Nasional / Ekonomi /
Follow daktacom Like Like
Kamis, 08/04/2021 13:16 WIB

Penanganan dan Permasalahan Air Bersih di Kota Bekasi Harus Diselesaikan

ilustrasi air PAM keluar kecil.foto ist
ilustrasi air PAM keluar kecil.foto ist

BEKASI, DAKTA.COM - Pelayanan distribusi air bersih bagi warga di Kota Bekasi kerap menuai keluhan. Entah itu airnya keruh, bau dan respons lambat dari pemangku jabatan harus menjadi serius ke depannya.

 

“Laporan pelanggan yang sudah sampai dari Radio Dakta, kami sampaikan bahwa pelayanan kami ini dilakukan oleh dua operator. Pertama PDAM Tirta Bhagasasi, kemudian yang kedua kami yaitu Tirta Patriot,” kata Direktur Bidang Teknik Perumda Tirta Patriot, Tjetjep Achmadi dalam dialog publik bersama Dakta bertema; Sampai Kapan Air PAM Kotor dan Mampet?, Kamis (8/4).

 

 

Penanganan Perumda Tirta Patriot, menangani di 4 kecamatan yakni Kecamatan Bekasi Utara, Medan Satria, Bekasi Barat dan Jatiasih.

 

“Memang di dalam pelayanan, kami ada bergantungan dengan pelayanan Perumda Bhagasasi. Karena jaringan pipa nya ada yang berdampingan, salah satunya memberikan pelayanan ke PDAM Bhagasasi dengan memberikan air curah,” jelas Tjetjep.

 

Tapi secara cakupan pelayanan, untuk Perumda Tirta Patriot masih terbilang kecil. Terhadap kepemilikan Perumda Tirta Patriot, sambungan rumah hanya 8 persen dari wilayah administrasi.

 

“Tetap tahap cakupan teknis 32 persen yang terdiri dari Kecamatan Bekasi Barat, Bekasi Utara, Medan Satria dan Jatiasih. Kemudian kita memiliki sarana untuk produksi diwilayah Perumda sekitar ada 850LPS. Salah satunya ada di Teluk Buyung, Kelurahan Marga Mulya sekitar 650 LPS dan satu lagi wilayah Jatiasih 200LPS. Tapi baru terbangun 100 L, nanti akan terus terbangun,” paparnya.

 

“Kapasitas yang kita laksanakan diwilayah produksi Teluk Buyung, dari 650 baru diproduksi 480 - 500 LPS jadi masih punya kapasitas untuk pengembangan ke depan,” lanjut Tjetjep. 

 

Kemudian kualitas air, terkait dengan pengaduan pelanggan, untuk kualitas, Perumda Tirta Patriot mempunyai kuliatas yang tertuang di Kemenkes No 492 tahun 2010 yang dinyatakan kualitas air minum.

 

“Tentu kita semua dari instalasi sudah mengacu dari situ. Jadi kualitas air selalu dikirim ke Dinkes untuk diperiksa dari masing - masing pelanggan. Tiap bulan kita mengadakan sampel uji air minum apakah itu memenuhi persyaratan atau tidak,” pungkas Tjetjep.

 

Permasalahan yang terjadi, seperti air kecil, keruh, tidak keluar, meter rusak, meter buram, pipa bocor.

 

“Dan hal - hal itu sebetulnya permasalahan yang sangat minor (kecil, red).  Nah kita mempunyai tabel, bahwa pengaduan dari pelanggan kami, itu sekitar 300 pengaduan, tapi itu semua minor permasalahan. Jadi kalau ditangani oleh tim distribusi itu sehari dua hari selesai, apalagi kalau hanya air keruh dibuka saja dan dibuang isi dalamnya ya bersih lagi,” pungkasnya. 

 

Menurut Tjetjep, keluhan yang paling besar, bahwa pelayanan itu disokong oleh air baku dari Perum Jasa Tirta 2 melalui bendungan. Akan tetapi air baku yang diterima kondisi saat ini, tidak ada permasalahan.

 

Tetapi kalau kondisi mendekati musim kemarau, itu permasalahan yang sering terjadi, sehingga kinerja kita langsung drop seperti dilihat di bendungan air hitam.

 

“Padahal kami mempunyai kerja sama dengan pihak PJT 2, kemudian kita melakukan pembayaran air sesuai dengan ketentuan. Tetapi air yang kami terima, kuantitasnya lebih banyak dari Kali Bekasi. Sekarang memang bagus, karena di Bogor sering hujan jadi tidak ada masalah.  Tapi kalau sedang musim kemarau terjadilah kinerja kita drop, kapasitas produksi drop, pelayanan ke masyarakat menjadi bermasalah. Sehingga kapasitas produksi itu sampai 60 persen tidak bisa melayani,” jelas Tjetjep.

 

Ia berharap, DPRD Kota Bekasi dapat mendorong permasalahan air baku yang dialami Perumda Tirta Patriot. “Bisa diambil (air bakunya) dari Tarum Barat saja,” ujarnya.

Reporter :
- Dilihat 1872 Kali
Berita Terkait

0 Comments