Kasus COVID-19 melonjak di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Bali. Meski begitu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali tetap meminta agar pariwisata untuk wisatawan mancanegara (wisman) tetap dibuka pada Juli mendatang.
 
"Inggih (ya harapan saya) tetap dibuka gitu ya dengan pertimbangan-pertimbangan seperti faktor cara-cara mengeliminir terpaparnya COVID-19 dengan prokes," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa saat dihubungi detikcom, Senin (21/6/2021).
 
"Jadi orang-orang yang datang adalah orang-orang yang sudah tervaksin berasal dari daerah aman COVID-19. Jadi segala ketentuan itu kita penuhi," imbuh Astawa.
 
Sesuai data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, kasus COVID-19 di Pulau Dewata kembali ke angka tiga digit yakni terdapat 106 kasus pada Minggu (20/6/2021). Jumlah kasus tersebut terdiri 93 orang terjangkit melalui transmisi lokal, 12 pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) dan satu orang pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
 
Akibat penambahan tersebut, jumlah kasus akumulatif di Bali mencapai 48.345 dengan 46.106 orang sembuh dan 1.535 orang meninggal dunia. Kasus aktif per Minggu kemarin mencapai 704 orang.
 
Astawa menjelaskan, pembukaan pariwisata Bali untuk wisman pada Juli mendatang masih berjalan sesuai rencana. Hingga saat ini belum ada perubahan sembari menunggu kepastian kasus COVID-19.
 
Namun, dirinya menegaskan, pembukaan pariwisata untuk wisman ini bukan ditentukan oleh Pemprov Bali, tetapi oleh pemerintah pusat. Dirinya di Dinas Pariwisata tetap berharap bisa dibuka Juli.
 
"Sekali lagi, ini bukan kita soalnya yang tentukan. Apakah itu jadi di-open atau tidak. Kan kita endak punya kewenangan untuk itu," tutur Astawa.
 
Menurutnya, dalam pembukaan pariwisata untuk wisman, faktor kesehatan menjadi penting untuk dipertimbangkan. Akan tetapi baginya, di samping kesehatan, faktor ekonomi juga penting.
 
Mengenai rencana pembukaan wisman ini, pihaknya telah menyiapkan berbagai hal, mulai dari standar operasional prosedur (SOP) di bandara; standardisasi cleanliness health safety and environment (CHSE); dan vaksinasi. Namun, COVID-19 meningkat di berbagai daerah terutama di Jawa.
 
"Nah hal-hal seperti ini kan juga bisa menjadi pertimbangan (atau) kajian bagi pusat," kata mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali itu.
 
Menurut Astawa, wisman yang belum divaksinasi diperbolehkan masuk ke Bali nantinya. Sebab, tidak boleh ada diskriminasi terhadap para pelancong.
 
"Artinya kan kita tidak boleh mendiskriminasi seperti itu. Itu katanya sih ada ketentuan, tidak boleh adanya mendiskriminasi katanya. Baik yang belum vaksin maupun yang sudah vaksin boleh (masuk Bali). Tapi kan dari negara-negara yang sudah pelaksanaan vaksinnya sudah banyak dan risiko COVID-nya rendah," kata dia.
 
Astawa berharap, nantinya ada satu penerbangan langsung dari suatu negara ke Bali sebagai ujicoba penerimaan wisman. Ketika sampai di Bali, wisman bakal menjalani karantina selama lima hari.
 
"Sampai dengan ketentuan yang ada saat detik niki (ini) kan seperti nika (itu). Kalau untuk perubahan-perubahan aturan yang lain belum ada nika," terangnya.
 
Astawa juga berharap, jika memang bakal dibuka, pengumuman tersebut tidak dilakukan secara mendadak. Harusnya, pembukaan pariwisata Bali untuk wisman bisa dilakukan 30 hari sebelum dibuka.
 
"Kan tidak bisa mendadaklah, misalnya besok dibuka sekarang diumumkan, kan endak bisa begitu. Paling tidak 30 hari sebelumnya itu sudah ada pengumuman," pinta Astawa.
Editor : Dakta Administrator
Sumber : detik.com
- Dilihat 1807 Kali
Berita Terkait

0 Comments