BANJARMASIN, DAKTA - Aksi Relawan Mandiri Himpunan Alumni IPB (ARM HA-IPB) bekerja sama dengan Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Alumni IPB Kalimantan Selatan (DPD HA-IPB Kalsel) menyalurkan 600 paket sembako dan bingkisan anak serta 160 jeriken air minum kapasitas 18 liter (total 2.880 liter) ke dua wilayah kabupaten Banjar dan Barito Kuala.

Bantuan tersebut disalurkan dalam aksi kemanusiaan dari Sabtu hingga Senin (20-22 Februari 2021). Tim relawan ARM mengunjungi empat desa di Kabupaten Banjar, tepatnya Desa Keliling Benteng di Kecamatan Martapura Barat dan Desa Paku Alam, Desa Sungai Madang, serta Desa Sei Tandipa di Kecamatan Sungai Tabuk. Bantuan serupa disalurkan ke Desa Jejangkit Timur, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala.

ARM dan DPD HA-IPB Kalsel juga menjangkau Kecamatan Hantakan dan Batu Benawa di Kabupaten Hulu Sungai Tengah untuk menyerahkan enam unit tandon air fiber (toren) kapasitas 650 liter per tandon demi membantu hampir 600 KK di tiga desa.

“ARM dan DPD HA-IPB Kalsel menyerahkan semua bantuan tersebut langsung kepada warga di masing-masing lokasi,” kata Ir. Totok Dewanto, Ketua DPD HA-IPB Kalsel, yang ikut terjun ke lapangan bersama relawan.

Mengingat lokasi desa-desa tersebut tak semua berada di daerah yang mudah diakses, tim ARM dan DPD HA-IPB Kalsel berinisiatif menggunakan perahu (jukung) agar paket sembako, bingkisan anak-anak, dan air bersih tersebut sampai di tangan warga.

“Air bersih untuk komunitas menjadi hal urgen untuk diatasi, karena itu ARM dan DPD HA-IPB Kalsel berinisiatif mendonasikan enam tendon air kapasitas masing-masing 650 liter demi memastikan warga memiliki wadah penampungan ketersediaan air bersih yang layak untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Ir. Ahmad Husein, M.Si., Ketua Umum ARM HA-IPB.

Sebelumnya, hujan dengan intensitas yang tinggi sejak pekan pertama Januari bulan silam di beberapa wilayah Kalsel telah mengakibatkan banjir yang meluas di hampir seluruh wilayah Kalsel. Pekan lalu, di bulan Februari hujan deras kembali menyebabkan beberapa kawasan kembali tergenang, memaksa warga untuk kembali waspada.