Pemerintah Kaji Buka Jalur Kereta ke Borobudur
YOGYAKARTA, DAKTA.COM - Kementerian Perhubungan berencana membuka jalur kereta menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Sejumlah kajian tengah dipersiapkan agar wisatawan bisa berkunjung ke Borobudur naik kereta.
Direktur Prasarana Perkeretaapian Kemenhub, Heru Wisnu Prabowo mengatakan, pihaknya saat ini tengah mengukur kondisi topografis menuju wilayah Candi Borobudur yang diapit oleh empat gunung besar.
"Kita lagi tataran untuk trasenya, karena kereta api ini kan enggak bisa di daerah yang terjal. Gradiennya juga kan terbatas, sehingga kita lagi mencari trase yang terbaik," ujar Heru di Yogyakarta, Rabu (7/4).
Kemenhub menyediakan dua alternatif rute kereta menuju Borobudur, apakah lewat Stasiun Patukan di Kulonprogo, atau dari Stasiun Sentolo di Kabupaten Sleman.
"Sebetulnya dulu tuh sudah ada, lewat di Patukan ke arah Magelang. Ini memang karena enggak operasi, keretanya jalurnya peruntukannya sudah berbeda sekarang, banyak rumah-rumah, bukan dipakai untuk jalur kereta api," ujarnya.
"Sementara kita sebenarnya punya kereta dari Bandara YIA (Yogyakarta International Airport). Itu terlalu jauh ke arah Patukan. Ini ke arah Sentolo, belok ke atas menuju utara," jelas Heru.
Terkait jenis moda yang akan digunakan, Heru belum bisa mengungkapkan apakah itu nanti akan berbentuk kereta rel listrik (KRL) atau kereta rel diesel (KRD). Selain itu, dia juga belum bisa memaparkan perhitungan biaya yang bakal dikeluarkan.
"Kalau ditanya berapa biayanya belum tahu, karena trasenya lagi dihitung panjangnya berapa, jalurnya lewat mana. Karena orang yang kalau dari Yogya tentunya akan deket ke Patukan, terus naik ke atas. Kalau orang turun Kulonprogo (Bandara YIA) mau langsung ke Borobudur, enaknya ya lewat Sentolo lebih deket," tuturnya.
Selain menghitung dari sisi aksesibilitas, Kemenhub disebutnya juga terus mempelajari kondisi topografi di sekitar wilayah menuju Borobudur. Sehingga ongkos anggaran daripada pembangunan jalur kereta ini nantinya tidak terlalu tinggi.
"Apakah memang bener orang yang turun dari YIA itu langsung ke Borobudur? Apakah orang itu mau ke Yogya dulu baru ke Borobudur? Ini yang akan dikaji, sehingga nantinya akan lebih efektif," pungkas Heru.
Reporter | : | Ardi Mahardika |
- ARM HA-IPB DISTRIBUSI 210 PAKET BANTUAN TAHAP 2 KE CILOPANG DAN PANGIMPUNAN, SUKABUMI
- Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12 Persen Berpotensi Perparah Kesenjangan Ekonomi
- KPK Sita Dokumen & Bukti Elektronik Terkait CSR Bank Indonesia
- Kemana Ridwan Kamil Usai Kalah di Jakarta?
- RIDO Batal Gugat Hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi
- Tinggalkan Anies, Suara PKS Makin Jeblok
- PEMERINTAH MASIH MENGABAIKAN ANGKUTAN JALAN PERINTIS
- Miftah Maulana Mundur dari Utusan Khusus Presiden Prabowo
- KONSEP GURU MENURUT MOHAMMAD NATSIR
- Baitul Maqdis Institute Sampaikan 11 Resolusi Palestina dan Dunia Islam kepada Wakil Menlu RI, Anis Matta
- Empat Alasan Mengapa UU Pengelolaan Zakat Rugikan LAZ
- IDEAS: Dana BOS Tak Cukup Angkat Kesejahteraan Guru Honorer
- Bamsoet Minta Polri Jerat Bandar Narkoba Dengan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
- UMKM Pertanian-Perikanan yang Utangnya Dihapus
- Kebijakan Dan “Potensi Keuntungan”, Sepatutnya Tidak Digunakan Dalam Tindak Pidana Kerugian Keuangan Negara
0 Comments