Bekasi / Kota /
Follow daktacom Like Like
Jum'at, 04/06/2021 08:41 WIB

Data Pikobar Covid 19 Tertinggi di Jawa Barat, Ini Kata Wali Kota Bekasi

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di GOR Patriot
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di GOR Patriot

BEKASI, DAKTA.COM - Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menanggapi kasus baru kenaikan Covid 19 di Kota Bekasi menjadi yang tertinggi di Jawa Barat sepekan terakhir (24-30 Mei 2021).

 

Hal ini terungkap dari data yang diunggah Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Provinsi Jawa Barat (Pikobar) bahwa Kota Bekasi mengalami kenaikan sebanyak 757 kasus.

 

Rahmat Effendi menjelaskan, kenaikan Covid 19 di Kota Bekasi benar adanya tapi tidak sebanyak 757 Kasus seperti yang terdata di Pikobar Jawa Barat. Akan tetapi kenaikan kasus itu berjumlah 519 kasus hampir relatif sama dengan Kota Bandung.

 

Menurutnya, ia tidak mengetahui bahwa Pikobar Jawa Barat menyebut Kota Bekasi tertinggi nomor 1 kasus tinggi. “Pikobar mengekspos dari mana data terkait Covid-19,” tandas Rahmat Effendi.

 

Ia menjelaskan, Dinas Kesehatan Kota Bekasi setiap pekannya melaporkan hingga per RT di wilayah mengenai kasus aktif yang masuk.

 

"Masyarakat pulang kampung karena diindikasikan peningkatan itu ada 519 kasus aktif sekarang melalui 3T, Tracing, Tracking, Treatment. Artinya, mudah - mudahan di Minggu ketiga, setelah hari Raya, kami sempat kaget setelah mengetahui data di Pikobar ditemukan 519 kasus di Kota Bekasi kurang lebih hampir sama dengan jumlah kasus di Bandung yang diketahui sebanyak 518 kasus," ujarnya.

 

Diakui Rahmat Effendi, kenaikan Covid- 19 saat ini di Kota Bekasi mencapai 2,1 persen.

 

"Kami sudah menjawab ke Gubernur Jawa Barat meluruskan berita- berita yang disampaikan seolah terdapat kejadian yang luar biasa di Kota Bekasi," paparnya.

 

Menurutnya, upaya yang dilakukan pihak Pemerintah Kota Bekasi sudah membentuk tim wilayah dengan membentuk 3T bahwa, terdapat kluster yang mengarah kepada kluster keluarga.

 

"Kita sudah melakukan Tracing,Tracking, dan Treatment. Bahkan, sebanyak 2,1 persen yang kami temukan berdasarkan data yang ada," ungkapnya.

 


 

Reporter : Warso Sunaryo
- Dilihat 1022 Kali
Berita Terkait

0 Comments